Mohon tunggu...
Jonathan Diego Susanto
Jonathan Diego Susanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guyonan sebagai Media Humor

19 Mei 2023   16:43 Diperbarui: 19 Mei 2023   16:54 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Humor menjadi salah satu sarana yang digunakan manusia untuk dapat bersosialisasi dan saling mengerti satu sama lain. Hal ini dapat memperkaya relasi satu dengan yang lain dengan canda dan tawa.  Namun sebenarnya, humor yang apabila disalahtafsirkan dapat menyebabkan berbagai macam masalah. Sebagai contoh, Gus Dur presiden ke-4 Indonesia serta aktivis politik merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam kondisi hukum dan politik negara Indonesia. Beliau merupakan tokoh yang menyelenggarakan toleransi terhadap umat beragama di Indonesia. Ia juga merupakan seorang yang suka menyampaikan kritik dengan cara yang halus dan lucu, lewat guyonannya yang termasuk teks anekdot. 

Teks anekdot adalah sebuah teks berisi cerita lucu atau menggelitik yang bertujuan memberikan suatu pelajaran tertentu dengan menyampaikan kritik atau sindiran secara halus terhadap suatu permasalahan. Kisah dalam anekdot biasanya melibatkan tokoh tertentu yang bersifat faktual atau terkenal. 

Melihat garis besar definisi teks anekdot, maka suatu teks anekdot tidak semata-mata bertujuan untuk menyajikan hal yang lucu-lucu, guyonan atau humor untuk menghibur pembacanya, melainkan terdapat tujuan lain di balik cerita lucu itu, yakni adanya pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran mengenai permasalahan yang disinggung kepada para pembaca. 

Salah satu contoh teks anekdot adalah guyonan Gus Dur yang menyinggung tentang polisi jujur di Indonesia yang ada tiga, yakni polisi tidur, patung polisi, dan polisi bernama Jenderal Hoegeng Imam Santoso yang merupakan mantan Kepala Polri. Menurut beberapa orang, ini merupakan ekspresi humor yang cukup bagus untuk mengkritisi kinerja polisi di Indonesia, namun juga ada pihak-pihak yang tidak senang dengan guyonan Gus Dur ini. Contohnya, seorang pria dari Kepulauan Sula, Maluku Utara, sempat diamankan kepolisian setempat setelah mengunggah guyonan tersebut di media sosial. Walaupun pada akhirnya dibebaskan, pendapat publik terhadap berita ini adalah negatif.

Sebuah contoh untuk merangkum dampak dari teks anekdot terhadap sesama yang sering muncul di kalang anak-anak yang masih menempuh pendidikan di sekolah adalah pada saat seorang mengucapkan suatu guyonan, maka pasti ada sebagian orang yang tertawa terbahak-bahak, namun pasti juga ada orang-orang yang merasa kesal akan guyonan tersebut (terutama yang merasa tersindir), dan juga pasti ada beberapa yang tidak merasakan humor dalam guyonan tersebut. 

Jika sedang melakukan percakapan dengan orang lain, kita semua harus memperhatikan situasi dan kondisi pada saat melakukan komunikasi tersebut. Apabila situasi sedang serius, janganlah membuat sebuah guyonan, dan apabila situasi sedang santai, janganlah tegang. Dalam berkomunikasi, kita harus menyesuaikan cara kita berkomunikasi dengan situasi dan kondisi yang ada supaya kita dapat selaras dengan orang-orang di sekitar kita dan menghindari konflik yang tidak diinginkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun