Mohon tunggu...
Jonatan Fernando Silaban
Jonatan Fernando Silaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Yo! Jojoo disini... Pria Ambivert yang senang bermain Gitar serta menyukai musik, hewan, anime, serta basket

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tantangan Guru di Masa Depan dalam Menghadapi Diversitas Murid

29 November 2023   06:41 Diperbarui: 29 November 2023   06:45 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap insan di muka bumi pasti memiliki ilmu pengetahuan dalam dirinya. Ilmu pengetahuan bisa didapatkan secara individu maupun secara berkelompok. Salah satu cara untuk menambah wawasan ilmu adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses pengajaran dan usaha untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan guna merubah perilaku serta moral manusia ke arah yang positif. Dengan adanya pendidikan, dapat membantu seseorang menemukan jati diri dan potensi di dalam dirinya.

Jika berbicara soal pendidikan khususnya pendidikan di sekolah, pasti kita tidak asing dengan profesi guru. Guru merupakan unsur penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja dalam dunia pendidikan, sebab kualitas seorang guru dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah proses belajar mengajar. Tentu dalam pelaksanaannya tak selalu berjalan lancar karena ada suka maupun dukanya. Salah satu kemungkinan dari tantangan guru di masa depan adalah diversitas murid. Apa itu diversitas murid?

Diversitas atau "diversity" adalah keanekaragaman. Diversitas murid berarti suatu keanekaragaman atau variasi dari berbagai macam siswa yang memiliki perbedaan di berbagai aspek tertentu. Diversitas dalam pendidikan mengacu pada keberagaman siswa dalam berbagai aspek, seperti latar belakang, kemampuan akademik maupun non-akademik, minat bakat, gaya belajar, dan norma sosial yang berbeda. Tantangan guru dalam hal ini adalah guru perlu responsif terhadap perbedaan yang ada, selalu berusaha menciptakan lingkungan inklusif, dan membentuk siswa untuk menghadapi masyarakat global yang beragam. Pendidikan yang memperhatikan diversitas membantu mengembangkan empati, toleransi, dan keterampilan interpersonal, serta memastikan kesetaraan akses dan persiapan untuk tuntutan pasar kerja yang beragam. Responsivitas terhadap diversitas bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi juga elemen kritis dalam membentuk pendidikan yang relevan dan mempersiapkan generasi untuk kompleksitas masyarakat global.

Hal yang menjadi latar belakang meliputi keluarga dan lingkungan sebagaimana berpengaruh besar terhadap proses belajar siswa. Perbedaan sosioekonomi dan sosiokultural dapat menciptakan kesenjangan yang signifikan di antara siswa. Contohnya, banyak siswa yang terpaksa berhenti sekolah karena masalah biaya dan mereka harus mencari pekerjaan untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidup. Tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, sikap keluarga terhadap masalah-masalah sosial, realita kehidupan dan lain-lain merupakan faktor yang akan memberi pengalaman kepada anak dan menimbulkan perbedaan dalam minat, serta apresiasi sikap. Perbedaan-perbedaan ini akan sangat berpengaruh dalam tingkah laku dan perbuatan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Lalu, kondisi lingkungan meliputi lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Lingkungan belajar yang baik tentu akan mendukung lancarnya kegiatan belajar.

Guru harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap keberagaman tingkat kesiapan dan kemampuan setiap individu di kelasnya. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di usia yang sama mungkin memiliki tingkat kesiapan yang berbeda dalam mengambil manfaat dari pendidikan formal. Ini menegaskan perlunya pendekatan diferensiasi dalam pengajaran untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Penting bagi guru untuk mengakui keberagaman tingkat intelegensi dan menerapkan pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran. Dengan memahami bahwa setiap individu memiliki potensi unik, guru dapat menciptakan lingkungan inklusif yang memotivasi siswa. Pendekatan ini memberikan tantangan tersendiri bagi guru yaitu dengan menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan siswa, sehingga kesenjangan belajar dapat diatasi dan dukungan tambahan diberikan kepada mereka yang memerlukannya.

Memahami perbedaan pola pikir dan strategi belajar siswa adalah langkah krusial dalam menghadapi tantangan diversitas murid. Guru yang responsif dapat menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan gaya belajar individu, meningkatkan keterlibatan siswa, dan memberdayakan mereka untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran. Dengan memahami motivasi dan mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup, guru dapat menciptakan lingkungan yang memotivasi siswa untuk terus belajar dan berkembang.

Dalam menghadapi tantangan diversitas murid, guru tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator pertumbuhan siswa. Tugas guru melibatkan lebih dari sekadar memberikan pelajaran, melainkan juga membimbing dan merespons keunikan potensi intelegensi setiap siswa. Guru harus terus belajar dan mengembangkan kompetensi diri sebagai tenaga pendidik yang profesional. Selain itu juga menambah pengalaman sebagai bekal untuk memahami dan menghadapi segala keberagaman peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan yang memperhatikan diversitas bukan hanya menciptakan siswa yang siap menghadapi tuntutan pasar kerja yang beragam, tetapi juga membentuk individu yang memiliki keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan keterlibatan aktif dalam pembelajaran mereka sendiri.

Oleh karena itu, sebagai garda terdepan dalam proses pendidikan, guru perlu mempersiapkan diri secara optimal untuk menghadapi tantangan tersebut di masa kini hingga di masa depan. Kesadaran terhadap diversitas murid, kemampuan untuk beradaptasi, dan kreativitas dalam menyampaikan materi pembelajaran akan menjadi kunci keberhasilan guru dalam menciptakan generasi yang siap menghadapi kompleksitas masyarakat global yang semakin beragam.

Tim Penulis :

Universitas Negeri Jakarta

Kelas E - PGSD 2022

Dinda Putri (1107622128)

Jonatan Fernando Silaban (1107622109)

Nathania Alyfa Syahada (1107622216)

Pamuji Kristoper Nababan (1107622240)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun