Sedang pada stasiun BPV (back presure vessel) dan stasiun klarifikasi (pemurnian) sistem otomatisasi dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan steam. Pada sistem konvensional hal ini kerap terjadi sehingga membutuhkan injeksi dari boiler langsung.
Dengan sistem manual, operator membuka valve secara langsung padahal input dari boiler ini bertekanan tinggi hingga 20 bar, sementara kapasitas BPV lima bar saja. Jika pekerja lalai hal ini akan menyebabkan terjadi ledakan di stasiun BPV. Biasanya yang meledak pertama adalah safety valve atau valve yang tidak kuat lagi menahan tekanan.
Berbeda dengan otomasi dimana dapat dilakukan pengawasan dengan panel kontrol sehingga mengurangi risiko yang membahayakan keselamatan pekerja.
Secara sederhananya, otomasi pada palm oil mill dapat meningkatkan efisiensi proses yaitu meningkatkan hasil, meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan standar keselamatan untuk memenuhi peraturan perundang-undangan keselamatan industri.
Penggunaan sistem otomatisasi secara keseluruhan di pabrik kelapa sawit akan sangat membantu pengawasan proses produksi minyak sawit serta memberikan informasi yang akurat dan aktual mengenai laporan hasil produksi. Pada intinya, otomatisasi akan mencegah losses yang terjadi terutama energi, sumber daya manusia dan hasil produksi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H