Sebelum saya memberikan saran memilih tukang pijat panggilan yang punya kapabilitas, saya mau berpesan kepada setiap tukang pijat panggilan seluruh Indonesia, alangkah lebih bijaknya memberikan tarif jasa pijat daripada basa-basi dengan biaya seikhlasnya.
Kami yang hanya butuh dipijat harus direpotkan dengan bertanya pelanggan sebelumnya mengenai besaran "tarif seikhlasnya". Kemudian ditemukan standar 50 ribu per jam. Bayangkan kalau ketemu pelanggan pemula dengan memberikan tarif 10 ribu per jam? Sebab berpikir kalau 50 ribu terlalu memberatkan dan jatuhnya tidak lagi ikhlas.
Alangkah lebih elok memberikan tarif jasa di awal. Jadi bagi yang tidak mampu dan tidak ikhlas membayar sesuai tarif, tidak memilih untuk memanggil jasa tukang pijat. Bahkan ketika saya bayar 50 ribu pun masih sungkan, takut ada kenaikan tarif menyesuaikan UMR setempat.
Selanjutnya saya akan bahas cara memilih tukang pijat panggilan yang punya kapabilitas. Saya memilih diksi kapabilitas karena banyak tukang pijat yang tidak memiliki sertifikat pijat SNI. Sehingga sulit membedakan tukang pijat profesional dan amatir. Jangan heran dengan biaya 50 ribu per jam melahirkan banyak tukang pijat dadakan yang penghasilannya bisa melebihi orang yang dipijat.
Kapabilitas mengacu pada kemampuan atau kualitas yang dimiliki oleh tukang pijat panggilan untuk melakukan tugas tertentu. Hal ini melibatkan kombinasi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sumber daya, dan potensi yang memungkinkan tukang pijat panggilan untuk bertugas secara efektif.
Berdasarkan Rekomendasi
Tukang pijat panggilan biasa hadir di kampung-kampung. Masyarakat sering ekspolarasi tukang pijat panggilan pilihan yang sesuai dengan kenyamanan setiap orang. Bahkan ada yang rela memanggil tukang pijat dari luar kecamatan dengan melebihkan biaya (ongkir), sementara di dusun sendiri ada jasa tukang pijat panggilan. Ini soal selera.
Dengan menanyakan ke pelanggan, kita bisa memilih tukang pijat idaman sesuai tingkat kelelahan yang dialami. Sebab ada beberapa tipe tukang pijat mulai dari teknik memijat, cara ngobrol saat proses memijat, tarif jasa, hingga alat atau bahan pijat yang dipakai.
Jangan asal memilih tukang pijat panggilan dari iklan di media sosial atau poster di tiang listrik. Salah memilih, bukan kesembuhan yang didapat, malah jadi tambah retak tulang belulang yang dipijat. Lebih seram lagi kalau ketemu tukang pijat yang tidak mau dibayar 50 ribu (standar tarif) meski diiklan ditulis kata "seikhlasnya".
Melihat Perawakan
Ini penting. Beberapa kali saya menemukan tukang pijat panggilan yang kurus ceking yang tidak ada efek apa pun saat dipijat. Setiap memijat bagian tubuh selalu istirahat dengan basa-basi ngajak ngobrol atau sekedar minum. 15 menit sebelum selesai memilih teknik amatir, ngidak-idak. Mungkin karena jari-jarinya sudah lelah meremas-remas tubuh saya.
Saya selalu cocok dipijat oleh orang yang perawakannya kokoh. Tulangnya tebal, warna kulitnya sedikit gelap, dan jalannya tegap. Setiap pijatannya mampu mengoyak seluruh sendi dan menghentakan peredaran darah. Tidak ada satu bagian pun (eh, kecuali alat kelamin) yang luput dari cengkraman tangannya.
Soal tukang pijat panggilan, saya tidak sependapat dengan kiasan, "Dont Judge a Book by its Cover". Kalau tukang pijat, "cover" sudah pasti sesuai dengan "bukunya."
Pijatan Kepala
Tukang pijat yang sudah malang melintang di dunia perpijatan, pasti paham bahwa kepala juga menjadi bagian penting untuk dipijat. Banyak tukang pijat yang memilih untuk mengabaikan pijatan kepala. Jadi sebelum memutuskan memilih pijat panggilan, bisa ditanyakan kepada pelanggan sebelumnya atau bahkan ke tukang pijatnya langsung mengenai bagian apa saja yang bakal dipijat.
Dengan memijat bagian kepala, gejala pusing dan stres bisa hilang seketika. Ndas kalian akan di-tekuk-tekuk seenaknya. Tentu ini menunjukan jam terbang pemijat. Sebab tidak semua tahu cara memijat kepala pelanggan tanpa mematahkan lehernya.
Bahkan saking enaknya, urusan pijat kepala, saya sering minta ulang. Eman kalau kalian mengeluarkan uang 50 ribu namun tidak merasakan sensasi kepala diremas-remas tukang pijat panggilan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H