Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Nature

Serayu Riwayatmu Kini

15 Juni 2023   21:31 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:39 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fish Hatchery Trap alias pijahan di sungai Serayu, Jateng. Tantangan sekaligus peluang besar konservasi. Ceritanya lain kali (dokpri)

Bermodal medsos, aku membangun jaringan peduli Serayu. Dengan tagline SOS (Save Our Serayu), komunitas kami bergerak di banyak medan: reboisasi, terlibat dalam Festival Serayu, agenda tahunan Pemkab. Banjarnegara, membentuk satgas-satgas pengawasan, dan banyak lagi yang malas aku mendongengkannya.

Intinya, lima tahun mencoba memulihkan luka-luka sungai tercinta hasilnya capek belaka. Lalu, ketika Uceng (Nemacheilus fasciatus) pun makin langka karena tukang setrum membabi buta, aku murka.

Somasi kulayangkan pada Madame Susi Pudjiastuti (Menteri KKP, 2019). Tekanannya, perikanan bukan cuma soal laut. Jangan mentang-mentang anak pantai, nelayan nggunung macam aku ndak diperhatikan. Ayo donk Ma'm, masak kami cuma berhak makan ikan asin sedang di sungai-sungai kami sumber protein segar dan mencerdaskan harusnya berlimpah jika you peduli.

Eh, alhamdulillah, somasiku ditanggapi. Dicuitkan di medsos Bu Menteri, disertai instruksi pada Dirjen-Dirjennya untuk turun tangan.

To make the long story short, Serayu kini mulai berseri kembali. Heroisme tim PSDKP Cilacap yang biasa menenggelamkan kapal tapi mau juga merondai sungai, membuat ciut nyali pelaku ilegal fishing. Meski program restocking-nya ngawur (Pak Dirjen Perikanan Budidaya dan Bupati Banjar Negara kemudian berurusan dengan KPK, kasus lain tapi aku yakin itu karena kuwalat pada Serayu), ilegal fishing dihabisi.

Selagi di atas angin, aku memaksa Pemkab. Wonosobo cq Disparpekan menggalakkan sosialisasi Perda anti ilegal fishing. Papan-papan peringatan permanen ditebar di bantaran Serayu dan belasan anak sungainya. Aparatur Pemerintah Desa dikerahkan untuk mengedukasi warganya yang nakal. Hasilnya?


Open season came lately. Spill kawan-kawan komunitas angler dari berbagai kota tentang datangnya musim mancing mulai meriah sejak Maret. Di kotaku, sampai awal Juni hujan tak kunjung berhenti. Gawat, trauma musim hujan sepanjang tahun 2023 membayang.

Untunglah lampu kuning BMKG menyala minggu ke dua Juni 2024. Lalu mega-mega itu menghilang. Langit tak berawan. Panasnya memang makin terasa akibat global warming, tapi bagi ribuan angler Wonosobo, itu tanda musim berburu tiba.

Tak usahlah aku berpanjang kata. Kalau mau tahu meriahnya musim mancing yang baru dimulai ini, simak saja video-video pendekku. O ya, indukan Nilem (Osteochilus vitatus) endemik Serayu hasil pancingan kawan angler berhasil kupijahkan di rumah. Burayaknya biar kubesarkan dulu. Di ujung musim nanti, baru mereka dikembalikan ke habitat aslinya. Ini namanya restocking yang tertata. Paham ya. (GM)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun