Membicarakan masalah ini bakal tak ada habisnya. Tapi tantangan ke depan akan semakin berat. Ekonomi dunia menjadi tak karuan sewaktu-waktu tsunami krisis ekonomi bisa meluluhlantakan bangsa ini. Kita pun dihadapkan pada perdagangan bebas di kawasan ASEAN. Tantangan dan peluang bertindihan seperti dua mata pedang, yang jika tak hati-hati bisa memenggal leher kita sendiri.
Suka tidak suka, mau tidak mau kita harus MEREVOLUSI MENTAL. Dari Pecundang Menjadi Pemenang. Dari takut atas penolakan menjadi PENCARI PENOLAKAN. Hukum Pareto 80:20 adalah bukti empiris bahwa dalam hidup Anda akan mendapati lebih banyak penolakan. Lalu kenapa harus takut ditolak?
Anda tidak akan mati jika hari ini mendapatkan 100 kali penolakan apalagi cuma satu atau dua kali penolakan. Kita sudah banyak membaca dan mendengar bagaimana para leader diperlakukan tidak mengenakan ketika mengedukasi dan sharing tentang bisnis ini. Jika mereka hanya mengharapkan penerimaan dan closingan setiap edukasi pastinya "nyawa" mereka tidak bakal panjang dalam bisnis ini. Karena penolakan yang mereka dapatkan jauh lebih banyak dari penerimaan.
Ketika Anda jalan melakukan edukasi pasti harapan Anda inginnya 100% berujung dengan closingan. Nyatanya, hal itu adalah sebuah kemustahilan. Jika dari awal jiwa Anda miskin, maka endingnya sudah tertebak. Karena Anda merasakan penolakan itu rasanya perih dan sakit banget.
Revolusi mental. Balik cara berpikirnya. Setiap edukasi patok target berbeda, jangan hanya berpatok pada CARI PENOLAKAN 100%. Tapi BELI PENOLAKAN itu dengan harga berapapun. Karena bisnis ini bisa memberi lebih dari uang yang kita keluarkan.
Beli waktu mereka dengan hadiah, traktiran atau dengan galon kangen water. Jika mereka tetap menolak, ya belajarlah untuk ikhlas karena itu bagian dari prosesnya.
Nah, apakah Anda senang jika DITOLAK? Seharusnya Anda senang karena tujuan Anda tercapai meski endingnya dengan penolakan. Pikiran Anda tidak terbebani oleh TAKUT PENOLAKAN. Closing tidak closing itu bukan radar utama misi edukasi Anda. Hadirkan rasa senang dan happy setiap Anda mengedukasi siapa saja. Orang akan bisa menilai sendiri ketulusan hati Anda. Hati hanya bisa disentuh dengan hati...
Teorinya memang mudah. Tapi realitanya sangat jauh berbeda. Inilah tantangannya dan di sinilah letak perbedaan mencolok antara Anda dengan para leader.
Jika sampai detik ini Anda tidak juga bergerak untuk edukasi dan share bisnis ini, bisa ditebak Anda PASTI TAKUT DITOLAK.Â
Yogyakarta, 22 Juli 2015
Â