Mohon tunggu...
Jonathan Febryan
Jonathan Febryan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jika Anda tidak dapat berkata-kata, Anda masih bisa menulis...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jika Punyaku Tidak Panjang

23 Februari 2014   04:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:33 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Stop ! Tolong jangan ! Aku takut !” Seperti itulah teriakan yang bisa aku bayangkan ketika aku hendak memasukkan sebuah pensil ke mesin peraut. “Mengapa kamu berteriak wahai pensil ? Aku ingin menulis, aku ingin mengerjakan tugas-tugas ku... Nanti aku tidak naik kelas -_-”. Aku pun merautnya juga dan pensil itu semakin menjerit, sungguh tak tega aku melakukannya. “Apa yang aku perbuat kepadamu wahai pensil sehingga engkau menjerit padahal aku hanya meruncingkan dirimu agar aku bisa menulis.  Maafkan aku... tapi aku harus melakukannya”. Aku pun memberanikan diri untuk melakukannya. Setelah selesai aku melihat serpihan kayu di mana-mana. Sekarang aku tahu kenapa engkau menjerit. Ternyata aku telah memotong sebagian dari dirimu. Maafkan aku... Sekarang engkau menjadi lebih pendek dari sebelumnya. Aku pun mengumpulkan serpihan-serpihan kayu yang telah aku potong.

Aku pun menatap ke serpihan-serpihan itu dan menyesal karena telah melakukan itu. Ternyata tanpa kusadari aku sudah merusak sebagian kecil dari sebuah pohon, yang merupakan sumber kehidupan kita. Maafkan aku... Aku pun menyesal. Aku juga minta maaf karena aku juga sering memperlakukanmu dengan tidak baik. Kadang aku mematahkanmu, melemparmu, bahkan melumuri dirimu dengan air ludah ku, dan sekarang aku sudah mengiris-ngiris dirimu menjadi serpihan-serpihan. Sungguh maafkan aku :’(

Tahukah kita pensil itu terbuat dari apa ? Yah dari pohon. Sudah berapa banyak pohon yang ditebang hanya untuk membuat pensil ? Tentu sudah banyak. Apakah dampak dari penebangan sebuah pohon ? Banjir, tanah longsor, berkurangnya oksigen, terganggunya ekosistem, menipisnya lapisan ozon, dan masih banyak lagi.

Sekarang pensil digunakan oleh semua kalangan mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Untuk menulis dan menggambar. Sungguh banyak manfaat yang diberikan dari sebuah pensil. Kira juga harus berterima kasih karena pensil juga membawa kita menuju sekolah impian kita dan pekerjaan yang kita inginkan. Sudahkah kita berterimakasih ?

Tapi apakah kita pernah memperhatikan bagaimana kita memperlakukan sebuah pensil. Apakah kita sudah cukup merawatnya ? Jika pensil itu berasal dari pohon, berarti pensil itu adalah pohon. Jadi apa pun yang kita lakukan kepada pensil berarti kita juga melakukannya kepada pohon. Apakah kita mau mematahkan pensil ? Membuangnya ? Atau melumurinya dengan air liur ? Sungguh perbuatan yang tidak terpuji.

Jika kita menggunakan pensil berarti kita sudah menebang sebuah pohon. Sungguh hal yang membingungkan. Di satu sisi kita butuh dan di sisi lain kita sudah merusak bumi ini. Di sekolah pensil paling sering digunakan. Untuk menggambar, menulis, dan terutama untuk mengerjakan Ujian Nasional. Tanpa pensil, kita tidak lulus. Di sekolah kita diajarkan untuk menjaga keseimbangan bumi terutama dengan tidak menebang pohon. Tetapi di sekolah kursi dan mejanya saja terbuat dari kayu. Sudah berapa banyak pohon yang ditebang hanya untuk kita coret-coret ? Pelajar seharusnya bisa menghargai sebuah pohon dengan tidak mencoret-coret meja atau kursi.

Lantas apa yagn sebaiknya kita lakukan ? Apakah kita tidak boleh mengunakan pensil atau menggunakan kursi dan meja dari kayu ? Tentu boleh. Namun seharusnya kita bisa menunjukkan sifat yang lebih manusiawi. Dengan tidak membuang-buang pensil, mencoret-coret kursi dan meja-meja di sekolah kita sudah memperlakukan sebuah pohon dengan baik. Namun juga alangkah baiknya jika kita juga mengurangi penggunaan pensil, kita bisa menggantinya dengan pulpen atau pensil mekanik. Paling tidak kita dapat mengurangi penebangan pohon hanya untuk membuat sebuah pensil. Dan jika mungkin kursi-kursi dan meja-meja di sekolah bisa diganti dengan bahan lain selain kayu.

Mari kita sebagai manusia supaya mau untuk menghargai pohon dengan tidak menyia-nyiakan pensil dan tidak mencoret-coret meja atau kursi karena merekalah sumber kehidupan kita.

Sekarang aku mengerti bagaimana seharusnya kita memperlakukan semua barang yang berasal dari kayu terutama pensil. Dan ingin aku membuatkan rumah untuk mereka, sebuah kotak pensil kratingdaeng, agar mereka tidak berserakan di mana-mana. Aku sangat berharap agar di tahun-tahun ke depan pensil tidak digunakan lagi dan semua barang-barang yang terbuat dari kayu sudah diganti dengan barang yang lain. Sehingga pohon yang ditebang tidak semakin banyak dan bumi kita menjadi sehat. Dan jika punyaku tidak panjang aku akan bersyukur dan berterimakasih karena engkau telah memberi segalanya kepadaku sampai tidak ada lagi yang dapat engkau beri lagi. Aku berjanji akan memanfaatkan punyaku dengan maksimal dan bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun