Mohon tunggu...
Jonina
Jonina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Murid

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pahlawan Pertamaku

18 November 2022   08:12 Diperbarui: 18 November 2022   08:23 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Hati seorang ibu adalah ruang kelas tempat anaknya belajar." - Henry Ward Beecher.   

Apakah seorang pahlawan bagimu? Bagiku seorang pahlawan adalah sosok yang aku kagumi, seseorang yang baik hati, tegas, dan penyayang. Dan yang paling penting, seseorang yang mengorbankan dirinya untuk orang lain. Semua hal itu cocok mendeskripsikan Mamiku.  

Mami lahir pada tanggal 13 Desember 1973. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Tak dapat dipungkiri bahwa Mami merupakan sosok paling sentral dan monumental dalam hidup aku. Rasanya, tidak berlebihan jika aku sendiri menyebut Mamiku sebagai pahlawanku.   

Mamiku cerdas dan berwawasan luas. Beliau adalah seorang dokter lulusan UKI. Ia juga selalu mengajarkanku. Mami adalah seorang yang pantang menyerah dan bekerja keras. Saat masa-masa SMA, Ia bekerja keras agar dapat diterima Universitas, dengan jurusan kedokteran. 

Dulu, Ia adalah seorang bendahara OSIS di sekolahnya karena ia berjiwa sosial dan suka melayani orang lain.   

Tak hanya itu, mami menyayangi semua hewan. Mami memiliki rasa empati dan simpati yang tinggi, apalagi untuk binatang. Jika ada hewan yang membutuhkan rumah, sudah pasti mami bawa pulang. Dari kecil sampai saat ini, keluargaku memiliki banyak sekali hewan. Sekarang, kami memiliki tiga kucing, satu anjing, satu burung, tiga sugar glider, banyak sekali ikan, dan bahkan seekor bebek. Aku dan Mami gemar mengurus hewan-hewan.   

Mami suka bercerita tentang kehidupannya, apalagi masa-masa mudanya. Saat aku memulai SMA, Mami bercerita tentang keseruan masa SMA-nya. Aku berharap masa SMA-ku bisa seseru masa SMA Mamiku.   

Aku sangat dekat dengannya, lebih dekat dari rata-rata ibu dan anak. Mami selalu menginspirasi aku menjadi orang yang berwawasan luas, sepertinya, sepertinya. Mami selalu menjadi tempat aku bercerita tentang semuanya. Tentang teman-teman, sekolah, apapun itu, pasti ia akan dengarkan. Mami adalah tempat aku mendapat opini dan saran. Mami mendorong aku untuk menjadi yang terbaik. Mami mendukung semua hobi dan cita-citaku.   

Bagaimana aku bisa sangat dekat dengannya? Mungkin karena Mami bukan tipe Ibu-ibu yang terlalu ketat dengan peraturan. Mami tidak gampang marah karena kesalahan-kesalahan kecil yang aku buat. Aku jadi merasa aman untuk menceritakan keluh kesah kepadanya. Mami juga tidak pernah menghakimi orang lain. Menurutnya, tidak ada manusia jahat di dunia. Kita semua hanya manusia yang kadang-kadang melakukan hal jahat. Aku dan Mami memiliki banyak hobi yang sama. Kami gemar dengan binatang, kami gemar membaca, dan juga menonton film.   

Seumur hidupku, aku tidak pernah bohong karena nilai sekolah. Mami tidak pernah menekan aku untuk mendapat nilai-nilai bagus. Ia hanya memberikan fasilitas belajar, dan mendorong aku untuk tetap semangat. Jika aku memiliki nilai jelek, biasanya malah aku yang sedih, bukan Mami.   

Walaupun banyak teman-teman dokter Mami yang menyuruh anaknya menjadi dokter juga, supaya meneruskan profesi itu, Mami tidak pernah menyuruh aku untuk menjadi sepertinya. Mami menyuruh aku untuk mencari diriku sendiri, dan berkarir sesuai kemauanku. Katanya, jika karirku tidak sesuai dengan kemauanku pribadi, aku akan terbebani saat bekerja nantinya.   

Akut tau, menjadi seorang Ibu bukannlah hal yang mudah. Sangat banyak pekerjaan rumah yang dilakukannya. Seperti menyapu, membersihkan kamar, dan lainnya. Tidak hanya itu, Mamiku juga bekerja. Sehabis itu, Mamiku harus kembali pulang dan mengurus anak-anaknya, memasak, dan mengerjakan pekerjaan rumah lagi. Tidak terbayang betapa lelah kehidupan menjadi seorang Ibu.   

Pahlawan dalam hidupku pasti akan terus bertambah. Namun Mami adalah pahlawan pertamaku.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun