Industri Perfilman horor Indonesia sudah sangatlah besar dan saat ini banyak yang sudah mulai menyebar dari menjual film tersebut di dalam negeri, sekarang sudah menyebar ke luar negeri. Hingga pada saat ini, ada beberapa film horor yang dikabarkan akan tayang dan adapula yang sudah tayang. Walaupun ada film yang dianggap sebagai film yang buruk, tetapi banyak juga  film horor yang dianggap oleh mayoritas penontonnya bagus.Â
Berdasarkan beberapa data, Mayoritas orang Indonesia lebih senang untuk menonton film horor yang mana menyebabkan banyaknya film film horor indonesia yang bermunculan. Banyak orang juga mengatakan bahwa setiap tahun dan setiap bulannya pasti ada poster dari film horor di bioskop bioskop, baik yang akan tayang maupun yang sudah tayang. Tetapi, dengan banyaknya film horor yang bermunculan terus menerus, ada pula satu permasalahan yang muncul.Â
Masalah tersebut adalah banyaknya film horor di Indonesia yang masih menggunakan unsur unsur agama agar membuat film tersebut menjadi lebih seram dan beberapa kali ada film yang di boikot atau di protes agar Film tersebut tidak ditayangkan. Selain itu ada juga masalah kedua, yaitu kekerasan pada film horor yang terlalu parah seperti adegan adegan brutal yang berkaitan dengan sejarah kelam. Dari kedua masalah tersebut, yang fatal adalah yang menggunakan unsur agama, karena dengan adanya pengunaan unsur agama, hal tersebut dapat mempengaruhi banyak orang.
Masalah masalah pada industri perfilman horor Indonesia tentu memiliki penyebabnya sendiri. Pertama, untuk pengunaan unsur agama, menurut banyak sumber, diberitakan bahwa Alasan alasan tersebut adalah karena agama itu sendiri yang mengajarkan kita tentang adanya kebaikan dan kejahatan di kehidupan kita ini.Â
Untuk kejahatan tersebut dapat diambil dari contoh seperti Jin, Iblis, dan setan (bentuk roh roh jahat). Selain itu, penyebabnya adalah karena sejak dahulu, film dari luar sendiri sudah mengandung unsur agama seperti contohnya film Exorcist yang rilis pada tahun 1973 dimana film tersebut mengandung unsur kerasukan dan penyembuhan melalui doa doa. Dan karena itulah banyak sekali industri perfilman di dunia, termasuk Indonesia yang mengikuti jejak film exorcist tersebut.
Penyebab dari masalah kedua yaitu Kekerasan pada film yang terlalu berlebihan. Contoh nya didapat dari Film horor Indonesia yang di boikot pada tahun 2006 yaitu Film pocong 1. Pada film tersebut, menggambarkan ulang kerusuhan pada tahun 1998 atau yang dikenal sebagai terjadinya kerusuhan 12 mei reformasi.Â
Pada film tersebut, diperjelas juga bahwa sang karakter utama yang menjadi pocong terkena dampak dari kerusuhan yaitu karakter tersebut mendapatkan kekerasan seksual hingga dibunuh sehingga membuat film tersebut mendapatkan boikot dari banyak pihak.Â
Alasan dari film tersebut diboikot selain dari adanya kekerasan yang berlebihan adalah karena film tersebut mengangkat tema atau latar tahun  1998 yang mana, pada tahun itu adalah perubahan dari orde baru menuju ke zaman reformasi sehingga film tersebut di boikot.
Akibat dari masalah masalah tersebut adalah kerugian yang ditanggung oleh pihak Industri Film yang disebabkan oleh kedua masalah besar tersebut hingga berujung pada film tersebut yang terkena boikot dan mendapatkan banyak hujatan dari netizen seperti salah satu contohnya yaitu film "kiblat" yang seharusnya tayang pada tahun ini, tetapi di cancel penayangan nya karena mendapatkan permintaan untuk men-take down film ataupun mem-boikot film tersebut. Dari semua kerugian tersebut, dapat memberikan dampak yang lebih besar yaitu membuat perusahaan perusahaan film menjadi bangkrut
Solusi yang dapat saya berikan adalah dengan membuat film horor dengan tema yang tidak mengandung agama ataupun kekerasan yang berlebihan. Salah satu contohnya adalah dengan Film "Pengabdi Setan" dan sekuelnya yaitu "Pengabdi Setan 2: Communion". Film tersebut memiliki tema yang unik yaitu adanya satu keluarga yang dikejar oleh satu sekte.Â
Buktinya adalah film tersebut sekarang meraih banyak sekali kesuksesan dan akan dibuatkan film lanjutan nya yaitu "Pengabdi Setan 3". Selain tema tersebut, bisa mengambil tema dari film "KKN: Di Desa Penari", Film KKN itu sendiri menggunakan tema mahasiswa-mahasiswi yang berkunjung ke desa yang mistis.Â
Jadi, kesimpulannya adalah Bahwa setiap Perusahaan industri perfilman horor indonesia untuk lebih berhati hati dalam memilih tema dalam sebuah Film agar film tersebut tidak menyebabkan kejadian kejadian buruk yang tak diinginkan seperti contohnya mendapatkan hujatan yang banyak dan mendapatkan rating rendah hingga terkena boikot sehingga harus menunda jadwal penayangan film tersebut  ataupun sampai meng-cancel dari penayangan film tersebut. Kita juga sebagai penonton atau penikmat Film harus berhati hati mengambil makna film dan tidak sembarangan mengambil makna film dengan salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H