I. PENDAHULUAN
Hanya karena memiliki lahan sempit di rumah, tak dapat menguburkan minat kita untuk bercocok tanam. Ada banyak metode bercocok tanam di lahan sempit, salah satunya adalah teknik vertikultur.Pengertian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilaksanakan secara vertikal atau bertingkat pada skala indoor maupun outdoor. Umumnya vertikultur dilakukan menggunakan bangunan atau model wadah tertentu untuk penanaman, tergantung kondisi tempat dan keinginan setiap orang.
Sedangkan menurut definisi vertikultur menurut para ahli, antara lain; Nitisapto (1993) Vertikultur adalah cara bertani atau bercocok tanam menggunakan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal (bertingkat) guna memanfaatkan ruang atau lahan terbatas. Â Indonesia negara dengan iklim tropis juga mulai menerapkan teknik ini karena sangat membantu kebutuhan pangan yang meningkat namun ketersediaan lahan yang menurun. Teknik penanaman secara vertikultur awalnya hanya digunakan untuk ajang pameran tanaman yang dilaksanakan di taman, kebun maupun rumah kaca.Saat ini vertikultur mulai diterapkan dirumah-rumah khususnya para ibu rumah tangga yang hobi bercocok tanam. Secara umum vertikultur digunakan untuk menanam sayuran seperti bayam, kangkung, seledri, maupun tanaman hias yang batang berair. Menurut Nitisapto (1993), jenis dalam pengertian tabulapot yang dapat digunakan untuk vertikultur yaitu gerabah, bambu, atau paralon. Jenis-jenis pot tersebut sangat cocok untuk menanam sayuran dengan batang kecil, seperti selada, sawi, kol, bunga, seledri, atau kangkung.
Kegiatan vertikultur sekaligus dapat memanfaatkan barang-barang bekas seperti kaleng bekas, gelas bekas air mineral, karung bekas beras dan lain-lain yang tidak dapat terurai oleh mikrorganisme. Sehingga kita mampu berperan aktif  untuk meningkatkan nilai tambah barang bekas serta mengurangi pencemaran lingkungan oleh penumpukan sampah-sampah tersebut. Vertikultur sebagai salah satu sistem budidaya tanaman dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
1.Vertikultur Vertikal : Vertikultur vertikal biasanya menggunakan penopang yang kokoh dan berbentuk silinder yang dapat berdiri tegak pada lahan. Umumnya vertikultur jenis ini menggunakan penopang berupa paralon atau kayu yang diberdirikan tegak pada lahan, kemudian pada sisi penopang tersebut ditambahkan wadah penanaman seperti gelas bekas air mineral.
2. Vertikultur Horizontal : Vertikultur horizontal adalah vertikultur yang disusun secara bertingkat seperti rak atau tangga. Wadah penanaman yang digunakan dapat berupa batang pisang, rak yang dikombinasikan dengan karung bekas, kaleng bekas dan lain lain.
3. Vertikultur Gantung : Vertikultur gantung adalah vertikultur yang cara peletakkan wadah penanamannya yaitu dengan digantung pada atap bangunan menggunakan tali atau kawat. Wadah penanaman biasanya berupa botol bekas, pot dan ditanami tanaman hias yang menambah nilai estetika area tersebut. Vertikultur jenis ini sering terlihat diteras-teras rumah atau perkantoran.
4. Vertikultur Susun : Vertikultur susun hampir mirip jenis vertikultur vertikal. Perbedaannya, vertikultur susun umumnya berupa pot-pot yang disusun secara vertikal tanpa penopang layaknya vertikultur vertikal.
II. LOKASI KEGIATAN
        Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini dilaksanakan  di RT. 09 Loa Janan Ulu Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.  Adapun yang menjadi sasaran utama kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang berada di lingkungan RT. 09 Loa Janan ulu.
Foto bersama warga dan panitia
III. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan ini merupakan  suatu  upaya  meningkatkan dan  memperkaya pengetahuan masyarakat  mengenai  pemanfaatan  pekarangan rumah  dengan  bercocok  tanam  secara vertikultur.  Untuk saat ini dengan harga sayur yang serba  mahal teknik ini bisa jadi solusinya.
Tanaman yang dapat ditanam secara vertikultur dapat berupa tanaman sayur, buah, maupun biofarmaka. Tanaman sayur seperti kangkung, sawi, pakcoy, seledri, bayam dan lain-lain. Tanaman buah seperti strawberry, timun dan lain-lain. Tanaman biofarmaka seperti kunyit, jahe, kencur, jeringau dan lain-lain.
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan oleh PLP (Pranata Laboratorium Pendidikan) Laboratorium Administrasi Perkebunan Program Studi Pengelolaan Perkebunan, Jurusan Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan membentuk suatu kepanitiaan yang bertugas untuk mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan tersebut.
Adapun susunan panitia adalah sebagai berikut :
Pengarah Kegiatan    : Ketua P2M Poltanesa
Ketua              : Sri Marlendi, A.Md
Sekretaris           : Muhammad Ade Saputra, S.Kom
Bendahara          : Ahmad Taufik, SP
Pemateri            : Ahmad Taufik, SP
Anggota            : Doddy Prima, SP
Pelaksanaan program dalam bentuk sosialisasi langsung kepada masyarakat khususnya ibu rumah tangga yang menjadi sasaran kegiatan dengan menjelaskan tentang  pemanfaatan pekarangan rumah dengan bercocok tanam menggunakan system vertikultur. Demonstrasi  bagaimana membuat wadah untuk media tanam vertikultur secara langsung dengan melibatkan ibu-ibu sasaran kegiatan secara aktif, sehingga proses transfer teknologi dapat berjalan secara cepat dan semaksimal mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H