Mohon tunggu...
joni liwu
joni liwu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Nama: Yohanes Joni Liwu,S.Pd, lahir di Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur pada tanggal 26 Januari 1969.Menamatkan pendidikan di SDK Hewa ( 1981 ), SMPN 1 Wulanggitang- Boru (1984 ), SMA Katolik St. Darius-Larantukan ( 1987 ), dan menyelesaikan Pendidikan Tinggi pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP- Univeristas Nusa Cendana ( Undana ) Kupang ( 1993 ). Kini mengajar di SMP Negeri 13 Kota Kupang, setelah sebelumnya mengajar di SMP Negeri 3 Rote Barat Daya ( 1995-2000). Semenjak kuliah menjadi koresponden Surat Khabar Mingguan Dian (1987-1993) dan menjadi reporter Surat Kabar Mingguan Media Flobamora (1993-1995). Mengikuti Workshop Jurnalistik bagi Guru SMP, Yogyakarta,2014. Menjadi peserta terbaik ke- 3 Lokakarya Membaca, Menulis dan Apresiasi (MMAS ) Okotber 2014 di Bogor. Mengikuti Kegiatan Kelas Literasi Bahasa Indonesia dan Pembentukan Komunitas Baca Sastra dan Bahasa bagi Guru SMP/ MTs di NTT, Kupang, April 2018. Mengikuti Pelatihan Fasilitator Literasi Baca- Tulis Tingkat Region Bali- Nusa Tenggara. Denpasar-Bali, Mei 2019. Menulis puisi dan cerpen dalam majalah Loti Basastra, Kantor Bahasa NTT ( 2018 ). Menulis beberapa opini, cerpen dan puisi di Harian Umum Flores Pos dan Harian Umum Pos Kupang. Dan beberapamedia online di NTT, yakni Warta Guru NTT dan Media Cakrawala NTT, dan Radar Timor. Menulis beberapa cerpen pada Harian Repulbika. DAFTAR BUKU 1. Karya Solo: 1). Mengembara di lautan Cinta, Antologi Puisi ke- 1, Penerbit Delta Pustaka,Jombang- Jawa Timur, Agustus 2020. 2). Bahana Cinta , Antologi Puisi ke- 2, Penerbit Delta Pustaka,Jombang- Jawa Timur, 2020. 3) Denting Baobala di Bulan Juli, Antologi cerpen, Penerbit Delta Pustaka,Jombang- Jawa Timur, November 2020. 4.Menyadap Himah menulis Kisah, Penerbit Adab,Jl Intan Blok C2,Paben udik Indramayu, Jawa Barat, Cet Pertama 2023 B.Buku Karya bersama: 1. Antologi Puisi Pendanda Sejarah Surga kaum Rebahan, antologi pusi bersama 50 Guru di Indonesia, Delta Pustaka,Jombang Jawa Timur,Mei 2020. 2. Antologi Cerita Penanda Sejarah LOCKDOWN ( Antologi bersama 50 guru di Indonesia), Delta Pustaka,Jombang Jawa Timur, 2020 . 3. Antologi bersama Pembelajaran Penanda Sejarah Era Pandemi, Delta Pustaka,Jombang Jawa Timur, Oktober 2020) 4. Demi Anak, 41 Tulisan yang Menentukan masa Depan , Penerbit Wahana Resolusi, Umbulharjo- Yogyakarta, November 2020. 5. Pandemi Lahirkan Inovasi, Praktik Pembelajaran Jarak jauh, Penerbit Wahana Resolusi,Umbulharjo- Yogyakarta, November 2020. 6. Kecapi Batin, Antologi Cerpen Peserta Didik SMPN 13 Kota Kupang, Bajawa Press, Yogyakarta, Agustus 2020 7 Tentang Buka Buku ( Antologi Cerpen dan Puisi Kelas Literasi da Komunitas Baca Sastra Guru SMP/MTs di Nusa tenggara Timur, Kantor bahasa NTT, 2018. 8. Catatan Rindu Seorang Guru, Pustaka Badung Bali, Februari 2021 . 9. THE INFLUENCER,Kisah tentang orang-orang atau peristiwa yang mempengaruhi jalan hidup, Penerbit Whana Resolusi, Yogyakarta, Februari,2021. 10.Cerpen 300 Kata tanpa Dia, Penerbit Wahana Resolusi,Umbulharjo- Yogyakarta, April 2021. 11.Tanah Langit NTT, 47 Tulisan Karya Penulis NTT, Penerbit Garudhawaca, Juni 2021. 12. Memoar Jajanan Pasar, Penerbit Wahana Resolusi, Umbulharjo- Yogyakarta, Juli 2021) 13. Merantas Belenggu. Dari pribadi Uncounfident jadi Lebih Percaya diri.IQRI Semesta Press, Jombang, Jatim. September 2021. 14. Melukis Kata, Menulis Asa, Potret Kota Kupang dalam Catatan Para Pendidik Generasi, Moya Zam-zam Bantul Yogyakarta, Cetakan 1, Agustus 2021. 15.Mobil Ayah, Antologi Flash Fiction, Cetakan Pertama,SIP Publishing,Anggota IKAPI, HL Curuk Cipendok KM 1 kalisari,Kab. Banyumas, jawa Tengah, Februari 2022. 16. A Boook of Love, 33 Cerpen Inspiratif, Semesta, Yayasan IQRO Semesta, Jombang, Mei 2022 17. Jujur, Penerbit Karya Bakti Makmur ( KBM ) Indonesia, Balen, Bojonegor, Jawa Timur, Januari 2023 18.Menjaga Asa di Masa Korona, Antologi Kisah Inspiratif,Cet.ke-1,C.V. Citra Berkarya, Labuhan Batu, Mei 2022. 19. Si Nenek Bungkuk, Antologi Flash Fiction,SIP Publishing ( Anggota IKAPI ),Kali Sari Cilongok,Kab, Banymas, Jawa tengah, Cet.Pertama Maret 2023. 20.INTERNAL AFFAIR, Antologi Flash Fiction,SIP Publishing ( Anggota IKAPI ), Kali Sari Cilongok,Kab, Banymas, Jawa tengah, Cet.Pertama April 2023. 21.Kumpulan Kisah Inspiratif Cerita di Perjalanan, SIP Publishing ( Anggota IKAPI ),Kali Sari Cilongok,Kab, Banymas, Jawa tengah, Cet.Pertama Agustus 2023. 22. KISAH PARA PELUKIS WAJAH BANGSA, Antologi Artikel Ilmiah Populer Guru Sekolah Swasta Kota Kupang, Cet. Pertama, Moya Zam-zam, Bantul Yogyakarta, Januari 2021. 23. Inspirasi Nusantara 5, Kumpulan Pantun Budaya Nusantara, SIP Publishing,Anggota IKAPI, HL Curuk Cipendok KM 1 kalisari,Kab. Banyumas, Jawa Tengah,Cet pertama Juli 2024 Editor: Cerpen “Kecapi Batin” karya siswa-siswi SMPN 13 Kota Kupang. Menulis Epilog: 1.KUINGIN ( Antologi Puisi Yanti Pulungtana, Kristiana Marnuela, Margareta Lindiamahu ) 2.Kelang Berdendang ( Antologi Puisi Krispinus K. Niron ) 3.Orang Pilihan ( Antologi Puisi Karya Mery Constantiana Lola, Thomas A. Sogen, dan Yanti Ali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

baobala, ritual budaya memesona

19 Januari 2025   10:02 Diperbarui: 19 Januari 2025   10:02 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Kegembiaraan para petani saat menandak padi di Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT

BAOBALA, RITUAL BUDAYA MEMESONA

Bao bala adalah nyanyian ungkapan kegembiraan disertai Tandak ( injak padi ). Ketika panenan berlimpa atau orang mendapat padi yang banyak,maka harus pula mengundang banyak orang. Orang-orang itu hadir untuk menandak padi yang masih berbulir. Padi banyak memungkinkan orang untuk membeli gading. Gading pada zaman dulu hingga sekarang merupakan barang yang tak ternilai harganya atau sangat mahal. Memiliki gading atau mampu membeli gading sangat menunjukkan status sosial seseorang. Sehingga orang yang panenannya berlimpa memungkinkan ia untuk membeli gading.

Pada saat menandak padi dari hasil panenan yang berlimpah tersebut gading disematkan pada dahan pohon beringin . Pohon beringin dalam bahasa daerah Hewa (bahasa yang digunakan di Desa Hewa, Boru, Flores Timur) adalah Bao, dahan itu kleren, gading itu bala. Jika beringin disematkan gading disebut bao kleren bala.Sisi lain dari Bao Kleren Bala tersebut yakni tuan kebun harus bermurah hati: wine Naha li'u Teli beting, ga higun. Secara harfiah bermakna seorang saudari dapat menjunjung wadah berisi padi yang terberkati, sehingga ia layak makan nasi dari padi yang dipanen perdana.

           

Wine bermakna saudari, li'u itu menjunjung sebuah wadah bertali yang ditautkan dari kepala, sedangkan teli adalah sejenis wadah dibuat dari daun lontar berbentuk tabung dengan ukuran bervariasi. Keberhasilan tuan kebun yang ditandai dengan panenan berlimpa tersebut harus disyukuri bersama. Selanjutnya, sudah pula menjadi kewajiban jika keberhasilan itu tidak boleh dirahasikan atau dalam bahasa Hewa disebut Opo meta (dilarang merahasiakan). Termkatub makna bahwa warisan budaya yang juga mengajarkan tentang hal memberi bagi yang memiliki atau berkelimpahan dari ritual baobala.

           

Masih menyoal Baobala sebagai nyanyian yang menggembirakan. Nyanyian akapela dengan syair berwujud pantun kilat tersebut belum dibukukan hingga sekarang. Itu berarti hanya diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, larik-larik tersebut selalu mengandalkan ingatan. Baobala hanya dapat dilagukan saat pesta panen. Di atas tikar besar saat pasangan yang berduet sambil menandak bulir-bulir padi, akan terdengar beragam larik berwujud pantun kilat. Menarik, karena beragam tema, dari cinta hingga nasehat-nasehat bijak meluncur dengan sendirinya dari mulut para pelantunya. Keseruan semakin terlihat kala pasangan-pasangan yang berduet tersebut melantunkan larik-larik baru secara bersahut-sahutan. Sebuah larik dari pasangan sebelumnya harus dijawab oleh pasangan-pasangan berikutnya, tetapi larik-larik itu mengusung tema yang sama. Jika demikian maka akan berwujud sebuah cerita penuh makna, walau kadang dibumbui kejenakaan.

Baobala yang dilagukan kaum muda akan berbeda dengan kaum tua. Hampir pasti kaum tua yang makan garam tentu akan cepat menanggapi baobala yang dilantunkan kaum remaja dengan diksi simbolis, sarat makna, padat berisi. Keseruan mendengar larik-larik itu tidak saja menjadi perhatian para petandak tetapi juga semua hadir termasuk kaum perempuan.

Pada sekali tandak untuk ukuran beberapa karung padi ada jeda waktu yang disebut hawung. Saat itu, orang lain yang tidak terlibat dalam menandak padi akan memberishkan bulir padi dari tangkainya. Saat jeda pula para pelantun baobala akan merefleksi kesalahan atau kekeliruan saat berbaobala. Situasi yang sangat bersahaja memungkinkan siapapun merekatkan persaudaraan, kekeluarga. Kegembiraan saat menandak padi dengan baobala menjadi kegembiraan bersama, di saat itu pula wujud kebersamaan terpatri.

Sekelumit Larik Baobala

Pilihan-pilihan kata baobala memesona, bak memilih dan memilin diksi pada sebait puisi. Jika pengantar atau oret oleh seorang pemimpin, maka pasangan-pasangan baobala sudah harus menyambung oret tersebut dengan larik-larik bermakna simbolis atau setidaknya larik-larik itu harus mengusung tema pada oret tersebut. Keindahan bahasa sastra itu menambat batin semua yang hadir. Baobala bak kecapi batin, dentingmu membahana hingga setiap orang yang mendengarnya akan menulis dalam sanubarinya, bahwa baobala nanyian hati kan tetap terwaris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun