Terapi stem cell, atau yang dikenal sebagai terapi sel punca, telah menjadi salah satu topik terhangat di dunia kesehatan dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan teknologi di bidang kedokteran ini diperkirakan akan menjadi tonggak revolusi pengobatan di masa depan.
Stem cell dianggap mampu memberikan solusi untuk berbagai penyakit yang saat ini sulit atau bahkan tidak dapat disembuhkan melalui metode konvensional. Lalu, apa sebenarnya stem cell itu, bagaimana cara kerjanya, dan apa saja tantangan yang dihadapinya?
Stem cell, atau sel punca, adalah jenis sel unik dalam tubuh yang memiliki kemampuan luar biasa.
Tidak seperti sel-sel lain yang memiliki fungsi spesifik, stem cell dapat membelah diri dan berkembang menjadi berbagai jenis sel lain di tubuh kita, seperti sel otot, sel saraf, sel kulit, atau bahkan sel darah.
Kemampuan luar biasa ini memberikan harapan besar bagi dunia medis, karena stem cell dapat digunakan untuk memperbaiki jaringan atau organ yang rusak akibat penyakit atau cedera.
Stem cell terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu stem cell embrionik dan stem cell dewasa.
Stem cell embrionik berasal dari embrio pada tahap awal perkembangan dan memiliki potensi besar untuk berubah menjadi jenis sel apa pun di tubuh manusia, menjadikannya sangat serbaguna.
Di sisi lain, stem cell dewasa, yang ditemukan di jaringan tubuh seperti sumsum tulang atau lemak, memiliki potensi yang lebih terbatas, tetapi tetap sangat berguna dalam pengobatan.
Mekanisme Kerja Terapi Stem Cell
Menurut Dr. Agus Ujianto, Sp.B., selaku Chief Executive Officer (CEO) di TanpaOprasi.com, stem cell bekerja di dalam tubuh melalui bahan-bahan aktif yang dilepaskannya.
Terapi stem cell ini diberikan dengan cara suntik atau infus ke dalam tubuh, memungkinkan sel-sel hidup tersebut untuk menyebar ke area yang membutuhkan perbaikan.
Karena itu, penting bahwa terapi stem cell dilakukan dengan cara yang benar agar sel-sel tersebut tetap hidup dan dapat bekerja secara efektif setelah dimasukkan ke dalam tubuh.
Dr. Agus Ujianto juga menjelaskan bahwa dalam kondisi normal, tubuh kita sebenarnya memiliki mekanisme alami yang mirip dengan terapi stem cell.
Ketika kita mengalami cedera, sakit, atau demam, stem cell alami dalam tubuh akan bekerja untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi, namun, seiring bertambahnya usia, stem cell dalam tubuh kita juga mengalami penuaan.
"Ketika kita menua, kemampuan stem cell untuk memperbaiki jaringan dan organ menurun, baik dari segi jumlah maupun kualitas," ujarnya. Akibatnya, kemampuan tubuh kita untuk pulih dari cedera atau penyakit juga menurun," kata Agus.
Pentingnya Gaya Hidup Sehat untuk Mendukung Stem Cell
Menurut Dr. Agus Ujianto, agar stem cell dalam tubuh tetap sehat dan berfungsi optimal, kita perlu menjaga gaya hidup yang sehat. Ini berarti menjalani pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, tidur cukup, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok atau mengonsumsi alkohol berlebihan.
"Jika tidak, proses penuaan akan semakin memperburuk kerusakan jaringan tubuh dan mempercepat penurunan fungsi stem cell," imbuhnya.
Namun, meski gaya hidup sehat dapat membantu menjaga kesehatan stem cell, ada kalanya terapi stem cell dari luar diperlukan. Inilah yang membuat terapi stem cell menjadi salah satu bidang penelitian medis yang berkembang pesat.
Waspadai Produk Stem Cell Palsu
Seiring meningkatnya popularitas terapi stem cell, banyak produk yang diklaim sebagai stem cell namun tidak memenuhi standar medis yang sebenarnya.
Dr. Agus Ujianto memperingatkan bahwa ada banyak produk di pasaran yang mengklaim mengandung stem cell, tetapi sebenarnya tidak mengandung sel hidup yang diperlukan untuk terapi efektif.
Produk-produk ini sering kali dipasarkan dalam bentuk kapsul, tablet, atau bubuk yang diminum, tetapi ini bukanlah cara yang benar untuk mengonsumsi stem cell.
"Stem cell harus diberikan melalui infus ke dalam tubuh, bukan diminum," tegas Dr. Agus.
Produk-produk palsu ini tidak hanya tidak efektif, tetapi juga bisa menyesatkan dan berbahaya bagi konsumen yang mencari pengobatan untuk kondisi serius. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhati-hati dalam memilih terapi stem cell dan selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli medis terpercaya sebelum memutuskan menjalani terapi ini.
Sumber Stem Cell yang Aman
Dalam terapi stem cell, sumber sel yang digunakan sangat penting. Ada berbagai jenis sumber stem cell, dan tidak semua aman atau etis untuk digunakan.
Dr. Agus Ujianto menekankan terapi stem cell dari embrio atau janin saat ini masih menjadi perdebatan karena alasan etika dan agama. Selain itu, penggunaan stem cell embrionik juga memiliki risiko tinggi terkait potensi keganasan atau kanker.
"Bahkan, stem cell yang berasal dari tali pusar bayi juga merupakan sumber yang kurang aman dan bisa menimbulkan reaksi imunologi karena akan dianggap sebagai benda asing oleh stem cell tubuh, sekalipun itu terjadi pada kembar identitik," terang Agus yang juga Ketua Umum Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi Indonesia (Predigti).
Sebagai alternatif yang lebih aman, stem cell dewasa yang berasal dari jaringan tubuh seperti lemak atau sumsum tulang dianggap sebagai pilihan terbaik.
Selain stem cell dewasa, ada juga jenis stem cell yang disebut iPSC atau induced pluripotent stem cells. Stem cell ini berasal dari sel dewasa yang telah dimanipulasi secara genetik sehingga memiliki sifat mirip dengan stem cell embrionik.
Meski iPSC memiliki potensi besar dalam pengobatan, Dr. Agus memperingatkan agar masyarakat berhati-hati, karena ada oknum yang menjual iPSC secara ilegal.
"Stem cell jenis ini berbahaya karena dapat menimbulkan keganasan," tambahnya.
Keamanan dan Sertifikasi dalam Terapi Stem Cell
Bagi mereka yang tertarik menjalani terapi stem cell, sangat penting untuk memastikan bahwa stem cell yang digunakan diproduksi oleh industri farmasi yang memiliki sertifikasi dan standar keamanan yang jelas.
Stem cell yang aman dan berkualitas harus diproduksi oleh perusahaan yang memiliki sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sertifikasi ini menjamin bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar keamanan dan efektivitas yang ketat.
Selain itu, stem cell juga merupakan bagian dari produk obat biologi, sehingga harus diperlakukan dengan prosedur khusus untuk memastikan bahwa sel-sel tersebut tetap hidup dan dapat berfungsi dengan baik setelah diberikan kepada pasien.
Terapi stem cell yang dilakukan dengan benar memiliki potensi besar untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang belum dapat disembuhkan oleh pengobatan konvensional.
Sebagai salah satu metode pengobatan yang menjanjikan, terapi stem cell tidak hanya menawarkan harapan bagi pasien, tetapi juga membuka pintu bagi dunia medis untuk memahami lebih dalam tentang proses penyembuhan dan regenerasi tubuh manusia. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H