Mohon tunggu...
吳明源 (Jonathan Calvin)
吳明源 (Jonathan Calvin) Mohon Tunggu... Administrasi - Pencerita berdasar fakta

Cerita berdasar fakta dan fenomena yang masih hangat diperbincangkan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kerusuhan 22 Mei, Big Data, dan Pentingnya Start-Up Lokal

1 Juli 2019   01:00 Diperbarui: 1 Juli 2019   08:41 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya di tingkat korporasi, persaingan dagang antara Amerika Serikat dan China salah satunya juga disebabkan  perebutan pengelolaan inovasi teknologi dunia yang disebabkan proyek ambisius China "Made in China 2025" yang menjadikan negara itu pemimpin dunia dalam industri teknologi tinggi salah satunya dalam pengelolaan Big Data.

Tentunya, Pemerintah Indonesia telah menyadari Indonesia menjadi pasar yang luas bagi penambangan Big Data. Meskipun begitu, pemerintah setempat belum bisa mengintervensi sepenuhnya media sosial ataupun platform asing seperti Google, Youtube yang beroperasi di Indonesia.

Untuk itu, yang dilakukan Pemerintah Indonesia hanya sebatas memblokir platform media sosial sesaat mengingat jumlah pengguna yang semakin meningkat. Diperlukan keberanian dari Pemerintah Indonesia untuk membatasi sepenuhnya sepak terjang media sosial asing namun di sisi lain, diperlukan kesiapan media sosial lokal untuk menggantikan peran tersebut.

Menghadapi kasus seperti ini, kita perlu mencontoh kiat Pemerintah China yang memberikan kesempatan kepada generasi mudanya untuk mengembangkan platform mereka sendiri sembari melindungi dari ancaman Amerika Serikat.

Di tahun 2013, China yang mulai fokus mengaktifkan kembali jalur perdagangan sutra yang menghubungkan China dan Eropa yang memakan biaya $4-8 triliun.

Bagi dunia industri China, proyek tersebut sangat memberi dampak terutama pada perusahaan rintisan dan ventura. Di 2013, hanya ada 2 perusahaan rintisan China yang mampu menembus daftar 20 perusahaan rintisan dengan nilai pasar terbesar di dunia. Sedangkan di 2018, ada 9 perusahaan rintisan (start-up).

Daftar Perusahaan Rintisan dengan nilai pasar terbesar di dunia
Daftar Perusahaan Rintisan dengan nilai pasar terbesar di dunia

Hal ini tidak lepas dari peran Pemerintah China yang turut memberikan bantuan pendanaan 20% yang disalurkan melalui perusahaan ventura. Pemerintah China juga aktif mengadakan kompetisi start-up sedari tingkat lokal mulai dari distrik, kota, hingga tiap provinsi.

Selain itu, 3 perusahaan rintisan China yang paling berpengaruh yaitu Baidu, Alibaba, dan Tencent juga ikut mendanai 30% start-up teratas China dan juga memberikan pelatihan pada start-up China lainnya agar ikut bertumbuh. Pemerintah China juga memberikan kebijakan yang turut mendukung start-up lokal dengan membatasi langkah start-up asing dalam penguasaan pasarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun