Tapi, mengapa banyak masyarakat yang mengeluh? Bisa jadi karena perencanaan rute transportasi umum tidak sesuai dengan kebutuhan harian masyarakat. Perencanaan transportasi masih didekati dengan pemodelan agregat yang menganggap perilaku perjalanan individu masyarakat kota sejenis.Â
Apabila pemerintah (minimal tingkat kota) mau menghimpun rutinitas masyarakatnya, maka pemerintah dapat mengetahui pola perjalanan warganya. Dengan memahami pola perjalanan yang terbentuk, pemerintah akan terbantu dalam pengambilan kebijakan transportasi dan manajemen permintaan perjalanan.
Tidak ingin hanya menyalahkan pemerintah, kita sebagai masyarakat pun perlu mengurangi peluang dalam melakukan perjalanan dengan terlebih dahulu melakukan penjadwalan aktivitas. Dengan perencanaan kegiatan harian, kita dapat mengurangi perjalanan spontan.Â
Kita juga dapat memperbanyak trade-off dengan cukup melakukan beberapa aktivitas di rumah. Hal-hal tersebut akan mengurangi beban jalan dan kemacetan. Selain itu, kita bisa sesekali mempertimbangkan keselamatan berkendara dan polusi udara sebagai biaya perjalanan, dan/atau kenyamanan ketika dapat tidur di bus selama perjalanan. Hal tersebut semata-mata untuk meningkatkan nilai tambah penggunaan kendaraan umum yang akan Anda dapat.
Utilitas yang didapat dari penggunaan kendaraan pribadi memang lebih besar. Namun, selama ada pilihan, coba pilihlah naik kendaraan umum, karena jalan tidak mampu untuk menampung seluruh kendaraan pribadi masyarakatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H