Mohon tunggu...
Jonathan Harris
Jonathan Harris Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMA yang penuh rasa penasaran

Hanya Menyampaikan Opini yang terpendam

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Beragam Itu Lebih Indah dari Sendirian!

19 November 2024   20:16 Diperbarui: 19 November 2024   21:11 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kanisian dengan Santri Amanah di Gunung Galunggung

Ekskursi ke Pesantren Amanah Tasikmalaya : Simbol Kedamaian dan Toleransi Bangsa Indonesia

Gus Dur pernah mengungkapkan, "Tidak penting apapun agama atau suku kita, kalau kita bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu." Toleransi adalah jembatan menuju kedamaian dan keindahan. Pengalaman siswa Kolese Kanisius selama ekskursi ke Pesantren Amanah Tasikmalaya tahun 2024 pun adalah bukti nyata dari indahnya hidup di bangsa Indonesia yang dihuni lebih dari ratusan suku dan ras.

Tujuan Dasar Ekskursi Kolese Kanisius 2024

Secara singkat, kunjungan sekolah Kolese Kanisius ke 10 pesantren yang berbeda ini  bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan saling menghormati di antara pelajar dengan latar belakang yang berbeda. Dalam kisah ini pun, terdapat 22 siswa yang dituntun menuju Pesantren Amanah yang berlokasi di Tasikmalaya. 

Ekskursi ini pun diciptakan untuk menguatkan Kanisian  generasi muda untuk belajar tentang pentingnya hidup berdampingan dengan damai. Kegiatan tersebut pun berlangsung selama tiga hari lamanya. 

Selama tiga hari di Pesantren Amanah Tasikmalaya, 22 Kanisian tersebut disambut dengan hangat oleh komunitas pesantren, yang membuka pintu mereka lebar-lebar. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan ini, terlihat bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kesempatan untuk belajar dan berkembang bersama menuju Indonesia Emas.

Kisah Singkat Pengalaman Tasikmalaya

Ekskursi dimulai dengan perjalanan dari Jakarta menuju Tasikmalaya, yang diwarnai dengan antusiasme dan rasa penasaran dari Kanisian-Kanisian. Perjalanan yang melalui jalanan yang berliku-liku, dengan pemandangan alam yang indah sepanjang perjalanan, menambah semangat Kanisian untuk berdinamika Ekskursi. 

Sesampainya di pesantren, Kanisian pun langsung disambut dengan senyuman dan sapaan hangat dari para santri dan pengurus pesantren. Hari pertama diisi dengan perkenalan dan tur keliling pesantren. 

Mereka diajak melihat berbagai fasilitas, mulai dari asrama santri hingga ruang kelas dan masjid megahnya yang masih dalam pembangunan. Setiap sudut pesantren mencerminkan kesederhanaan namun penuh dengan semangat belajar dan beribadah. Hari pun diakhiri dengan makan bersama dan diskusi tentang pentingnya toleransi antar sesama manusia. Hal ini pun semakin mempererat relasi antara santri dan Kanisian.

Singkat cerita, Kanisian pun dibangunkan pada pagi hari dan hari kedua dimulai. Hari kedua ini pun merupakan puncak dari pengalaman di pesantren. Kanisian berkesempatan untuk diajak oleh santri untuk merasakan indahnya kehidupan di Tasikmalaya. Kanisian pun diajak menuju gunung Galunggung dan pemandian air panas. Tidak hanya itu, Kanisian juga diajak untuk melakukan mengajar vocab di malam hari. 

Para Kanisian dan santri bekerja sama dan membagi tugas masing-masing untuk memberikan ilmu terhadap santri yang lebih muda mengenai Vocab bahasa Arab dan Inggris. Kegiatan singkat inipun membuka mata mereka tentang pentingnya saling bekerja sama dan berkoordinasi tanpa mementingkan variabel yang disebut sebagai "agama". 

Malam harinya, Kanisian dan Santri pun mengikuti kegiatan Talent Show yang mengangkat tema toleransi dan persatuan. Kanisian dan Santri pun saling bergantian menunjukan keterampilannya. Malam pun ditutupi oleh foto bersama serta perasaan Kanisian dan Santri yang semakin erat.

Pada hari ketiga, sebelum kembali ke Jakarta, pesantren Amanah pun mengadakan acara penutupan yang diisi dengan berbagai kata-kata perpisahan dari Bapak/Ibu Guru. Kanisian serta Santri pun dipenuhi oleh rasa sedih dan tidak puas karena singkatnya perjalanan Ekskursi tersebut. 

Setelah penutupan, Ekskursi pun diselesaikan dengan sesi foto bersama dan salam-menyalam. Tepat pukul 9.45, Kanisian resmi kembali menuju Jakarta. Satu hal yang pasti, pengalaman singkat tiga hari tersebut pun memberikan bekas atau memori yang mendalam bagi kedua belah pihak.

Indah tak Hanya Pemandangan, Manusia juga!

Selama tiga hari di Pesantren Amanah, para Kanisian merasakan betapa indahnya hidup dalam keberagaman. Meski datang dari latar belakang yang berbeda, baik dari segi agama, ekonomi, ras maupun budaya, mereka tetap dapat hidup berdampingan dengan damai dan harmoni. Kanisian pun diajarkan banyak dari santri tentang kedisiplinan, semangat belajar, dan ketulusan dalam beribadah. 

Sementara itu, santri juga tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang kehidupan di sekolah mereka. Mereka berbagi cerita tentang keseharian, hobi, dan cita-cita di masa depan. Interaksi ini memperkaya pemahaman mereka tentang pentingnya saling menghormati dan bekerja sama dalam keberagaman.

Setiap percakapan dan interaksi antara siswa dan santri mengajarkan bahwa toleransi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang menghargai dan belajar dari perbedaan tersebut. Mereka makan bersama, liburan bersama, dan berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing. 

Di sini, tampak bagaimana toleransi dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dan saling mendukung. Ketulusan dan keterbukaan para santri dalam menerima Kanisius membuat siswa merasa sangat dihargai dan diterima dengan baik. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan bagi kedua belah pihak.

Kedepannya, Apa yang Dilakukan?

Pengalaman ekskursi ke Pesantren Amanah Tasikmalaya telah meninggalkan kesan mendalam bagi para Kanisian. Kunjungan ini bukan hanya memberikan wawasan baru tentang kehidupan di pesantren, tetapi juga memperkuat keyakinan mereka bahwa toleransi adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dan keharmonisan di masyarakat. 

Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan seperti ini terus dilakukan oleh sekolah-sekolah lainnya, tidak hanya Kolese Kanisius. Melalui interaksi langsung dan pengalaman nyata, generasi muda diharapkan mampu membangun jembatan yang kuat antara berbagai kelompok masyarakat, sehingga menciptakan masa depan yang lebih baik.

Sebagai penutup, kata-kata bijak dari Gus Dur, "Perbedaan itu indah, tetapi akan lebih indah lagi jika perbedaan itu kita rawat bersama-sama," sangat relevan. Mari kita jaga dan rawat keberagaman ini dengan sikap toleransi dan saling menghormati. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, damai, dan penuh dengan cinta kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun