Kita sering tertawa diantara wajah lusuh dan lapar
wajah itu kusam dan kita memandang dengan wajah masam
Tangan yang menadah seolah tak mampu berbuat banyak
Seolah mereka tak pantas dikasihani
Padahal kita hidup karena dikasihani
Pujian sorgawi mengalun merdu di rumah ibadah
namun diseberangnya terdengar nyanyian minta tolong
Kita tidak tuli tapi kita tak peduli
Mata kita terlalu sering memandang langit
sampai tak melihat ada orang yang tidur di emperan toko
Kita berdoa supaya Tuhan datang menolong
Apakah Tuhan perlu datang?
Sementara ada manusia dikolong langit
Bukankah kita adalah utusan-Nya?
"Wah... tertalu miris memikirkan nasib orang lain sementara nasib kita saja tak tentu"
dalam hati kita berkata
kita lalu dan tak peduli..
Â
**Tulisan lama kala itu di blog saya.