Mohon tunggu...
Jonathan Bayu S
Jonathan Bayu S Mohon Tunggu... Mahasiswa -

a Spiffy Travel Blogger

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesta Durian di Kota Luwuk

30 Mei 2016   08:35 Diperbarui: 30 Mei 2016   13:11 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah gak ngebayangin makan durian murah meriah, rasanya super enak, sambil duduk-duduk di pantai? Kalo ngomong durian pasti identik dengan harganya yang mahal dan yang murah hanya durian ecek-ecek alias rasanya gak nendang. Makan durian di pantai? Kalo makannya di pantai Ancol mah gak enak, yang ada malaheneg liatin airnya yang berwarna seperti..ah sudahlah..

Peristiwa “indah” ini sebenernya lanjutan dari petualangan saya dan keluarga ke Kepulauan Togean. Untuk pulang ke Jakarta, maka kami transit dulu ke Luwuk dari Ampana. Ada sisa waktu yang lumayan, sekitar 1 hari bisa kami habiskan untuk keliling Kota Luwuk sebelum minggat ke Makassar.

Indahnya Kota Luwuk

Ada orang yang bilang “kalau pergi ke satu kota, belum mantap rasanya bila tidak mencicipi makanan khasnya”, kira-kira begitu. Ok, karena itu saya langsung menanyakan makanan apa yang jadi khas Luwuk ke Pak Nano, sang supir yang mengantarkan kami dari Ampana ke Luwuk.

“Mau ngapain aja mas selama di Luwuk nanti?” tanya Pak Nano, sebenernya beliau dulu lah yang menanyakan hal ini. Hmmm kemana yah, pada saat itu juga saya langsung ngeluarin hape dan browsing, dasar anak gugel! Ada orang lokal disini malah masih mencari di gugel. Bingung yang mana yang harus dikunjungin,”Bagus kemana pak? ada tempat atau makanan gitu gak yang enak?”, tanya saya, “Ini kebetulan lagi musim durian, jadi lagi banyak tuh di Luwuk..nanti kalau mau saya anterin ke pelabuhan”. Sontak kami menjawab YA!

Memang bukan makanan khas layaknya gudeg ala Jogja atau amplang dari Balikpapan. Tapi karena estimasi perjalanan kami yang sepertinya akan sampai di Kota Luwuk jam 9 malam, kami jadi tidak leluasa memilih tempat makan.

Akhirnya sampailah di dekat pintu masuk pelabuhan. Awalnya tidak mengira seperti apa bentuk durian disini, darimana asalnya, rasanya bagaimana, berapa harganya, tapi langsung aja cuss ke pedagangnya.

“Ini satu berapa bu?” tanya ibu saya yang memang kami andalkan untuk tawar menawar. “20 ribu bu”, “hah, ini satu 20 ribu?”, “tidak, itu seikat 20 ribu bu”, sambil mengangkat seikat durian. Apa? Are you serious? Beneran gak sih ini? Jadi seikat itu ada 5 buah, besarnya sih seperti se kepala orang dewasa, ada yang 6 tapi dengan ukuran yang lebih kecil lagi. Sehabis kaget karena harganya yang sangat miring itu lalu kami pun membeli 4 ikat, pesta baru saja dimulai..

Setelah tanya-tanya sama pedagangnya, durian ini ternyata asli Salakan, Banggai. Salakan itu dekat dengan Luwuk yang notabene ibukota kabupaten Banggai. Jadi durian ini fresh dong? Yap, katanya durian ini baru aja dipanen! Durian ini unik, ukurannya terbilang kecil. Rasanya manis dan legit, bagi saya ini adalah durian terkecil dan terenak yang pernah saya makan. Dan satu lagi yang unik yaitu dari 20 buah yang dibeli, satupun tidak ada yang rusak! Semuanya enak!

Luwuk
Luwuk
Selain durian ada juga manggis dan pisang kepok

Durian
Durian
Dibungkus juga enak

Bingung mau makan dimana akhirnya kami modal nekat dengan membawa durian ini ke hotel. Kenyang bukan main, disaat orang lain tidur tapi kami asyik menggerogoti durian.

Keesokan harinya, sebelum pergi ke bandara, kami sempatkan keliling kota. Rencana awal sih buat cari oleh-oleh dan pengen liat pantai Kilo 5 yang terkenal itu. Apalah daya kami sehingga semuanya berubah, kami pun pergi ke pasar untuk membeli durian lagi! Bingung mencari kendaraan akhirnya kami menyewa angkot. “berapa pak kalau mau charter 2 jam?”, “150 ribu pak!”. Waduh mahal juga ya, tapi daripada jalan kaki ya mending naik angkot.

Angkutan Kota Luwuk
Angkutan Kota Luwuk
“The Story in Angkot”

Pasar Luwuk
Pasar Luwuk
Sagu (warna putih), bahan makanan tradisional.

Apa saja yang didapatkan dari pasar? 2 plastik sagu……dan 5 ikat durian! Karena tujuan awal mau ke pantai, jadilah kami pesta durian lagi tapi dengan suasana berbeda, di pantai! Sambil menikmati durian lezat tidak karuan, kami menikmati sisa-sisa waktu di Pantai Kilo 5. Pantainya biru sekali, bersih tidak ada sampah, padahal ini pantai kota lho.

Durian Salakan
Durian Salakan
Awas ada penampakan

Pantai Kilo 5 Luwuk
Pantai Kilo 5 Luwuk
“ngangenin”

Pantai Kilo 5
Pantai Kilo 5
Andai Ancol seperti ini

Mabuk bukan kepalang, sambil terhunyung-hunyung kami balik ke hotel dan bersiap untuk pulang. Ah, pengen suatu saat nanti kembali kesini menikmati keindahan pantainya sambil makan durian!

Let’s Explore the Beauty of Indonesia!

-The Spiffy Traveller-

Ikuti perjalanan saya di Instagram di @thespiffytraveller atau blog saya di The Spiffy Traveller

Travel Notes :

  • Luwuk dapat dicapai dengan pesawat dari kota-kota besar di Indonesia dengan transit terlebih dahulu di Makassar (1 jam). Ada 3 maskapai yang melayani rute ini setiap hari yaitu Sriwijaya, Wings, dan Garuda.
  • Waktu terbaik untuk bisa menikmati durian Salakan adalah di akhir/awal tahun, dari bulan Desember-Februari.
  • Angkutan umum yang tersedia hanya ada angkot dan “ojek”, tidak ada taksi.
  • Pilihlah penginapan di atas bukit yang menghadap laut agar bisa melihat keindahan kota disaatsunset/sunrise.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun