Banyak beredar slogan-slogan yang mencoba untuk mengingatkan kita akan kejayaan era Soeharto dimana waktu itu semua bahan-bahan kebutuhan sembako begitu murah. Tak heran sekarang orang pun mulai membandingkan harga-harga yang belakangan ini kian melejit dan semakin jauh kalau dibandingkan dengan era Pra Revormasi yang begitu murah dan bahkan waktu itu, uang 25 rupiah pun masih bisa digunakan untuk beli kerupuk.
Seperti apa perbandingannya ??
Mari kita simak data berikut ini :
[caption id="attachment_276265" align="aligncenter" width="515" caption="Data Harga dan UMR"][/caption]
Jakarta 1992 – 1996 (Rp/kg)
Harga
1992
1993
1994
1995
1996
2013
Beras
675
700
850
1500
1100
8.000
Jagung kuning
350
400
450
500
650
3.000
Kacang kedelai
1.150
1.175
1.250
1.175
1.175
7.000
Kentang
475
600
875
850
950
6.000
Harga BBM (Premium)
550
700
700
700
700
6.500
Harga TV 14” Panasonic
600.000
650.000
700.000
750.000
750.000
500.000
Harga Motor Astrea Grand
3,7Jt
3,8Jt
4Jt
4,1Jt
4,3Jt
Revo
11 Jt
Upah Minimum (UMR)
20,330
23,930
31,290
36,820
36,820
2,2 Jt
Sumber : Statistik Indonesia BPS, Jakarta
Era Soeharto semua memang begitu murah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang memang sangat murah. Dimana waktu itu sebulan gaji UMR hanya bisa digunakan untuk membeli beras 35 Kg. Orang yang hanya bekerja sebagai buruh, jangan pernah bermimpi untuk beli Televisi apalagi Motor, karena harga televisi sama dengan 2 tahun gaji buruh (gaji utuh tanpa kalau tidak makan). Dan harga Motor pun sangat mahal jika dibandingkan dengan nilai mata uang kala itu. Sehingga sudah menjadi pemandangan umum jika orang yang punya Televisi pasti akan ramai dengan kehadiran tetangga kiri kanan yang ingin ikut nonton TV karena dari 10 deret rumah paling-paling hanya 1 atau 2 orang yang punya TV.
SPP Sekolah pun terbilang sangat murah, dan biaya SPP SMA tahun 90an hanya berkisar 15 ribu termasuk uang gedung. 15 ribu waktu itu berarti hampir ½ Gaji buruh selama 1 bulan. Jadi jangan heran kalau waktu itu jenjang SMA sudah terbilang bergengsi karena daerah-daerah pedesaan rata-rata hanya sampai SMP dan tidak lagi mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya.
Masalah komunikasi juga sangat menarik, dimana waktu itu Telephon interlokal zona 3 (Jakarta – jatim) berada dikisaran 3.500 (tigaribu limaratus rupiah) untuk waktu 2 menit. Artinya, Gaji buruh selama satu bulan, hanya cukup untuk telephon interlokal selama 20 Menit (Jakarta-Jatim).
Lantas lebih murah mana era Soeharto dengan era Sekarang ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H