Tidak mudah terdoktrinasi dan mengurangi sikap fanatisme yang mengaburkan nilai toleransi. Membangkitkan lagi konsep Ekasila tentang makna gotong royong. Saling asah, saling asih, dan saling asuh. Teknologi punya peran terhadap perubahan kebudayaan, namun menjadi ancaman serius jika tidak mampu mengendalikannya.
Lompatan budaya menjadi rambu tentang dampak perubahan sosial. Pemerintah dan hukum tidak lagi punya kendali mengatur masyarakat. Kebebasan dijunjung yang berpotensi pada konflik sosial. Budaya bangsa berkaitan dengan pola pikir, perilaku, dan ucapan. Sikap menghormati dan menghargai berubah menjadi klaim kebenaran tunggal. Menjadi korektor atas ketidaksesuaian prinsip yang dipegangnya.
Demikian halnya dengan budaya betawi sebagai kesatuan sikap masyarakat Jakarta. Ada nilai filosofis, pandangan hidup, dan norma yang dipegang untuk menciptakan kondisi sosial masyarakat yang ideal. Budaya terbentuk dari konsensus masyarakat yang bisa berubah seiring perkembangan zaman, namun nilai atau ideologi kebudayaan tetap akan utuh jika konsisten dilestarikan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H