Mohon tunggu...
Ki Jokosiyo
Ki Jokosiyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - orang yang cinta Indonesia

^_^ Pinter ora ngGuroni Landep ora natoni

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Subsidi BBM: KISS, Keep It Simple and Stupid

29 Agustus 2014   16:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:11 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Subsidi BBM : KISS, Keep It Simple and Stupid


Sekali lagi, antrian di SPBU terlihat lagi. Pemandangan seperti ini akan terus dan terus terjadi.


Mari kita urai masalah subsidi ini, tetapi dengan cara orang bodoh saja, karena saya orang bodoh


Kesalahan awalnya adalah dalam penggunaan istilah : Subsidi BBM. Bila istilah ini di ganti dengan Subsidi Transportasi... mungkin masalahnya akan mudah dipecahkan.


Difinisi ( ala Ki Jokosiyo ) : Subsidi Transportasi adalah subsidi yang diberikan negara kepada rakyatnya untuk melakukan transportasi (perpindahan) baik manusia ataupun barang.


dari difinisi diatas, harusnya subsidi diberikan langsung kepada alat transportasinya, sepeda motor, mobil, bus dan truk serta kapal.


Berapa besarannya yang layak ditanggung oleh negara???


Untuk ilustrasi: misal, sepeda motor 20 liter/bulan, dianggap sepeda motor 100 CC. moda transportasi lain tinggal mengkonversi berapa liter/bulannya berdasarkan besaran CC moda tersebut atau dengan rumusan lain.


Cara KISS.


Pemerintah harus menaikan harga BBM kepada harga sesungguhnya misal bensin Rp. 10.000,-/liter


Subsidi yang berlaku sekarang adalah Rp.10.000,- - Rp. 6.500,- = Rp. 3.500,- / liter. sehingga untuk alat transportasi sepeda motor 100 CC negara harus memberikan subsidi langsung kepada pemiliknya sebesar Rp. 3.500,- X 20 liter = Rp. 70.000,- /per bulan. untuk moda lain tinggal mengkonversi berdasar besaran CC ( atau rumusan lain ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun