Mohon tunggu...
Jonal
Jonal Mohon Tunggu... Lainnya - Warga Bumi

Aku dan Pikiranku ▪Warga Bumi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membongkar Mitos Maskulin dan Feminin

7 Maret 2023   18:12 Diperbarui: 7 Maret 2023   18:30 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Yasinta Mulia 

Baik wanita maupun pria, tidak perlu malu untuk mempelajari tentang alat kelamin sendiri. Terutama tentang wanita yang sering di hantui dengan perasaan di bully, hanya karena status keperawanannya. Padahal itu hanya selaut tipis yang ada di vagina wanita, yang pada akhirnya menjadi momok bagi wanita-wanita. Ada yang hanya karena alasan cinta, dan takut putus dengan pasangannya sehingga dengan gampang memberikan keperawanannya, padahal kunci untuk tetap menetap pada suatu hubungan bukan terletak pada hubungan seks semacam itu. 

Jika terjadi demikian, maka angka pernikahan usia dini semakin meningkat, kemungkinana untuk bunuh diri, dan putus sekolah; padahal ada yang belum tentu benar-benar siap untuk menerima akibat dari perbuatannya itu.

Masalah keperawanan akhirnya menjadi bahan omongan orang-orang, keperawanan akhirnya menjadi tolak ukur masa depan dan kesuksesan seseorang, yang dengan tanpa memikirkan perasaan orang lain, langsung menghina. “ Makanya jadi perempuan jangan lemah, masa baru pacaran kok sudah mau serahkan keperawanannya, dasar perempuan kotor, perempuan jorok, makanya pacaran itu jaga diri”, dan berbagai macam lebel-lebel lainnya.

Oke, mungkin di sisi lain semua itu berlawanan dengan norma, agama, serta adat istiadat yang ada pada  masyarakat, sehingga lantas menjadi tabu. Walaupun si pria bisa dengan bangga berkata:
“Eh,,,,dia sudah saya perawanin lho,,dan sekarang dia sudah tidak perawan lagi, hebatkan saya.” Lantas karena ketidakperawanan itu perempuan seperti di tempelkan stiker besar di dahinya: “Saya sudah tidak perawan lagi, saya bukan perempuan baik-baik, silahkan hina saya, silahkan bully saya."

Laki-laki selalu ingin mencari perempuan yang masih perawan, sedangkan mereka tidak pernah menyadarai bahwa merekalah yang membuat keperawanan seorang perempuan musnah, dan dengan gampang berkata :  “sayakan cuma iseng-iseng minta, dia-nya saja yang bodoh,mau ngasih keperawanannya buat saya, hingga akhirnya rumor-rumor menyebar dan menjadi bahan olokan bagi para pria. 

Lalu mengapa dunia tidak mempertanyakan keperjakaan pria, mengapa perempuan tidak bisa berkata: “Ehh,dia sudah saya perjakain,dan sekarang dia sudah tidak perjaka lagi”. Masalah keperawanan semacam ini membuat beberapa orang selalu disangkut pautkan dengan masa depan dan kesuksesan seorang perempuan, tetapi coba berpikir, terlepas dari masalah keperawanan, ketika seorang perempuan tidak perawan lagi; toh dia tetap menjadi manusia yang punya hak untuk hidup.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun