Mohon tunggu...
Joni Haryanto
Joni Haryanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lansia dan Daya Tahan Tubuh di Kulit

8 Oktober 2024   09:35 Diperbarui: 8 Oktober 2024   09:41 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lanjut usia selanjutnya di sebut lansia, yaitu orang yang telah berulang tahun ke 60 kali. Di Indonesia, lansia telah mengalami peningkatan persentase dibandingkaan jumlah penduduk yaitu lebih dari 12%. Kondisi kesehatan umumnya telah mengalami penurunan, yang sering diketahui dan nampak adalah keringnya kulit lansia. Hal ini sangat berpotensi kuman apatogen bisa menjadi patogen yang dapat menginfeksi kulit lansia, seperti eksim (dermatitis) psoriasis yang terlihat bekas garukan dan warna kemerahan serta pruritus.

Pada saat survey lansia di pengungsi akibat erupsi gunung semeru Lumajang, Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si Dosen Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga bersama Perawat Fahkrudin Kurdi mewakili Ikatan Perawat Gerontik Indonesia (IPEGERI) telah menemukan beberapa lansia mengalami gatal gatal dan terlihat proritus serta bekas garukan.

Lansia tersebut telah mengalami dermatitis (eksim). Setelah dilakukan wawancara secara singkat dari beberapa lansia yang mengalami gatal gatal. Mereka menyatakan bahwa penyebab adalah abu erupsi gunung semeru. Namun analisis bahwa abu, iklim kemarau, minum yang kurang dan stress yang berkepanjangan menyebabkan kulit lansia menjadi kering, sehingga berbagai faktor yang menstimulasi kulit lansia dapat menyebabkan gatal-gatal yang akhirnya di garuk lalu lecet. Kondisi ini berpotensi kuman apatogen berubah menjadi patogen sehingga menjadi proses infeksi dan terjadi dermatitis.

Secara Psikoneuroimunogi, bahwa lansia yang mengalami stres berkepanjangan akan menimbulkan kondisi imunitas yang menurun. Stres spikologis dapat menstimulasi Hipothalamus menghasilkan kortikotropin relasing faktor, yang memicu kelenja pituiteri menghasilkan Hormon Adeno Kortikotropik (ACTH) masuk kedalam darah dan menstimulasi berbagai kelenjar hormon didalam tubuh, yang salah satunya kelenjar adrenal dan berakibat peningkatan kortisol yang mensupresi limfosit T. Kita ketahui bahwa limfosit T adalah dirijen sistem ketahanan tubuh, bila tersupresi maka ketahanan tubuh menurun.

Dr Joni Haryanto, SKp., MSi Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga menyampaikan bahwa lansia oleh karena faktor yang didapat maupun faktor usianya dapat membuat atropi (pengecilan) kelenjar thimus yang berada di balik tulang sternum dada. Akibat thimus yang mengecil, pembelajaran limfosit T untuk pematangan akan deviasi sehingga proses maturasi ketahanan tubuh dalam sel menurun dan lansia mudah terkena dermatitis. Disisi lain bahwa, karena usia, kromosom mengalami pemendekan oleh sebab telomerase rusak akibat oksidator yang ada dalam tubuh lansia. Hal ini menjadikan daya tahan tubuh yang menurun dan kejadian dermatitis terjadi.

Konsep solusi Dr. Joni Haryanto SKp., MSi lansia harus mendapatkan gizi yang sehat, dan meningkatkan religisitas agar stres tidak berkepanjangan oleh keikhlasan diri lansia. Olah raga 3 kali seminggu berupa senam sehat Indonesia bisa dilakukan agar sel sel dalam tubuh cukup mendapatkan okseigen dept. Akhirnya kesehatan lansia terpenuhi dan terbebas dari dermatitis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun