Akhir-akhir ini, karena pandemi, banyak orang yang berada di rumah baik itu bekerja dari rumah hingga belajar dari rumah. Sejalan dengan kondisi saat ini, banyak orang yang mengonsumsi baik hiburan hingga pengetahuan via daring.
Salah satu sarana untuk memperoleh keduanya adalah Youtube dimana terdapat kanal (channel) yang menyajikan hiburan dan ada yang menyajikan pengetahuan.
Pada saat inilah, para kreator kanal (channel) di Youtube semakin aktif untuk membagikan konten-konten guna memanjakan para pengikut atau biasa dikenal subscriber nya. Namun, dari Youtube pula muncul kanal (channel) yang mengandung kontroversi dan pergunjingan banyak orang.
Salah satunya, baru-baru ini yang menampilkan konten prank dengan memberikan kardus berisi sampah kepada para kaum transpuan atau biasa disebut waria. Setelah muncul di Youtube, konten tersebut tak pelak menjadi bahan perguncingan bahkan konten tersebut juga "dihadiahi" sumpah serapah dari warganet.
Meskipun banyak warganet dan warga Indonesia yang mengecam tindakan tersebut, namun saya lebih fokus dan menyoroti keluarga si pelaku karena menurut apa yang dia perbuat saat ini tentu karena bagian dari eksistensinya sebagai seorang anak muda hanya saja berada di lingkungan dengan tujuan yang kurang tepat. Untuk itu, demi mencegah motif serupa, diperlukan peningkatan peran setiap keluarga.
Peran apa yang harus ditingkatkan di keluarga?
Salah satunya mengenai metode parenting dan hal- hal apa saja yang harus diberikan kepada pemahaman anak.
Lantas, metode parenting seperti apa yang dapat dikenalkan kepada anak?
Salah satunya adalah metode Neutral Gender Parenting. Metode ini merupakan metode pengasuhan (parenting) yang berfokus pada pembelajaran dan perkembangan anak yang tidak mengindahkan peran gender.
Metode pengasuhan tersebut juga dapat diartikan sebagai dukungan terhadap seorang anak untuk bermain, berpakaian, dan berekspresi bebas dari ekspekstasi sosial.