Mohon tunggu...
Jo Kelabora
Jo Kelabora Mohon Tunggu... Dosen - Peenulis

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pencegahan Hiperkolesterolemia pada Lansia

22 Juni 2023   07:49 Diperbarui: 22 Juni 2023   11:53 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hermina Hospitals | Lansia Sehat, Aktif dan Produktif

PENCEGAHAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA LANSIA
*Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes*
(Poltekkes Kemenkes Maluku)

Lansia

Penuaan (lansia) adalah suatu proses di mana kemampuan jaringan untuk memperbaiki  atau mengganti dirinya sendiri dan mempertahankan struktur dan fungsinya yang normal secara perlahan menurun, mencegahnya untuk bertahan hidup dan menyebabkan cedera (termasuk infeksi) untuk memperbaiki kerusakan, akibatnya, lansia secara bertahap kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan terjadi penurunan fungsi dan struktur seluler, yang disebut  penyakit degeneratif, yang  menyebabkan  keterbatasan  fisik dan psikologis pada lansia. 

Lansia bukanlah suatu penyakit melainkan suatu tahap lanjut  kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan fisiologis berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh. 

Penurunan ini disebabkan berkurangnya jumlah dan aktivitas sel-sel metabolisme. Biasanya, tanda-tanda penuaan dimulai sekitar usia 45 tahun dan menimbulkan masalah sekitar usia  60 tahun. 

Seiring bertambahnya usia, fungsi fisiologis menurun akibat proses degeneratif, yang berujung pada penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, diabetes melitus, hiperkolesterolemia dan juga osteoarthritis. Angka kesakitan adalah proporsi masalah kesehatan lanjut usia yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia, atau kolesterol tinggi, menyebabkan aterosklerosis, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyumbatan pembuluh darah di otak, jantung, dan kaki. Pembuluh darah yang tersumbat di otak menyebabkan penyakit serebrovaskular atau penyakit serebrovaskular seperti stroke. Penyumbatan di pembuluh darah  jantung  menyebabkan penyakit kardiovaskular, seperti penyakit arteri koroner. 

Pada saat yang sama, penyumbatan  pembuluh darah kaki dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah perifer. Kondisi ini umum terjadi pada kaki dan dapat menyebabkan nyeri, kram, mati rasa, bahkan nekrosis. Penyebab kelebihan kolesterol antara lain obesitas, kurang olahraga, usia dan jenis kelamin, merokok, riwayat keluarga  dan pola makan sehari-hari.

Standar Kadar Kolesterol normal 

Kadar kolesterol normal pada orang dewasa adalah low-density lipoprotein (LDL): antara 70--130 mg/dL, high-density lipoprotein  (HDL): lebih dari 60 mg/dL, Trigliserida: kurang dari 150 mg/dL dan Kolesterol total: kurang dari 200 mg/dL

 Pencegahan Hiperkolesterolemia Pada Lansia Melibatkan Langkah-Langkah Berikut:

  • Diet sehat: Menerapkan pola makan sehat adalah langkah penting dalam pencegahan hiperkolesterolemia. Lansia sebaiknya mengonsumsi makanan rendah kolesterol, seperti sayuran, buah-buahan, sereal, biji-bijian, ikan berlemak (seperti salmon), dan produk susu rendah lemak. Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan trans, seperti makanan olahan, makanan cepat saji, dan makanan yang mengandung banyak mentega atau margarin.
  • Mengelola berat badan: Menjaga berat badan yang sehat sangat penting untuk mencegah hiperkolesterolemia pada lansia. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko kadar kolesterol yang tinggi. Dalam hal ini, penting untuk mengadopsi pola makan seimbang dan aktif secara fisik.
  • Aktivitas fisik: Lansia sebaiknya menjaga kegiatan fisik secara teratur untuk mencegah hiperkolesterolemia. Olahraga aerobik, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda, dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL).
  • Hindari merokok: Merokok memiliki dampak negatif pada kesehatan jantung dan dapat memperburuk hiperkolesterolemia. Lansia yang merokok disarankan untuk berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.
  • Minum alkohol dengan bijak: Mengonsumsi alkohol dalam jumlah moderat dapat memiliki beberapa manfaat kesehatan, terutama pada kesehatan jantung. Namun, konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko hiperkolesterolemia dan masalah kesehatan lainnya. Jadi, penting untuk minum alkohol dengan bijak, sesuai dengan pedoman yang dianjurkan.
  • Pemeriksaan kesehatan rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin adalah penting untuk memantau kadar kolesterol dan risiko kesehatan lainnya. Berkonsultasilah dengan dokter secara teratur untuk memeriksa profil lipid dan menerima saran mengenai pencegahan dan pengelolaan hiperkolesterolemia.

Selalu penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter mengenai langkah-langkah pencegahan spesifik yang paling sesuai untuk kondisi kesehatan individu Anda atau orang yang Anda pedulikan.

Peran Keluarga

Berikut ini adalah beberapa peran penting yang dapat dilakukan oleh keluarga dalam mencegah hiperkolesterolemia pada lansia:

  • Edukasi tentang pola makan sehat: Keluarga dapat memberikan edukasi kepada lansia mengenai pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan seimbang. Dorong mereka untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, seperti makanan olahan, makanan cepat saji, dan produk susu tinggi lemak. Sebaliknya, dorong mereka untuk mengonsumsi makanan kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan yang kaya akan asam lemak omega-3.
  • Dukungan dalam mengadopsi gaya hidup aktif: Keluarga dapat mendorong lansia untuk menjalani gaya hidup aktif dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Olahraga ringan seperti berjalan, bersepeda, atau senam dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan menjaga kesehatan jantung. Libatkan lansia dalam kegiatan keluarga yang melibatkan aktivitas fisik, seperti berkebun atau bermain dengan cucu.
  • Menjaga berat badan yang sehat: Keluarga dapat membantu lansia untuk menjaga berat badan yang sehat atau menurunkan berat badan jika diperlukan. Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko hiperkolesterolemia. Dukung lansia dalam mengadopsi pola makan yang seimbang dan membantu mereka dalam menjaga aktivitas fisik secara teratur.
  • Mengontrol stres: Stres dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk kolesterol darah. Keluarga dapat membantu lansia dalam mengontrol stres melalui dukungan emosional dan sosial. Dorong lansia untuk melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau kegiatan yang mereka sukai untuk mengurangi tingkat stres.
  • Mengikuti pemeriksaan kesehatan secara teratur: Keluarga dapat membantu lansia dalam mengatur dan mengingatkan jadwal pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan kolesterol darah secara teratur dapat membantu dalam mendeteksi perubahan dan memonitor efektivitas langkah-langkah pencegahan yang diambil.

Selain itu, keluarga juga dapat menjadi contoh yang baik dengan menjalani pola makan sehat dan gaya hidup aktif. Dukungan dan perhatian dari keluarga dapat memotivasi lansia untuk mengadopsi perubahan gaya hidup yang sehat guna mencegah hiperkolesterolemia dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun