Waktu pertama kali ke Tokyo, saya sangat semangat untuk datang ke kuil Meiji di Harajuku area. "katanya"kuil ini terkenal sebagai tempat menikahnya orang-orang jepang dengan adat Shinto.
Waktu itu saya berencana datang pada tanggal 22 November, kalau dalam Bahasa Jepang disebut "ii fufu" yang artinya pasangan suami/isteri yang baik. Di hari itu ada banyak pasangan yang melangsungkan pernikahan, mereka berharap pernikahannya akan langgeng dan dikaruniai pasangan yang baik karena menikah di tanggal yang baik.
Tapi rencana hanya rencana, karena partner jalan saya yang Jepang asli itu menolak datang ke kuil Meiji saat 22 November karena dia malas harus berada ditengah keramaian. Akhirnya kami tetap datang keesokan harinya. Dengan semangat saya titip doa dan koin 55 yen* (go jyu go en) kepada partner saya, semoga bisa cepat menyusul para pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan.
Tiga tahun kemudian, dikunjungan ke Tokyo berikutnya saya yang masih "sendiri" ini lagi-lagi mencoba mencari peruntungan Cinta.
Usut punya usut, selain kuil Meiji ternyata ada beberapa kuil yang jadi incaran para single-ers buat cari jodoh. Di urutan pertama adalah Tokyo Daijingu. Kuil ini adalah cabangnya kuil Grand Ise yang letaknya beratus-ratus kilometer dari kota Tokyo, untuk memudahkan orang-orang berdoa tanpa harus datang ke Ise maka dibangunlah Tokyo Daijingu ini.
Dan ternyata kuil ini ada diurutan nomor satu sebagai kuil tempat pelaksanaan pernikahan dengan adat Shinto, jadi bukan kuil Meiji ya. Selama ini saya salah kira (;p
Setiap hari, dari awal tahun sampai akhir tahun, para single-ers berbondong-bondong datang ke kuil ini untuk berdoa agar cepat bertemu jodohnya. Selain berdoa, omamori di kuil ini juga laris keras. Katanya jimat pencari cintanya ampuh banget. Duh percaya gak percaya deh ya.
Setelah sehari sebelumnya dihajar typhoon, keesokan harinya saya berkunjung ke Tokyo Daijingu. Kali ini saya jalan sendirian saja, karena partner saya sedang sibuk beberes rumah sebelum acara kembang api nanti malam. Dan untung saja saya datang sendiri, ternyata, katanya, kalau mau berdoa minta jodoh di kuil ini, si pemohon doa harus datang sendiri. WAH! (bisa pas begini, unmei da!).
Berbekal koin 55 yen* yang saya lempar dengan lemah gemulai dan selembar ema dengan warna favorit saya tuliskan permohonan sayaÂ
"".
Ema di kuil ini ada beberapa macam, ada yang terbuat dari papan kayu dan juga kertas lipat berwarna-warni.