Mohon tunggu...
Jonathan Suek
Jonathan Suek Mohon Tunggu... Konsultan - Transport Enthusiast

Menulis dengan perspektif sebagai perencana kota

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Mengapa Kita Memilih Naik Kendaraan Pribadi?

18 Februari 2018   22:01 Diperbarui: 11 Oktober 2018   14:36 10364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, mengapa banyak masyarakat yang mengeluh? Bisa jadi karena perencanaan rute transportasi umum tidak sesuai dengan kebutuhan harian masyarakat. Perencanaan transportasi masih didekati dengan pemodelan agregat yang menganggap perilaku perjalanan individu masyarakat kota sejenis. 

Apabila pemerintah (minimal tingkat kota) mau menghimpun rutinitas masyarakatnya, maka pemerintah dapat mengetahui pola perjalanan warganya. Dengan memahami pola perjalanan yang terbentuk, pemerintah akan terbantu dalam pengambilan kebijakan transportasi dan manajemen permintaan perjalanan.

Tidak ingin hanya menyalahkan pemerintah, kita sebagai masyarakat pun perlu mengurangi peluang dalam melakukan perjalanan dengan terlebih dahulu melakukan penjadwalan aktivitas. Dengan perencanaan kegiatan harian, kita dapat mengurangi perjalanan spontan. 

Kita juga dapat memperbanyak trade-off dengan cukup melakukan beberapa aktivitas di rumah. Hal-hal tersebut akan mengurangi beban jalan dan kemacetan. Selain itu, kita bisa sesekali mempertimbangkan keselamatan berkendara dan polusi udara sebagai biaya perjalanan, dan/atau kenyamanan ketika dapat tidur di bus selama perjalanan. Hal tersebut semata-mata untuk meningkatkan nilai tambah penggunaan kendaraan umum yang akan Anda dapat.

Utilitas yang didapat dari penggunaan kendaraan pribadi memang lebih besar. Namun, selama ada pilihan, coba pilihlah naik kendaraan umum, karena jalan tidak mampu untuk menampung seluruh kendaraan pribadi masyarakatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun