Mohon tunggu...
Jonathan Situmorang
Jonathan Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Hukum tidak bisa menyelamatkan mereka yang menyangkalnya tetapi hukum juga tidak bisa melayani siapa pun yang tidak menggunakannya. Sejarah ketidakadilan dan ketidaksetaraan adalah sejarah tidak digunakannya hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terang Cahayanya dan Gelap Bayangannya

28 Mei 2024   21:54 Diperbarui: 28 Mei 2024   22:21 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu kata Carl Gustav Jung. Seorang psikolog sekaligus psikoanalisis yang berasal dari Swiss. Ia melemparkan pernyataan bahwa "semakin terang cahayanya, semakinn gelap beyangannya."

Ini adalah metafora yang sebenarnya belum pernah saya dengar sebelumnya, tetapi menurut saya ini sangat menarik. Saya percaya pada pernyataan terang adalah kebaikan dan gelap adalah kejahatan. Saya percaya pernyataan ini memanfaatkan gagasan bahwa semakin menonjol kebaikan semakin besar pula kejahatannya.

Manusia telah berovolusi dari mahluk yang lebih bersifat kebinatanggan, yang sebelumnya kurang menghargai norma-norma sosial tentang apa yang baik. Masyarakat kita saat ini telah menciptakan aturan, norma, dan keyakinan budaya secara sosial tentang apa yang dianggap baik.

Mungkin, ketika manusia berperilaku lebih bersifat kebinatangan, dan memiliki lebih banyak kognisi kebinatangan, maka pemahaman umum tentang apa yang baik akan berkurang, oleh karena itu, pemahaman tentang apa yang jahat atau buruk juga akan berkurang.

Konsep cahaya dan bayangan menarik dalam kaitannya dengan metafora ini. Bayangan adalah sesuatu yang tercipta hanya dengan adanya cahaya. Itu diciptakan oleh sesuatu yang menghalangi cahaya untuk bersinar.

Dalam metafora ini, cahayanya baik penghalangnya bisa menjadi faktor resiko atau variable prediktor perilaku jahat. Dan bayangannya bisa menjadi jahat, ketika hambatannya dihilangkan menyebabkan bayangan pun hilang.

Ketika faktor resiko atau variabel prediktor hilang, kejahatan pun hilang, walaupun mungkin tidak sepenuhnya. Jika cahaya menghilang, maka bayangan akan hilang. Mungkin gelap, tetapi kegelapan tidak akan menjadi bayangan, karena bayangan hanya tercipta dari cahaya.

Jika konsep kebaikan hilang, maka konsep kejahatan akan ikut hilang pula. Penafsiran metafora ini menggunakan defenisi baik dan jahat yang menempatkan keduanya sebagai kutub yang berlawanan.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun