Mohon tunggu...
Jonathan Aditya Widjanarko
Jonathan Aditya Widjanarko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Puli Tempe, Sajian Khas Gunung Kidul yang Otentik dan Unik

24 Juli 2024   00:55 Diperbarui: 24 Juli 2024   02:51 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perubahan signifikan dalam pola makan dan preferensi kuliner di berbagai belahan dunia. Banyak orang, terutama di kalangan generasi muda dan mereka yang tinggal di perkotaan, cenderung memilih makanan modern dibandingkan makanan tradisional. 

Fenomena ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Salah satu yang menjadi faktor adalah adanya globalisasi, Globalisasi telah membawa budaya kuliner dari berbagai negara ke meja makan kita. 

Makanan cepat saji, restoran internasional, dan tren kuliner global seperti sushi, pizza, burger, dan makanan mancanegara lain menjadi sangat populer. Di era globalisasi ini, perputaran informasi dan percepatan teknologi turut membuat segalanya meluas dengan cepat, tak terkecuali kuliner. Mereka tertarik pada variasi rasa yang baru dan eksotis yang ditawarkan oleh makanan modern.

Di tengah gempuran makanan modern, terdapat salah satu makanan khas Indonesia yang tetap eksis hingga sekarang. Salah satunya adalah puli tempe. Puli tempe merupakan sajian khas yang banyak ditemui di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. 

Puli tempe adalah salah satu kekayaan kuliner nusantara yang unik dan otentik. Puli tempe dapat dikatakan unik karena cara makannya yang langsung melahap 2 jenis makanan sekaligus, dan membuat cita rasa unik di mulut. Selain itu, puli tempe juga dapat dikatakan otentik karena menggunakan bahan dan bumbu khas Indonesia serta sudah diwarisi turun temurun dari dahulu.

idntimes.com
idntimes.com

Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terkenal dengan berbagai tempat wisata indah, terutama pantainya. Banyak wisatawan datang ke Gunungkidul untuk berlibur dan menikmati suasana yang nyaman. 

Selain objek wisata, Gunungkidul juga memiliki berbagai kuliner khas yang menggugah selera. Beberapa di antaranya adalah jangan lombok (sayur cabai), walang (belalang) goreng, nasi tiwul, glinding burung dara, krecek, gathot, dan puli tempe. Nama terakhir ini cukup menarik perhatian para pecinta kuliner karena jarang ditemukan di tempat lain. 

Puli tempe adalah 2 makanan yang terdiri dari puli (beras dan tempe bacem) yang kemudian dimakan secara bersama-sama. Namun, sebenarnya puli tempe juga dapat dimakan secara terpisah, semua tergantung selera. Di warung-warung makan, puli tempe biasanya menjadi menu pendamping makanan utama, entah sebagai appetizer atau dessert, hidangan pembuka atau penutup.

Mahasiswa KKN UPN
Mahasiswa KKN UPN "Veteran" Yogyakarta memberikan banner kepada salah satu penjual Puli Tempe di dusun Sawahan 13/dokpri

Salah satu penjual puli tempe yang masih eksis hingga sekarang adalah Warung Nongko Ibu Tutik yang berjualan di Dusun Sawahan 13, Kel. Jatiayu, Kec. Karangmojo, Kab. Gunung Kidul. Menurut pengakuan bu Tutik, beliau generasi ke 3 yang meneruskan penjualan puli tempe ini, yaitu sejak tahun 1960-an. 

Satu set puli tempe yang beliau jual dibanderol dengan harga sebesar 2000 rupiah. Beliau mengaku bahwa resep yang ia buat asli dan tidak dikurang maupun ditambahkan bumbu apapun. Cara membuat puli tempe pun cukup mudah. Dilansir dari website IDN Times, alat, bahan, serta cara pembuatan puli tempe adalah:

Bahan puli:

  • 250 gram nasi matang
  • 1/4 sendok teh obat puli
  • 1/2 sendok teh garam
  • air secukupnya

Bahan tempe bacem:

  • 1 papan tempe, potong setebal 2 cm
  • 4 sendok makan kecap manis
  • 2 lembar daun salam
  • 2 cm lengkuas, memarkan
  • 1 batang serai, memarkan
  • 500 ml air kelapa
  • 1 sendok teh garam
  • 1 sendok makan gula aren
  • minyak goreng secukupnya

Bumbu halus tempe bacem:

  • 6 butir bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 1/2 sendok teh ketumbar, sangrai
  • 2 butir kemiri, sangrai

Cara membuat puli tempe khas Gunungkidul:

  1. Haluskan obat puli dengan ulekan. Campur dengan garam dan sedikit air. Aduk rata.
  2. Masukkan nasi ke dalam campuran obat puli. Aduk rata dan kukus selama lima menit. Angkat dan biarkan uap panasnya hilang.
  3. Siapkan plastik tebal yang food grade dan masukkan nasi ke dalamnya. Tumbuk nasi dengan ulekan sampai padat dan tidak ada tekstur nasi.
  4. Keluarkan nasi dari plastik dan letakkan di dalam wadah berbentuk kotak. Diamkan hingga puli dingin, kemudian potong kotak-kotak. Sisihkan.
  5. Selanjutnya, buat tempe bacemnya. Panaskan minyak, lalu tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas, dan serai hingga harum. Masukkan tempe dan tuang air kelapa perlahan. Aduk sampai rata.
  6. Tambahkan kecap manis, gula merah, dan garam. Aduk rata dan diamkan hingga bumbu meresap atau air menyusut. Angkat tempe dari wajan.
  7. Goreng tempe sampai berwarna lebih gelap dari sebelumnya. Angkat dan tiriskan.
  8. Puli tempe khas Gunungkidul siap disajikan.

Adapun tips yang dapat dilakukan ketika ingin membuat puli tempe, antara lain:

1. Pastikan nasi masih panas saat dicampur dengan obat puli.

2. Potong nasi atau puli setelah dingin agar tangan tidak terasa panas.

3. Kecilkan api setelah menambahkan air kelapa dan tempe ke dalam adonan bumbu bacem agar bumbu dapat meresap dengan sempurna.

Puli tempe tidak hanya menawarkan rasa yang lezat, tetapi juga memberikan pengalaman kuliner yang khas dan otentik dari Gunungkidul. Makanan ini menjadi salah satu warisan kuliner yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun