Mohon tunggu...
Jonathan Diego Susanto
Jonathan Diego Susanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

halo

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pemaknaan Hidupku

19 Mei 2024   18:22 Diperbarui: 19 Mei 2024   18:35 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menjadi seorang manusia sama seperti semut-semut di tanah dan burung-burung di udara. Kita semua akan mati pada suatu saat, dan dalam jangka waktu kita hidup, kita semua memiliki peran yang harus diambil dalam kehidupan ini. Peran seperti ini dapat dilihat dari para presidium, guru, karyawan, dan anggota direksi di Kolese Kanisius dan Presiden, DPR, dan MPR pada pemerintahan. Mereka semua memiliki peran masing-masing untuk berkontribusi pada kehidupan saat ini. Untuk bisa memenuhi peran tersebut dengan semakin baik lagi kedepannya, hal terbaik yang bisa dilakukan oleh mereka adalah untuk terus berkembang, hari demi hari, langkah demi langkah, dengan cara mereka sendiri. 

Untuk mengetahui cara saya dapat berkembang, saya harus mengetahui apa yang menjadi ketidaksempurnaan saya pada masa kini. Pertama-tama, saya masih memiliki kecenderungan untuk tidak disiplin. Dalam arti, saya tidak melakukan hal sesuai dengan yang sudah direncanakan yang disebabkan karena penundaan, penundaan yang disebabkan karena keinginan untuk memenuhi kepuasan sesaat. Terkadang, akan ada kasus di mana saya memutuskan untuk belajar pada hari tertentu selama waktu tertentu, di mana pada saat itu saya malah tidak belajar karena memutuskan untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan proses menuntut ilmu. Saat sedang belajar juga, saya gampang untuk terdistraksi dengan berbagai hal, seperti notifikasi dari handphone, dan semacamnya. 

Solusi yang ingin saya tawarkan untuk diri saya sendiri agar hal seperti itu tidak terjadi lagi pada saat saya ingin belajar adalah dengan menumbuhkan sebuah kebiasaan dan cara berpikir untuk mendorong diri saya melakukan hal-hal yang perlu saya lakukan, dan untuk tidak menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu, namun langsung dilakukan saat bisa. Saya rasa cara berpikir seperti ini efektif untuk membuat saya menjadi pribadi yang semakin disiplin, untuk melakukan apa yang sudah saya rencanakan. Hal ini dikarenakan dari segi argumen dan secara rasional, cara berpikir seperti itu perlu untuk melawan perasaan-perasaan yang muncul yang akan menghalangi diri saya dari melakukan hal yang saya perlu lakukan. Sebagai contoh, jika saya menunggu keadaan yang ideal untuk mengerjakan tugas, pasti akan ada banyak situasi dan kondisi yang ideal dalam hidup, sehingga menunggu keadaan ideal hanya akan menunda proses pengerjaan dari tugas tersebut. Maka dari itu, cara berpikir untuk tidak menunggu situasi ideal untuk melakukan sebuah aksi merupakan mindset yang tepat untuk saya mengemban disiplin. 

Aksi konkrit yang ingin saya lakukan untuk menumbuhkan disiplin dalam hidup saya adalah dengan memulai setiap hari dengan berolahraga. Hal ini saya rasa cocok karena pada saat momen kita pertama kali bangun dari tidur, keputusan yang kita ambil akan berpengaruh secara signifikan terhadap hari tersebut. Pada saat kita bangun pertama kali, kita memutuskan untuk bangun dan memulai hari atau lanjut tidur. Saat kita memutuskan untuk lanjut tidur, kita kehilangan waktu yang bisa digunakan untuk melakukan sesuatu yang produktif dengan tidur, sedangkan jika kita memilih untuk bangun, kita akan memberikan waktu agar diri kita dapat langsung menjalankan kegiatan sesuai dengan waktu yang kita rencanakan. Maka dari itu, orang-orang yang bangun pagi dan langsung berolahraga cenderung lebih disiplin dari orang yang tidak melakukan hal tersebut, karena orang-orang yang mendisiplinkan diri untuk berolahraga mengalahkan rasa malas mereka, sehingga mendapatkan produktivitas sebagai hasil. 

Solusi lain yang ingin saya berikan untuk diri saya adalah untuk menyalakan airplane mode pada handphone yang saya miliki saat sedang melakukan aktivitas apapun yang penting dan membutuhkan fokus. Hal ini saya rasa dapat membuat saya tidak menunda-nunda hal-hal yang perlu saya lakukan, karena saya membuat sebuah situasi di mana hanya ada saya dan aktivitas tersebut yang perlu dijalankan. Tidak ada gangguan notifikasi dari handphone yang dapat mengganggu, sehingga satu-satunya opsi yang terlihat bagi saya adalah untuk melakukan aktivitas tersebut. Selain menyelesaikan masalah menunda-nunda, solusi ini juga membantu saya untuk semakin fokus saat melakukan aktivitas tersebut karena tidak ada notifikasi dari handphone yang dapat mengganggu konsentrasi saya. 

Selain soal ketidakdisiplinan, masalah lain yang saya temukan dalam diri saya adalah bahwa kebanyakan dari hal-hal yang saya lakukan belum efisien, dalam arti bahwa ada banyak kasus di mana apa yang saya lakukan mengambil waktu yang sangat banyak, walaupun tidak membutuhkan waktu sebanyak itu untuk menyelesaikannya. Maka dari itu, solusi yang ingin saya tawarkan untuk menanggulangi masalah ini adalah untuk membiasakan berpikir secara matang-matang sebelum bertindak. 

Kebanyakan, saya hanya berpikir sesuai insting dan hati nurani dalam melakukan sesuatu, namun belum sering melakukan proses mencoba untuk berpikir secara rasional apakah tindakan yang akan saya ambil yang paling tepat atau tidak. Hal yang perlu saya lakukan adalah untuk memberikan saya sendiri waktu untuk mendiskresikan tindakan yang terbaik untuk diambil. Hal yang perlu saya pikirkan secara rasional harus difokuskan pada aspek pembagian waktu dan perencanaan. 

Bentuk dari hal ini adalah dengan mengatur agar hal-hal yang dilakukan saat hari berjalan adalah hal-hal yang diprioritaskan menjadi penting. Salah satu hal penting yang saya rasa belum saya sediakan cukup waktu untuk diperhatikan adalah terkait dengan belajar mandiri. Untuk belajar mandiri, saya ingin menyediakan 30 sampai dengan 60 menit untuk sesi pembelajaran mandiri, di mana sesi pembelajaran mandiri tersebut dibagi menjadi tiga : mengumpulkan ilmu, mengaitkan ilmu yang didapatkan, dan menguji coba ilmu tersebut pada latihan soal. Hal yang perlu difokuskan adalah bagaimana cara saya bisa menyediakan waktu bagi saya sendiri untuk belajar mandiri setiap hari selama waktu 30 sampai 60 menit. 

Untuk itu, saya ingin fokus pada cara memprioritaskan sesuatu, di mana saya hanya akan melakukan hal-hal yang penting saja, dan membuang hal-hal yang tidak penting. Maka dari itu, diskresi menjadi bagian penting yang menjadi masalah untuk saya sendiri. Saya terkadang tidak langsung melakukan tindakan yang menurut saya paling rasional, sehingga saya pada akhirnya tidak melakukan tindakan yang sudah saya rencanakan karena kelamaan berpikir atau karena memberi alasan untuk melakukan hal lain yang tidak penting. Solusi untuk hal ini adalah untuk mendisiplinkan diri untuk langsung beraksi apabila sudah berpikir secara rasional terkait tindakan terbaik untuk dilakukan dan untuk tidak bergerak apabila sedang dalam kondisi yang tidak prima, dalam arti, saya sedang tidak berada dalam kondisi yang rasional atau sedang terpengaruh emosi akibat dari suatu kejadian. 

Saya rasa tujuan besar dari semua hal ini adalah agar saya dapat menjadi semakin disiplin agar saya dapat mencapai tujuan yang saya inginkan dalam hidup, karena tentu tanpa aksi saya tidak akan bisa mendapatkan apa yang saya butuhkan dalam hidup. Maka dari itu, kedisiplinan dalam hidup ini memberi makna bagi hidup saya dan harus terus saya kembangkan agar saya dapat semakin berkembang sebagai seorang pelajar. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun