Mohon tunggu...
Maizon Putra
Maizon Putra Mohon Tunggu... Guru - Manusia pembelajar

Pendidikan Luhur Modal Keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

AL-Fatihah

21 Maret 2021   00:03 Diperbarui: 21 Maret 2021   00:38 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kota metropolitan ,, hiduplah sepasang pengantin yang baru menikah. 

Suatu hari sang istri pergi ke pengajian ibu ibu RT di tempat mereka tinggal, sang ustadzah meminta kepada semua yang hadir untuk menghafal surat Alfatihah, karna ustazah  melihat, masih banyak ibu ibu muda di komlek ini belum hafal surat Alfatihah. maklum saja,, komplek RT mereka merupakan komplek orang orang elit, setelah usai pengajian,, sang istri pulang ke rumah dan meminta kepada sang suami untuk mengajarkan surat Alfatihah.

"yang,..  Ajari dedek baca surat Alfatihah,, sebab pertemuan berikutnya di minta sama ustazah untuk menyetorkan hafalannnya," kata sang istri,   lalu suaminya menjawab lansung.
" Bismillahirrohmanirrahim, Kulhualoohu Ahad".  Dibaca sampai akhir,, tapi istrinya heran karna yang di dengar pada saat pengajian bukan seperti itu,, dan sang istri pun bertanya "yang perasaan  dedek dengar bukan seperti itu yang dibaca sang ustadzah".  Kemudian dengan santai dan sombong sang suami menjawab,, siapa guru kamu itu, kok ngak tau Alfatihah,,.
Dan istrinya pun hanya diam bingung..
Diapun menghafal apa yang dibacakan oleh suaminya. 

Hari Ketiga menghafal. 

Dengan lancar membaca surat Alfatihah yang diajarkan oleh suaminya, 

"Suhanalaaaaah,  istriku yang cantik ini sudah hafal yang aku  ajarkan, sapa dulu yayang nya ". 

Lalu istinya pun dengan senyum simpulnga menjawab" terimakasih yang, berkat ayang ,  dedek sudah hafal". 

Sambil begumam dalam hati "aku betul betul beruntung dapat suami yang pintar,, sudah S2, punya pekerjaan yang mapan dan pintar pula dalam mengajarkan aku bacaan Alfatihah . 

Di rumah Mertua. 

" Assalamualaikum pak,.. buk" sambil mengedor pintu depan rumah mertuanya. 

"Walaikumsalam.. Eeee ada menantu bapak yang datang, lah kok sendiri saja?  Tanya mertuanya. 

 "iya pak,, abang masih di kantor, tadi sudah pamit sama abang ke sini, oh ya pak ibu ada,?  

" ooo.  Itu ada ibu kamu di belakang lagi buat kue bolu ". 

Kemudian sang menantupun melangkah menuju ke dapur untuk melihat ibu mertuanya.

Tidak jauh berbeda kehidupan anak dan menantu itu, dalam hal bangunan rumah sangat berada, termasuk golongan ekonomi keatas. 

" eh kok sendiri " tanya ibu mertuanyaa

Dan jawaban sama pun diberikan oleh menantu tersebut, 

Sambil berbincang di dapur,, sang menantupun menceritakan tetang kegiatannya di komplek mereka tinggal,termasuk ikut pengajian Rt. 

Pada saat mulai bercerita ke masalah suaminya mengajarkan surat Alfatihah,, sang mertua perempuan mulai merasa ada hal yang aneh dengan cerita menantunya. 

Dalam hatinya sudah terbesit pasti ada yang ngak beres ini. 

"Aduh nak.. Nak.. "

" Bukan itu bacaan Alfatihah itu,apa yang di ajarkan oleh suamimu itu salah, sini kita kedepan, duduk di ruangan tamu" sambil menarik tangan menantunya ke ruang depan. Dan meninggalkan oven kue bolu yang masih menyala. 

Bersama dengan sang suami mereka sama  sama megajarkan kepada menantu tentang surat Alfatihah. 

"jadi yang diajarkan oleh suamimu, Alfatihah itu bacaannya dimulai dengan Kulhualoohu Ahad? " tanya ibu mertua. 

 Menantu pun menjawab" iya bu". 

"Adeeeeh,, salah itu bacaan Alfatihah nya,"kata sang ayah... 

Mendengar keterangan yang diberikan oleh kedua mertuanya,, sang menantu pun menjadi tambah bingung,, padahal rencana ke rumah mertuanya adalah ingin memberitahukan bahwa dia sudah hafal surat tersebut hanya dlam tempo 3 hari saja. Untuk pertemuan pengajian Ibu ibu RT tetinggal satu hari saja. 

"jadi Alfatihah itu yang benar bacaannya bagaimana pak, bu? Tanya sang menantu. 

"yah, ajari menantu mu ini, "pinta sang ibu mertua. 

" baiklah"kata bapak mertua. 

"Bismillahirrohmanirrahim, Kul'Auzubirobbinnas, malikinnas, ilahinnnas, minsyarrilwaswasil khonaas, allaziyiaswisufisudurinnnas,  minaljinnnatiwannas, sodakollohulazim. 

Dengan percaya diri dan kebanggaan yang tinggi sang mertua membacakan surat Alfatihah menurut versi dia. 

"nah,, begitu Alfatihah yang benar "sambung ibu mertua, 

Sesaat kemudian sang menantu,, mulai mengerenyitkan hidungnya, dan kue bolu yang mereka masak di dapur rupanya sudah hangus. 

Hari H, di pengajian Ibu ibu RT. 

Baju seragam gamis pengajian sudah dipakai, lengkap dengan gelang  emas dan rias wajah yang aduhai ibu ibu komplek, saling berlomba pamer bedak dan perhiasan. 

Tidak lupa Update status di Whatsapp dan sosial media lainnya. 

Tibalah di giliran sang menantu untuk menyetorkan hafalan surat Alfatihah. Tidak lupa menitipkan seluler kepada teman untuk di siarkan secara live di akun sosial dia,agar nanti bisa sang suami melihat istrinya tampil. 

Dengan penuh percaya diri, dengan menggunakan mikrofon, dibacalah surat yang diajarkan oleh sang mertua. 

Seketika ruang pertemuan mejadi riuh, ada yang menahan ketawa,, sambil nunduk,, ada yang ketawa terbahak dan ada yang sambil menutup muka karena penampilan sang menantu membaca surat Alfatihah yang dia anggap benar dan telah di ajarkan oleh sang mertua. 

Begitu juga komentar yang masuk pada saat siaran lansung di sosial medianya yang di siarkan melalui HP. 

Dengan muka malu dan merah,,, mengakhiri storan ayat Alfatihahnya. 

Dirumah lansung kena labrak (marah)  sama suaminya. 

"kan sudah aku ajari surat Alfatihah itu,, kok kamu baca yang itu?  Nah kan aku jadi malu juga, jadi bahan ketawaan teman kantorku". Kata suami agak emosi. 

"yang,, apa yang ayang ajari, apa yang bapak dan ibu ajari surat Alfatihah itu salah semua, tadi sudah dikasih tau sama ustazah yang benarnya, termasuk audio dan sebuah buku tahsin (buku belajar Al-qur'an). Mulai sekarang yok kita mulai,, toh tidak ada kata terlambat untuk belajar,, kita ajak juga bapak dan ibu, mari kita putus rantai kebodohan ini, apa jadinya nanti,, keturunan kita, anak anak kita buta dengan baca Al-qu'ran, buta dengan agama, mungkin di dunia ini kita cukup dengan materi, harta, tapi kita kosong dalam hati, kosong dalam agama., adek tidak mau seperti ini yang, karena nanti ada kampung abadi, tak berbekal, menyesal abadi,, tapi ada bekal, kemewahan abadi akan kita dapatkan,, yang dunia ini hanya fana,, harta,, pangkat dan semuanya akan kita tinggalkan, hanya amalan yang nanti akan selalu menempel sampai kematian, 

Yok,, bimbing adek ke jalan keabadian,, bahagiakan dedek dengan iman,, bukan dengan kemewahan.. yang, bawa dedek ke Surga dengan amal, sebelum terlambat yang,,"

Dengan berurai air mata istrinya meminta kepala sang suami. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun