Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Penulis - Esais

Penulis buku dan penulis opini di lebih dari 150 media berkurasi. Penggagas Komunitas Seniman NU dan Komunitas Partai Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sosialisasi Ekonomi Digital

7 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:03 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang menggunakan layanan internet sebagai media berkomunikasi, berkolaborasi, dan bekerjasama antar perusahaan dan atau individu. Berbagai platform perdagangan elektronik yang terus tumbuh menjadi angin segar bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia untuk memasarkan produknya.

Kesenjangan digital antara daerah satu dengan yang lain membuat perkembangan ekonomi digital nasional masih belum optimal. Akses internet dan infrastruktur teknologi masih berpusat di Jawa dan Sumatra yang mengakibatkan daerah lain ketinggalan informasi digital.

Sementara di tingkat individu atau perusahaan, kemampuan memanfaatkan sumber daya menjadi modal mengusai industri digital. Sementara mereka yang kurang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan internet akan tertinggal dan mengalami kebangkrutan. Perkembangan ekonomi digital menimbulkan dampak negatif yang memiliki keterampilan yang rendah di bidang teknologi informasi.

Perkembangan ekonomi digital mengakibatkan banyak toko ritel atau kelontong kalah bersaing dengan e-commerce yang banyak dicari masyarakat modern. Ekonomi digital memberi konsep bisnis yang bersifat costumer oriented dan competition oriented. Pertumbuhan e-commerce diperkirakan bisa tembus 18 persen per tahun yang dapat berkontribusi banyak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Sudah banyak generasi milenial belajar ekonomi digital dan menjadi pengusaha mandiri dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde, menyatakan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar karena ada 1.700 usaha rintisan. Tugas pemerintah memastikan bahwa ekonomi digital harus dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Indonesia sedang berada dalam bonus demografi yang diharapkan agar generasi muda lebih menguasai perkembangan teknologi.

Pemerintah harus mendorong tumbuh kembang industri kreatif yang memiliki keunikan melalui fasilitasi permodalan, pembukaan pasar (diversifikasi pasar), dan pemberian insentif di bidang perpajakan. Insentif pajak ini menjadi penting untuk memberi ruang gerak pengusaha baru untuk mengembangkan usahanya.

Implementasi

Perlu analisis matang menyambut geliat ekonomi digital di masa mendatang. (1) Strength, bahwa Indonesia punya potensi besar berdasarkan realita bonus demografi dan juga ribuan bisnis digital yang didominasi pengusaha muda. (2) Weakness, namun perlu disadari bahwa kesenjangan teknologi masih terjadi di banyak daerah di Indonesia. Banyak daerah yang kurang bisa menikmati fasilitas digital akibat akses rendah internet dan seditiknya infrastruktur penunjang ekonomi digital.

Selain itu, pendidikan mengenai ekonomi digital belum menjadi agenda utama (penting) yang membuat masyarakat buta informasi dalam memanfaatkan ruang usaha di ruang digital. (3) Opportunities, perubahan peradaban yang masuk era industri digital menjadi kesempatan emas menujukan potensi nasional di mata dunia. Sehingga pergerakan ekonomi tidak berbasis pada pasar domestik, namun bisa merambah pasar internasional.

Threats, di sisi lain, ekonomi digital yang dapat menembuh batas ruang adminitratif negara menjadi ancaman jika produksi domestik kalah bersaing dengan produksi dari luar negeri. Dampaknya adalah masuknya banyak produk impor yang perlahan menghancurkan UMKM dan perusahaan industri dalam negeri.

Dari analisis tersebut, butuh implementasi yang matang dari pemerintah sebagai otoritas pengambil kebijakan menghadapi persaingan ekonomi digital. Dimulai dari pendidikan dasar tentang pentingnya masyarakat melek teknologi. Mengajari cara menciptakan peluang menjadi produsen (bisnis) digital. Sehingga tidak ada lagi UMKM yang gagap teknologi digital.

Selain menambah PDB Nasional, pertumbuhan ekonomi digital juga berperan dalam banyak hal seperti pengentasan pengangguran yang berimplikasi pada berkurangnya kemiskinan. Mengingat banyaknya sumber daya alam dan manusia di Indonesia, menjadikan peluang sumber usaha online dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Kemudahan interaksi dan komunikasi harus diimbangi dengan daya kreaktivitas memanfaatkan peluang ekonomi digital.

 

Ancaman Kapitalisme

Ekonomi digital tentu punya kekhawatiran terhadap cengkraman kapitalisme industri. Digitalisasi ekonomi akan mengutamakan keuntungan yang berorientasi pada kekuatan modal dalam menunjang eksistensi industri dan keluasan memasarkan produk. Sementara usaha rintisan akan bersaing dengan bisnis lain yang tidak cukup kekuatan menggusur produk industri besar.

Sementara UMKM yang bergerak di bidang ritel atau toko offline akan semakin ditinggalkan konsumen yang lebih memilih berbelanja di e-commerce karena dianggap lebih mudah, murah, dan cepat. Banyak UMKM yang belum melek teknologi dan menggunakan metode konvensional saat menjual barang dan jasa. Sedangkan untuk mempromosikan produk di toko online harus menyiapkan modal.

Revolusi budaya ekonomi perlu digiatkan mulai dari bidang pendidikan, politik, dan sosial. Jangan sampai peluang ekonomi digital malah menjadi sumber pasar akibat budaya konsumerisme masyarakat Indonesia. Pemerintah perlu menggenjot produksi masyarakat dengan sosialisasi dan kebijakan yang mengutamakan produktivitas usaha digital.

Peran Perbankan

Tentu pelaku UMKM tidak hanya berharap pada kebijakan pemerintah dan iklim kesadaran ekonomi masyarakat. Keperluan modal dan operasional untuk mendigitalisasikan produk perlu mendapat sokongan dari lembaga perbankan yang pro UMKM, salah satunya program dari Bank Republik Indonesia (BRI) melalui produk dan layanannya yang semakin Muda(H).

Dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT127BRI), BRI mengadakan berbagai program untuk membantu kebangkitan UMKM Indonesia menghadapi gelombang digitalisasi ekonomi. Program tersebut dibungkus dengan nama BRILianpreneur dan BRIPahlawanFinansial.

Hal ini tentu menjadi angin segar bagi generasi muda yang terjun sebagai pengusaha. Generasi milenial cenderung lebih aktif terhadap perubahan transisi digital sebagai langkah promosi produk dan mencari peluang usaha yang punya potensi berkembang di masa mendatang. Kepedulian BRI terhadap kemanjuan UMKM patut mendapat apresiasi sebagai jalan memajukan industri digital dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara maju di bidang ekonomi.

Namun butuh langkah konkrit menyosialisasikan program BRILianpreneur agar menjadi magnet UMKM bertahan dan tumbuh di tengah gencaran ekonomi dunia. BRI harus memanfaatkan besarnya potensi UMKM domestik untuk menjadi kekuatan digitalisasi ekonomi.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun