Mohon tunggu...
Jonathan Harris
Jonathan Harris Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMA yang penuh rasa penasaran

Hanya Menyampaikan Opini yang terpendam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sedikit lagi Sempurna

20 November 2024   08:35 Diperbarui: 20 November 2024   08:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Infrastruktur transportasi sejak dahulu sudah menjadi aspek yang sangat penting dan krusial bagi suatu negara. Pembangunan jalan, rel, pelabuhan, bandara, dan hal lainnya sangat dibutuhkan guna mendukung aspek ekonomi dan politik negara. Suatu negara pasti akan terus mengembangkan infrastruktur transportasinya, terlepas ia merupakan negara maju ataupun negara berkembang.

Saat ini, negara-negara di dunia pun sedang berlomba satu sama lain untuk menciptakan transportasi besar, yakni kereta. Ada negara yang mengembangkan kereta maglev, ada juga yang mengembangkan kereta cepat, dan ada pula yang mengembangkan kereta diesel. Semua hal tersebut tentunya tetap memiliki tujuan yang sama, yakni demi kemajuan bangsa.

Meskipun demikian, perkembangan perkeretaapian di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Memang, kita telah menyaksikan proses pembuatan kereta cepat Jakarta-Bandung serta perkembangan kereta MRT dan lintas kota. Namun, saya merasa perlu diakui bahwa kualitas kereta komuter (KRL) Indonesia masih bisa ditingkatkan. Walaupun ada semangat untuk membangun inovasi baru, menjaga kualitas dari yang sudah dimiliki juga sama pentingnya, khususnya KRL yang merupakan transportasi utama bagi rakyat di wilayah Jabodetabek.

Setiap harinya, KRL menjadi transportasi krusial bagi lebih dari 800.000 rakyat Indonesia. Jumlah konsumen yang terus meningkat sejak 2022 menambah tantangan bagi PT KAI. Jumlah kereta yang semakin berkurang karena faktor usia menyebabkan penumpukan penumpang, terutama pada jam-jam sibuk. Untuk mengatasi masalah ini, peningkatan jumlah armada kereta menjadi salah satu solusi yang perlu dipertimbangkan.

Sebagai perbandingan, Indonesia dapat melihat ke Jepang sebagai contoh. Negara tersebut mampu memberikan kenyamanan bagi pelanggan KRL-nya dengan penambahan armada kereta setiap tahunnya. Selain itu, perusahaan kereta di Jepang didorong oleh pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Di sisi lain, Indonesia juga perlu mempertimbangkan langkah-langkah serupa untuk memastikan kenyamanan penumpangnya.

Sebagai ilustrasi, bayangkan seorang pengguna KRL yang setiap hari harus berdesak-desakan di kereta. Pada pagi dan sore hari, penumpang sering kali harus berdiri sepanjang perjalanan karena keterbatasan tempat duduk. Masalah teknis atau keterlambatan kereta bisa mengakibatkan penumpang terlambat sampai di tempat kerja atau sekolah. Kondisi ini tentu sangat melelahkan dan berdampak negatif pada kenyamanan perjalanan.

Ilustrasi ini pun menunjukkan bahwa ada banyak aspek yang bisa ditingkatkan dalam layanan KRL. Kenyamanan dan keamanan konsumen masih bisa lebih diperhatikan. Saya berharap PT KAI dapat terus berupaya meningkatkan layanan dan mempertahankan integritas KRL Indonesia.

Sebagai contoh, saya sering mendengar keluhan dari masyarakat yang menggunakan KRL. Banyak penumpang yang mengeluhkan kondisi kereta yang sering penuh sesak, sehingga mereka tidak bisa bergerak leluasa atau mengistirahatkan kaki sejenak. Hal ini terutama dirasakan saat jam-jam sibuk pagi dan sore hari, di mana penumpang harus rela berdiri berdesakan selama perjalanan.

Contoh lain adalah seringnya terjadi keterlambatan kereta yang mengakibatkan para penumpang terlambat sampai di tempat kerja atau sekolah. Bahkan, ada beberapa penumpang yang pernah mengalami gangguan pada pendingin udara kereta, sehingga mereka harus menahan panas sepanjang perjalanan. Hal ini tentu menjadi tantangan yang perlu diatasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penumpang.

Dari semua permasalahan yang ada, sudah jelas bahwa masih ada banyak ruang untuk perbaikan. Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas perkeretaapian di Indonesia, PT KAI bisa lebih memperhatikan kenyamanan dan keselamatan para penumpangnya. Penting untuk melakukan evaluasi dan perbaikan berkala terhadap armada kereta yang ada, serta menambah jumlah armada untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.

Selain itu, PT KAI juga bisa lebih sigap dalam menangani gangguan-gangguan teknis yang sering terjadi. Keterlambatan, masalah teknis, dan hal lainnya diharapkan bisa diminimalisir ke depannya. Dengan begitu, kualitas layanan KRL akan meningkat dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi penumpangnya.

Sebagai saran, percepatan proses produksi armada KRL yang baru oleh PT KAI dan PT INKA sangat diharapkan. Apabila terdapat keterbatasan dalam produksi jangka pendek, pertimbangan terhadap produk bekas yang masih berkualitas dari negara lain, seperti Jepang dan Cina, bisa menjadi solusi sementara. Beberapa negara yang juga menawarkan produk KRL sebaiknya ditinjau kembali oleh PT KAI. Akhir kata, diharapkan PT KAI dapat terus mengutamakan integritas dan kualitas layanan KRL, sebab KRL Indonesia sudah hampir mencapai titik sempurna dari sebuah transportasi umum. Sedikit perkembangan dan revisi mengenai kualitas akan membuat KRL Indonesia mampu bersaing dengan baik dengan negara tetangga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun