Mohon tunggu...
Joko Winarto
Joko Winarto Mohon Tunggu... profesional -

Change Agen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Atribusi Berner Weiner dan Implementasinya dalam Pembelajaran

12 Maret 2011   11:10 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 33879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

4.ATRIBUSI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN menurut Weiner

Ada dua macam dimensi pokok:

a.Keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal maupun eksternal

b.Stabilitas penyebab, stabil atau tidak stabil

Kestabilan

(locus of CTRL)

Tidak stabil

(Temporer)

Stabil

(Permanen)

Internal

Usaha,mood,kelelahan

Bakat, kecerdasan, karakteristik fisik

Eksternal

Nasib, ketidaksengajaan, kesempatan

Tingkat kesukaran Tugas

6

C.Implementasi Teori Atribusi Dalam Pembelajaran

Teori atribusi yang dikembangkan oleh Bernard Weiner dalam lingkungan pendidikan menitik beratkan pada :

1.Pengaruh hasil perbuatan berupa keberhasilan dan kegagalan.

2.Memberikan suatu kerangka kerja untuk melakukan analisa terhadap interaksi guru dan peserta didik di kelas.

Model pembelajaran langsung dalam teori ini merupakan model pembelajaran yang sering digunakan oleh sebagian besar Guru. Menurut Arends(1997), pembelajaran langsung disajikan dalam lima tahap,yaitu:”(1)penyampaian tujuan pembelajaran,(2)mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan,(3)pemberian latihan terbimbing,(4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik,(5)pemberian perluasan latihan dan pemindahan ilmu. Penerapan Teori Atribusi Weiner dalam pembelajaran langsung dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peserta didik agar mengembangkan lingkungan proaktif yang positif. Dengan kata lain suasana pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik (student oriented).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ke beberapa sekolah, yang sengaja difokuskan pada pembelajaran ( materi matematika ). Sementara hasil observasi menunjukan proses pembelajaran umumnya masih didominasi oleh guru, sehinga komunikasi antara guru dengan peserta didik belum optimal. Selain itu, dalam menanggapi hasil pekerjaan siswa, guru hanya menyatakan benar atau salah tanpa menanyakan alas an dan penyebab jawaban siswa. Kebiasaan inilah yang dapat mengakibatkan ketuntasan belajar dan pencapaian hasil belajar peserta didik tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Untuk mengatasi masalah diatas, Soedjadi (1998/1999) mengatakan perlunya diupayakan pembelajaran yang memberi kesempatan luas pada peserta didik untuk aktif belajar dengan merubah pola pembelajaran yang semula berpusat pada guru ( teacher oriented ) hendaknya

berubah menjadi terpusat pada peserta didik (student oriented). Dalam hal ini, dipilih sebuah alternative pola pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dan meningkatkan komunikasi antara guru dan peserta didik, dengan menerapkan teori atribusi dari Bernard Weiner.

Ada 3 langkah penerapan teori atribusi dalam pembelajaran terdiri dari :

1.Membangun konsep

2.Menanggapi hasil kerja peserta didik

3.Memantapkan pemahaman konsep

Terdapat 3 faktor yang dapat ditemukan di kelas, yang mendukung perlunya teori Weiner

a.Tingkah laku guru yang berlainan yang ditujukan kepada peserta didik yang diyakini tak akan bisa berhasil

b.Penggunaan pujian dan celaan yang berbeda-beda di kelas

c.Ciri siswa/peserta didik

Tingkah laku guru terhadap peserta didik yang rendah prestasi belajarnya tentu mendapat bimbingan yang berbada dengan peserta didik yang lain. Contohnya ialah, mendudukkan peserta didik yang berprestasi rendah jauh dari guru dan atau didalam kelompok, menuntut kerja dan usaha yang semula jauh dari perhatian guru dikarenakan kurangnya kesempatan untuk menjawab pertanyaan ataupun bertanya.

Sementara penggunaan pujian dan celaan yang berbeda, dimaksudkan kedalam bentuk pemberian reward dan punishman yang berkaitan dengan bentuk penugasan. Pujian secara khas diberikan untuk usaha yang membuahkan hasil baik. Dalam sebuah penelitian, peserta didik yang mendapat pujian karena sukses ternyata kemampuannya dinilai lebih rendah daripada peserta didik yang menerima celaan.

8

Adapun pada ciri peserta didik, terdapat tiga ciri yang berfungsi di dalam kelas terkait mengenai keberhasilan atau kegagakan peserta didik. Ketiga cirri tersebut adalah tingkat perkembangan, rasa harga didi peserta didik dan jenis kelamin.

Yang perlu diperhatikan pada teori Weiner dalam pembelajaran yang terkait dengan keberhasilan dan kegagalan peserta didik, lebih menekankan pada unsure kesiapan peserta didik untuk menerima materi pelajaran, dan didukung oleh serangkain motivasi belajar peserta didik dengan memandang pada iklim kelas yang lebih menekankan pada proses belajar dari pada hasil belajar yang kompetitif. Dengan kata lain, kondisi kelas disusun untuk memperkuat kepercayaan bahwa keberhasilan belajar dapat dicapai dengan jalan usaha yang konstruktif dengan mengembangkan lingkungan proaktif yang positif.

9

BABIII

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan antara lain:

1.Teori Atribusi Weiner lebih menekankan pada upaya untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri.

2.Menurut Weiner, factor paling penting yang mempengaruhi atribusiada empat factor yakni antara lain :

·Ability yakni kemampuan, adalah factor internal dan relative stabil dimana peserta didik tidak banyak latihan control langsung.

·Task difficulty yaknikesulitan tugas dan stabil merupakan factor eksternal yang sebgaian besar di luar pembelajaran control.

·Effort yakni upaya, adalah factor internal dan tidak stabil dimana peserta didik dapat latihan banyak control.

·Luck yaknifactor eksternal dan tidak stabil dimana peserta didik latihan control sangat kecil.

3.Teori atribusi ini sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran karena dapat membantu guru dalam melatih peserta didik untuk memotivasi agar lebih aktif dalam belajar, karena memang menekankan pada kemampuan berkomunikasi.

4.Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam belajar tergantung pada sikap guru dalam menciptakan suasana belajar.

5.Meski terdapat beberapa kekurangan, namun teori ini dapat menjadi salah satu alternative bagi proses belajar mengajar.

10

B.Saran-saran

1.Ketuntasan belajar dapat dicapai atau diharapkan dengan menerapkan teori Weiner dalam pembelajaran, karena dapat melatih peserta didik untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat.

2.Agar dapat mencapai hasil yang lebih baik, perlu dicari factor-faktor yang menyebabkan belum tuntasnyahasil belajar secara maksimal .

3.Bagi guru selaku pendidik, agar membiasakan merancang pembelajaran yang mengandung pesan-pesan atribusi, sehinga dapat muncul atribusi yang positif dari peserta didik terhadap keberhasilan maupun kegagalan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

11

DAFTARPUSTAKA

Bell-Gredler, Margaret E. (1986). Learning and instuction theory into practice. New York: Macmillan Publishing Company.

Armstrong, Michael. 2009. Armstrong’s Handbook of Human Resource Management Practice. 11th ed. Philadelphia: Kogan Page Ltd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun