"Hidup adalah perjalanan untuk memahami perbedaan dan menemukan kebersamaan." --- Dalai Lama Â
Ekskursi selama tiga hari dua malam di Bina Insan Qur'ani, Cirebon, merupakan salah satu pengalaman paling berkesan dan bermakna dalam hidup saya. Kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan saya dalam bidang keagamaan, tetapi juga memberikan pelajaran mendalam tentang nilai-nilai toleransi, persahabatan, dan keberagaman. Di tengah suasana yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota, saya merasa diajak untuk merenung dan melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda. Ekskursi ini membuka mata saya terhadap pentingnya menghargai perbedaan, memperkuat rasa kebersamaan, dan menjalin hubungan yang harmonis dengan orang-orang dari latar belakang yang beragam. Pengalaman ini menjadi refleksi berharga bagi saya untuk terus belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Â
Kami memulai perjalanan pada Senin, 11 November 2024. Setibanya di lokasi, saya langsung merasakan perbedaan yang mencolok. Pesantren tersebut berada di tengah sawah dengan lingkungan yang begitu tenang, jauh dari kebisingan kota. Di tempat ini, kesederhanaan menjadi cerminan kehidupan sehari-hari para santri. Pada hari pertama, kami mengikuti berbagai aktivitas di pesantren, mulai dari shalat berjamaah hingga belajar Al-Qur'an bersama. Melalui kegiatan ini, saya belajar tentang pentingnya kedisiplinan dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Â
Hari kedua menjadi momen yang tak kalah menarik. Pagi harinya, kami diajak belajar di sekolah setempat. Salah satu pelajaran yang kami ikuti adalah mata pelajaran kimia. Meski awalnya saya ragu, ternyata metode belajar mereka sangat interaktif. Para santri dan siswa sekolah tersebut memiliki antusiasme belajar yang tinggi, yang membuat saya merasa kagum. Setelah sesi belajar, kami melanjutkan dengan city tour ke Keraton Cirebon dan museum terdekat. Di sana, kami mendengarkan kisah sejarah kota tersebut, mulai dari kejayaan masa lampau hingga pengaruh budaya yang masih terasa hingga sekarang. Â
Belajar dari Keberagaman Â
Namun, dari semua kegiatan yang kami lakukan, momen yang paling membekas bagi saya adalah sesi diskusi dan berbagi cerita di kelas. Dalam sesi ini, kami saling bertukar pandangan tentang agama masing-masing dan berbagi pengalaman hidup. Saya merasa terinspirasi melihat keterbukaan teman-teman di pesantren. Mereka dengan tulus menghargai perbedaan dan tidak ragu untuk berbagi kisah hidup mereka. Â
Menurut tokoh pendidikan Paulo Freire, pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, melainkan juga tentang dialog yang mendalam untuk memahami satu sama lain. (1) Dalam sesi diskusi ini, saya merasa apa yang dikatakan Freire benar adanya. Dengan saling berbagi, saya belajar tentang pentingnya toleransi, yaitu kemampuan untuk menerima dan menghormati perbedaan. Kami semua, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, dapat berdinamika dengan baik dan menciptakan suasana yang hangat. Â
Narasi tentang Kehangatan dan Kebersamaan
Salah satu momen yang tidak akan saya lupakan adalah ketika kami makan bersama para santri. Meski sederhana, kebersamaan saat itu terasa begitu istimewa. Mereka mengajarkan tradisi makan bersama tanpa sendok, sesuatu yang baru bagi saya. Dalam kebersahajaan itu, saya melihat nilai kebersamaan yang begitu kuat. Â
Hal lain yang juga membekas adalah keramahan teman-teman santri. Mereka menunjukkan bahwa persahabatan tidak mengenal batas agama atau budaya. Dalam setiap kegiatan, mulai dari belajar hingga bermain, mereka selalu menyambut kami dengan senyum dan antusiasme. Â
Argumen tentang Pentingnya Toleransi
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa toleransi bukan hanya sekadar konsep abstrak, tetapi juga tindakan nyata yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam masyarakat yang semakin plural seperti Indonesia, kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan adalah keterampilan yang sangat penting. Â
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa dan 6 agama yang diakui secara resmi. (2) Dalam keberagaman ini, potensi konflik bisa muncul kapan saja jika kita tidak memiliki rasa toleransi. Oleh karena itu, kegiatan seperti ekskursi ini sangat penting untuk membangun generasi yang lebih terbuka dan inklusif. Â
Kesimpulan dan Refleksi
Ekskursi di Bina Insan Qur'ani tidak hanya memberikan saya wawasan baru, tetapi juga mengajarkan saya tentang nilai-nilai kehidupan yang mendalam. Dari keberagaman kegiatan yang kami lakukan, saya belajar bahwa persaudaraan, kebersamaan, dan toleransi adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang harmonis serta membangun rasa saling menghormati dan menghargai di tengah perbedaan. Â
Ketika perjalanan ini berakhir, saya pulang dengan hati yang penuh rasa syukur. Saya bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang luar biasa, mempelajari tradisi yang baru, dan memperkaya diri saya dengan nilai-nilai kehidupan yang berharga. Pengalaman ini membuka mata saya tentang pentingnya saling memahami dan merangkul perbedaan. Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, "Kekuatan sejati bukan terletak pada kemampuan fisik, tetapi pada ketahanan untuk memahami dan menghormati orang lain."
Pengalaman ini mendorong saya untuk terus terbuka terhadap hal-hal baru dan terus belajar dari siapa pun. Dalam kehidupan sehari-hari, saya berharap dapat menerapkan nilai-nilai yang saya pelajari di pesantren ini---menghargai perbedaan, menjaga kebersamaan, dan terus menumbuhkan rasa saling menghormati. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H