Mohon tunggu...
Masihulan
Masihulan Mohon Tunggu... Belum punya -

Petualang dunia fantasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berikan saja atau biarkan saja

6 Oktober 2015   15:26 Diperbarui: 6 Oktober 2015   15:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sering tertawa diantara wajah lusuh dan lapar
wajah itu kusam dan kita memandang dengan wajah masam

Tangan yang menadah seolah tak mampu berbuat banyak
Seolah mereka tak pantas dikasihani
Padahal kita hidup karena dikasihani

Pujian sorgawi mengalun merdu di rumah ibadah
namun diseberangnya terdengar nyanyian minta tolong
Kita tidak tuli tapi kita tak peduli

Mata kita terlalu sering memandang langit
sampai tak melihat ada orang yang tidur di emperan toko
Kita berdoa supaya Tuhan datang menolong
Apakah Tuhan perlu datang?
Sementara ada manusia dikolong langit
Bukankah kita adalah utusan-Nya?

"Wah... tertalu miris memikirkan nasib orang lain sementara nasib kita saja tak tentu"
dalam hati kita berkata
kita lalu dan tak peduli..

 

**Tulisan lama kala itu di blog saya.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun