Mohon tunggu...
Jonathan pedlik perjaka
Jonathan pedlik perjaka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi joging main bola voly tenis meja dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakteristik Perbedaan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Makrofrudensial

29 Oktober 2024   17:06 Diperbarui: 29 Oktober 2024   17:15 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan moneter dan kebijakan makroprudensial memiliki peran penting dalam stabilitas ekonomi, namun fokus dan pendekatannya berbeda.

Kebijakan Moneter bertujuan untuk mengatur jumlah uang beredar dan suku bunga guna mencapai stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Ini dilakukan melalui instrumen seperti suku bunga acuan dan operasi pasar terbuka.

Kebijakan Makroprudensial, di sisi lain, berfokus pada stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, mencegah risiko sistemik yang dapat muncul dari interaksi antar lembaga keuangan. Ini mencakup pengaturan seperti Loan to Value (LTV) dan rasio likuiditas untuk menjaga kesehatan sistem keuangan.

Dengan demikian, keduanya saling melengkapi dalam menjaga keseimbangan ekonomi.

Dalam konteks ekonomi modern, kebijakan moneter dan kebijakan makroprudensial adalah dua instrumen krusial yang digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Meskipun keduanya bertujuan untuk mencapai kesejahteraan ekonomi, pendekatan dan fokusnya berbeda.


Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dikelola oleh bank sentral dan berfokus pada pengaturan jumlah uang beredar dan suku bunga. Tujuannya adalah untuk mengendalikan inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Misalnya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, pinjaman menjadi lebih murah, mendorong investasi dan konsumsi. Namun, kebijakan ini tidak selalu cukup untuk mencegah krisis keuangan.


Kebijakan Makroprudensial
Sebaliknya, kebijakan makroprudensial bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Ini mencakup regulasi seperti Loan to Value (LTV) dan pengawasan lembaga keuangan untuk mencegah risiko sistemik. Kebijakan ini bersifat preventif, memastikan bahwa sektor keuangan tetap sehat dan tahan terhadap guncangan.


Sinergi yang Diperlukan
Kedua kebijakan ini harus berjalan beriringan. Kebijakan moneter yang terlalu longgar dapat meningkatkan risiko gelembung aset, sementara kebijakan makroprudensial yang terlalu ketat dapat menghambat pertumbuhan. Oleh karena itu, koordinasi antara keduanya sangat penting untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil.


Kesimpulan
Memahami perbedaan dan hubungan antara kebijakan moneter dan makroprudensial adalah kunci untuk menciptakan strategi ekonomi yang efektif. Dengan pendekatan yang terintegrasi, kita dapat mencapai stabilitas ekonomi yang lebih baik dan melindungi masyarakat dari risiko sistemik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun