Mohon tunggu...
Jonathan Aditya Widjanarko
Jonathan Aditya Widjanarko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Muatan Media Sosial sebagai Katalisator dalam Aksi #EndSARS di Nigeria Tahun 2020

8 Desember 2024   16:06 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto aksi protes #EndSARS (https://twitter.com/0xchemistry/status/1319539376632832001?t=CN3lYECaznM1kBN2Im7DPg&s=19)
Foto aksi protes #EndSARS (https://twitter.com/0xchemistry/status/1319539376632832001?t=CN3lYECaznM1kBN2Im7DPg&s=19)

Demonstran yang sedang berswafoto (https://twitter.com/General_ajb/)
Demonstran yang sedang berswafoto (https://twitter.com/General_ajb/)

Selain hashtag EndSARS, ada juga tagline "Soro Soke" yang jika kita lihat dalam platform twitter, maka kita dapat melihat banyak video, gambar, dan cuitan mengenai aksi masyarakat dan tuntutan pembubaran SARS. Postingan-postingan tersebut menuai banyak like, retweet dan komentar dari pengguna media sosial lain.

Peran media sosial sangat penting dalam memobilisasi kaum muda dalam aksi protes. Para pemimpin pemikiran, terutama selebritas dan aktivis hak asasi manusia, memobilisasi para pengunjuk rasa melalui saluran media sosial, yang menarik banyak pengunjuk rasa baik daring maupun luring. Salah satunya dukungan dari CEO Twitter, Jack Dorsey, yang mem-posting tautan donasi mendukung #EndSARS. "Berdonasi via #Bitcoin untuk mendukung #EndSARS," kata Dorsey sembari mengutip tautan dari Feminist Coalition, salah satu kelompok yang paling vokal mendukung aksi protes di Nigeria. Selain berfungsi sebagai peningkatan kesadaran tentang kekerasan polisi dan mengoordinasikan aksi protes di lapangan, para pengorganisir juga memanfaatkan tagar #EndSARS di media sosial untuk menjalin komunikasi dengan relawan, mengumpulkan donasi, serta memberikan laporan rutin tentang penggunaan dana yang terkumpul. Informasi lain yang disebarkan mencakup bantuan darurat serta panduan untuk menghadapi potensi pemadaman internet.

Dampak dari masyarakat yang terintegrasi serta pergerakkan massa yang masif mengakibatkan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari menginstruksikan kepada Irjen Pol Adamu untuk menangani secara serius kekhawatiran masyarakat Nigeria atas dugaan aksi brutal polisi tersebut. Kemudian pada hari Minggu, 11 Oktober 2020, Kepolisian Nigeria melalui Irjen Pol Muhammed Adamu menyatakan bahwa Satuan Khusus Anti Perampokan (SARS) yang mendapatkan protes dari warga karna dugaan tindakan brutal, dibubarkan. Melansir dari pernyataan yang dirilis Kepolisan Nigeria dalam akun twitternya, lebih lanjut, seluruh anggota polisi dari SARS akan dipindah ke bagian unit lain dan untuk menanggapi laporan tindak kriminal terhadap masyarakat, akan dibentuk tim investigasi yang melibatkan organisasi masyarakat sipil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun