Mohon tunggu...
Maizon Putra
Maizon Putra Mohon Tunggu... Guru - Manusia pembelajar

Pendidikan Luhur Modal Keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Manusia Pandir

25 Maret 2020   00:26 Diperbarui: 25 Maret 2020   00:26 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara

Memang ditanganNya segala yang tertulis

Tiada asa dan kuasa manusia 

Namun, ada secercah cahaya tuk menerangi jalan yang akan ditelusuri

Bukan berarti hanya  diam

Bukankah sudah kau dengar kisah di negeri seberang. 

Bukankah sudah kau lihat...? 

Tapi asik saja kau berciloteh di kedai kopi tanpa ada sari 

Tapi semakin asik saja kau bersiloroh. 

Woi bukankah Musa berlari membelah laut merah dari Firaun

Woi... Bukankah Nuh membuat bahtera

Ke utara kataku kau masih saja kebarat

Kusuruh kau ke lurah tapi masih saja kau kelaut 

Harus bagaimana lagi woi ma..  nu...  si.. A? 

Simpanlah Pandirmu

Untuk dirimu sendiri

Bukan untuk anak cucumu yang lugu 

Yang tak mau mati

ASAL KAU TAU 

walau ajal ku tlah sampai 

Terengah dalam lafazNya

Maka dalam kubur suara ku kan menggelar jua. 

Dan sesal pun tiada guna.  

Air mata 

Duka

Lara

Hanya saat itu saja 

Tak usah lah. 

Ingatlah 

Tak kan berhenti bersuara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun