Mohon tunggu...
Jonal
Jonal Mohon Tunggu... Lainnya - Warga Bumi

Aku dan Pikiranku â–ªWarga Bumi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Konflik Geothermal Poco Leok AMMARA Kupang Layangkan Pernyataan Sikap

28 Juni 2023   12:19 Diperbarui: 28 Juni 2023   12:35 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam aksi yang dilakukan oleh masyarakat terjadi tindakan represif dan kriminalisasi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum hingga menyebabkan beberapa diantara  massa aksi mengalami luka.

Sumber gambar : www.portalntt.com
Sumber gambar : www.portalntt.com


APH seharusnya hadir menjadi penengah dan bukannya memihak kepada salah satu pihak. Tindakan represif yang sudah ditunjukkan membuktikan bahwa APH tidak menjalankan fungsinya mengayomi masyarakat beserta hak-haknya untuk menyampaikan pendapat dimuka umum.

Namun, dalam kasus ini APH justru menjadi kaki tangan korporasi dengan menampilkan sikap brutal dan arogan demi membantu memuluskan proyek geotermal di Poco Leok.
 
Aliansi Mahasiswa Manggarai Raya (AMMARA) Kupang yang terdiri dari (Ikatan Mahasiswa Pedalaman Imam Keuskupan Ruteng (TAMISARI) Kupang, Persatuan Mahasiswa Manggarai (PERMAI) Kupang, Persatuan Mahasiswa Manggarai Barat (PERMABAR) Kupang, dan Himpunan Pelajar Mahasiswa Manggarai Timur (HIPPMATIM) Kupang, sangat menyayangkan tindakan yang dipertontonkan oleh APH dan sikap Pemkab Manggarai yang aptis terhadap penolakan dari masyarakat adat Poco Leok dan elemen-elemen yang menolak kehadiran geotermal ini.

Ruang dialog antara pihak yang pro dan kontra semestinya dikedepankan demi menghindari berbagai konflik horizontal di tengah masyarakat. Mendengarkan aspirasi masyarakat setempat merupakan sebuah keharusan bagi Pemda dan PT. PLN.

Karena, pada akhirnya warga Poco leok sendiri yang akan merasakan dampak buruk dari kehadiran geotermal. AMMARA Kupang sangat sepakat dengan masyarakat Poco Leok yang menolak karena akan merusak ruang hidup, membunuh aktivitas perekonomian serta meluluh lantakan warisan leluhur yang sangat melekat dalam kehidupan mereka.

Pemda manggarai tidak menunjukkan eksistensinya untuk turut menjadi lembaga yang mempertahankan kearifan lokal dan mengedepankan kepentingan masyarakatnya sendiri.

Justru Pemda Manggarai sendiri tampil sebagai kaki tangan korporasi dengan upaya paksa memuluskan proyek yang tidak membawa keuntungan bagi masyarakat dan hanya mengeksploitasi kekayaan alam di manggarai.

Sebelumnya AMMARA sudah memprediksi terkait upaya-upaya busuk korporasi dan Pemkab. Dengan mengerahkan aparat untuk menekan gejolak perlawanan masyarakat adat dan adanya pembelahan yang terjadi ditubuh masyarakat.

Karena menurut AMMARA Kupang, cara-cara busuk ini untuk meloloskan proyek bukan hal yang baru bagi masyarakat Manggarai. Berkaca dari pengalaman hadirnya pertambangan di wilayah Manggarai, hal-hal busuk seperti ini sebagai strategi ampuh korporasi dan pemerintah daerah memuluskan proyek.

Menanggapi kasus ini, AMMARA Kupang melayangkan pernyataan sikap dan poin tuntutan terkait penolakan pembangunan  pengeboran Perluasan Pembangkit listrik Panas Bumi (PLTP) Ulumbu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun