Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Diary

Time Travel

25 Maret 2024   20:52 Diperbarui: 25 Maret 2024   20:53 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Komik Storm karya Don Lawrence & Saul Dunn di majalah remaja "hai" edisi 1987. (dok.pri.)

Apa yang ada dalam imajimu ketika kusebut wahana musykil yang namanya mesin waktu? Pertanyaan tepatnya, kalau kau punya mesin waktu, ke mana hendak kau tuju? Masa lalu atau masa depan?

Percayalah, kau pasti pilih mundur. Sebab yang di depan sana, cukup manfaatkan daya khayalmu saja. Dan ya, imaji tentang masa depan itu sifatnya nisbi, ndak tentu. Terlalu banyak variabel yang tidak berada dalam kendalimu. Lil bit scary.

Beda dengan masa lalu. Di sana yang terjadi adalah segala yang bisa kau kontrol. Kekeliruan bisa diperbaiki, dan yang indah terasa lebih elok. Itu yang kualami setelah hari-hari belakangan ini aku ghosting dari kekinian, tenggelam dalam dunia silam. Berkat mesin waktu tentu saja.

 Komik Storm karya Don Lawrence & Saul Dunn di majalah remaja
 Komik Storm karya Don Lawrence & Saul Dunn di majalah remaja "hai" edisi 1987. (dok.pri.)

Ya, seminggu lalu, ketika sedang membongkar gudang salah satu kantor dinas milik pemkab, aku menemukan mesin waktu satu jurusan: ke masa lalu. Ialah setumpuk barang cetakan, tepatnya majalah-majalah dan buku-buku era 1980an yang hari ini tak mungkin kau temui edisi barunya.

Rubrik lejen
Rubrik lejen "Alaming Lelembut" di majalah Penjebar Semangat edisi September 1986, yang pada edisi lebih baru berganti nama: "Jagading Lelembut". (dok

Maaf, pengembaraan yang very-very nganu itu tak sanggup kubagi denganmu. It's so very personal dan emosional. Bayangkan, bertemu lagi dengan Wendo, Hilman, Oberon (yang menggambar kartun Roel Djikstra, tau?), dan begitu banyak lagi guru dan sahabat lama yang kini telah tiada atau entah ada di mana.

Roel Djikstra, bukan Kapten Tsubasa (dok.pri.)
Roel Djikstra, bukan Kapten Tsubasa (dok.pri.)

Sudah ya? Maaf, aku masih belum pengen pulang, ke masa di mana aksara menjelma mahluk buas yang memangsa habis kebisaanmu berimajinasi. See ya. [GM]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun