Mohon tunggu...
Joni Lis Efendi
Joni Lis Efendi Mohon Tunggu... wiraswasta, writer, kangenpreneur -

Pembelajar sederhana. Provokator kebajikan. Distributor Kangen Water, IG @joni_kangenwater | @bookpreneur | www.penerbitwr.com | www.kangenwater-id.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PON RIAU, TITIK AWAL KEHANCURAN OLAHRAGA INDONESIA...

13 September 2012   16:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:31 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stadion Utama Riau yang masih belum 100% selesai ketika upacara pembukaan, 60% bangku stadion kosong (katanya hanya terisi sekitar 15 ribu penonton dari kapasitas 45 ribu tempat duduk), karena mahalnya tiket masuk, veneu sofbol dan pinbol yang hanya selesai 40% dengan kondisi yang sangat tidak layak, lapangan menembak yang dindingnya jebol karena konstruksi asal-asalan dan kejar tayang, gedung bilyar yang bocor, kanopi arena tenis yang ambruk, lapangan futsal Tembilan yang mengenaskan, sampai wisma atlet yang belepotan pengerjaannya padahal sejumlah pertandingan sudah dilangsungkan tapi atlet dan ofisial sejumlah provinsi harus menginap di penginapan yang sebagian tidak layak untuk atlet, begitu juga dengan tribun dayung di Danau Buatan, yang tidak juga rampung, dan lain-lain....

Ini hanyalah berita yang sering diekspos media, kalau ditotal dengan yang luput dari pantauan, mungkin akan bertambah lagi catatan-catatan "merah" tentang kesiapan dan kesanggupan Riau sebagai tuan rumah olahraga terbesar di Indonesia ini. Saya tahu betul bagaimana ambisi Tuan Rusli Zainal (RZ) yang setelah PON ke XVII telah menyatakan bahwa Riau pasti bisa menjadi tuan rumah terbaik untuk PON ke-XVIII. Tapi nyatanya, seperti inilah kejadiannya.... masih jauh dari harapan.

Saya ingat betul bagaimana gembar-gembor Tuan RZ yang mencanangkan tiga sukses PON Riau 2012: sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, dan sukses ekonomi rakyat. Tapi nyatanya, sukses pertama yakni SUKSES PENYELENGGARAAN sudah sangat jauh panggang dari api, sukses prestasi sepertinya tim Riau masih kalah saing dengan 4 provinsi dari pulau Jawa, soal sukses ekonomi rakyat sangat tidak jelas standar dan indikatornya...

Carut-marut PON Riau bukan hanya perkara kesiapan/kelayakan veneu dan wisma atlet tapi juga merembes menjadi kisru pelaksanaan pertandingan, terutama di cabang olahraga sepakbola yang diawali dengan intervensi KONI dan BAORI tentang pencekalan tim-tim yang diakui PSSI yang sah, pengusiran wasit dan ofisial pertandingan PSSI oleh panitia PB PON, yang paling menonjol adalah intervensi Ketua Umum KONI Tono Suratman yang melabrak aturan sendiri dengan membatalkan pendiskualifikasian tim sepakbola Jawa Barat. Intervensi KONI yang terlalu jauh dalam menentukan sah tidaknya kemenangan sebuah pertandingan adalah insiden serius bagi pembinaan prestasi olahraga negara ini. Karena dalam UU Keolahragaan sudah jelas bahwa induk cabang olahraga tertinggi yang berhak mengesahkan hasil akhir pertandingan, bukan wewenang KONI untuk mengesahkan hasil pertandingan tapi mereka hanya sebagai koordinator saja.

Kisru pertandingan PON yang sampai menyebabkan tauran juga terjadi di cabang tinju dan karate, lagi-lagi karena kecewa dengan hasil penilaian wasit dan dewan juri, serta panitia yang tidak bekerja sesuai aturan main.

Buruknya penyelenggaraan PON dan tidak dijunjungnya sportifitas dalam pertandingan, adalah INSIDEN SERIUS bagi kemajuan olahraga Indonesia. Mungkin ini menjadi PON PALING KACAU selama penyelenggaraan PON selama ini...

Saya pribadi mempertanyakan profesionalitas panitia penyelenggara PON dan integritas ketua umum KONI dan perangkatnya dalam penyelenggaraan PON, serta mandeknya fungsi pengawasan yang dilakukan Kemenpora. Jika ini tidak ada perbaikan dan kemajuan, semua ini adalah awal bagi KEHANCURAN OLAHRAGA INDONESIA. Anda boleh tidak sependapat dengan saya, tapi saya melihat kecenderungannya ke arah sana dengan berkaca pada semua "kekacauan" penyelenggaraan PON Riau.

CATATAN SERIUS: PON  terus berjalan dengan segudang masalahnya, tapi kasus korupsi PON Riau masih terus bergulir di Pengadilan Tipikor Pekanbaru, dan KPK juga sudah memeriksa belasan orang. Sangat kuat dugaan ada skandal KORUPSI besar di balik semua carut-marut PON Riau 2012 ini. Setelah PON berlangsung, siap-siap KPK akan melakukan aksi beres-beres kasus korupsi PON yang berserakan itu.

SUNGGUH AMAT IRONIS...! Jika mereka-mereka yang menciptakan semua kekacauan PON Riau tidak ditindak tegas. Puncak tertinggi yang harus dievaluasi sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas semua kekacauan PON Riau adalah Ketua Umum KONI, Menteri Kemenpora, Gubernur Riau, dan Ketua PB PON Riau...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun