Mohon tunggu...
Jonah Sea
Jonah Sea Mohon Tunggu... -

Anti Presiden Boneka dan Penjual Negara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Tempo Menutupi Peran Jokowi?

25 Januari 2015   02:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1. Tempo sadar bahwa satu-satunya peluang menghentikan kisruh Polri-KPK adalah Jokowi; sehingga Tempo mencoba bermain politik dengan menutupi peranan Jokowi dengan harapan tekanan demi tekanan yang mereka lakukan bersama koalisi masyarakat sipil anti korupsi lain akan menggugah atau setidaknya memaksa Jokowi memakai kewenangan yang ada padanya untuk menyelesaikan masalah.

2. Tempo mencoba menutup malu karena Goenawan Mohamad, Tempo serta koalisi masyarakat sipil adalah pihak yang mempromosikan Jokowi sedemikian rupa, sampai memuji-muji Jokowi seolah dia adalah seorang dewa  yang pro hak asasi manusia dan anti korupsi. Bila masyarakat menyadari bahwa Tempo dan kelompoknya membuat kesalahan maka kredibilitas Tempo dalam mempromosikan atau melakukan kampanye hitam terhadap seseorang akan rusak; sehingga mereka mencoba mengalihkan kesalahan kepada PDIP dan Megawati semata, sedangkan kesalahan Jokowi hanya "tidak bisa melawan keinginan Megawati."

3. Tempo sungguh-sungguh naif dan tidak melihat Jokowi sebagai aktor utama kriminalisasi terhadap KPK.

4. Goenawan Mohamad dan kelompok Tempo takut diracuni seperti Munir setelah Hendropriyono mengeluarkan ancaman dengan sangat keras kepada orang-orang yang mencoba menyalahkan Jokowi atas kisruh seputar pengangkatan Kapolri. Ancaman AM Hendropriyono.

http://news.detik.com/read/2015/01/24/175505/2812945/10/1/hendropriyono-jangan-sekali-kali-menyalahkan-jokowi-di-kasus-kpk-vs-polri

Di antara empat kemungkinan di atas, saya melihat yang paling mungkin menjadi motivasi Tempo menutupi peran Jokowi dalam kasus penghancuran KPK adalah nomor 2 dan nomor 4, yaitu Tempo dan Goenawan Mohamad takut mengalami nasib naas seperti Munir dan mereka juga masih terlalu gengsi untuk mengakui bahwa hanya membutuhkan kurang dari 100 hari untuk orang yang mereka pilih menunjukan belangnya. Hal ini tentu disayangkan karena pendukung lain seperti Romo Benny; Frans Magnis Suseno; Melanie Subono; Suciwati Munir dan lain-lain sudah secara jantan tanpa takut ancaman Hendropriyono mengakui bahwa mereka salah pilih pemimpin dan bahwa mereka telah tertipu pencitraan Jokowi. Buat saya alasan nomor dua dan empat lebih masuk akal karena bila Jokowi benar boneka Megawati dan KIH yang hanya menunggu perintah tentu dia tidak akan peduli dengan apapun tudingan dari koalisi aktivis; demikian pula dengan alasan nomor tiga, seperti sudah saya sampaikan, mustahil Tempo yang sudah makan asam garam Orde Baru itu bisa naif melihat Jokowi adalah tidak bersalah dan hanya korban pertarungan politik.

Saya berharap dalam waktu yang tidak lama lagi, Tempo sebagai salah satu barometer kebebasan pers di Indonesia akan bisa melepas gengsinya dan ketakutan dari Hendropriyono agar bisa melaporkan peristiwa penghancuran KPK secara apa adanya, yaitu PDIP-Jokowi-Megawati secara bersama-sama memainkan peranan mereka untuk mencapai tujuan menghancurkan KPK, apalagi sekarang ini kelompok PDIP telah meningkatkan keseriusan mereka dengan turun gunungnya pakar intelijen mereka yang ketika menjadi Ketua BIN pernah merancang pembunuhan Munir, yaitu A.M. Hendropriyono. Bila Tempo setengah-setengah dalam membela KPK maka jangan bersedih bila dalam waktu tidak terlalu lama semua komisioner KPK yang sedang menjabat terpaksa berhenti dan diganti dengan orang-orang yang pro PDIP dan koalisinya seperti kanker sebagaimana menimpa jabatan Kapolri, Jaksa Agung, Kabareskrim, Menkopolhukam, Menkumham, Menteri Pertahanan, Hakim Agung, Hakim Konstitusi, Telkomsel dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun