Mohon tunggu...
Maizon Putra
Maizon Putra Mohon Tunggu... Guru - Manusia pembelajar

Pendidikan Luhur Modal Keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan...

2 Juni 2016   19:26 Diperbarui: 2 Juni 2016   20:35 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan

Jerit tangis bocah ingusan,tak terhiraukan

Tawa riuh bocah-bocah tak terngiang

Larut bersama derasnya suaramu

Suara alam yang tak terbendung

 

Menjelang adzan magrib,rintik silih berganti,pertanda hujan kan berhenti

Bahwa debu kotaran tak ada lagi,sampai esok lusa,kan disapu lagi

Tinggal dingin malam,bersama becek dijalan 

Menunggu esok hujan kan kembali

Bersama ceria sorak sorai gembira bocah-bocah telanjang dada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun