Inisial T, Mahfud: Saya Sekarang Bukan Menko Polhukam. Dalam rangka Analisis Wacana Kritis dalam Membaca Sebuah Teks.
Membongkar Makna Tersirat dari Judul Berita Media Online Kompas.com Berjudul: Ditanya Soal Pengendali Judi "Online"Analisis Wacana Kritis (AWK) adalah pendekatan interdisipliner untuk mempelajari wacana yang memandang bahasa sebagai bentuk praktik sosial. Pendekatan ini berfokus pada bagaimana kekuasaan, dominasi, dan ketidaksetaraan direproduksi atau ditantang melalui teks dan pembicaraan dalam konteks sosial dan politik.
AWK bertujuan untuk mengungkap hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan ideologi yang tersembunyi dalam teks. Pendekatan ini berusaha membongkar asumsi dan makna tersirat yang mungkin tidak terlihat pada pembacaan permukaan.
Judul berita "Ditanya Soal Pengendali Judi 'Online' Inisial T, Mahfud: Saya Sekarang Bukan Menko Polhukam" yang dimuat di Kompas.com mengandung beberapa lapisan makna yang perlu dibedah menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK). Pendekatan ini memungkinkan kita untuk melihat lebih dalam hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan konteks sosial-politik yang melatarbelakangi produksi teks tersebut.
Pilihan kata Mahfud dalam merespons pertanyaan ini menarik untuk dianalisis. Alih-alih memberikan jawaban langsung, ia memilih untuk menegaskan posisinya saat ini yang bukan lagi sebagai Menko Polhukam. Pernyataan ini dapat diinterpretasikan dalam beberapa lapisan makna:
Pertama, Pesan Implisit kepada Menko Polhukam Saat Ini, Dengan menyatakan bahwa ia bukan lagi Menko Polhukam, Mahfud seolah ingin menyampaikan pesan tersirat bahwa tanggung jawab untuk menangani isu ini ada di tangan pejabat yang saat ini memegang posisi tersebut. Ini bisa diartikan sebagai dorongan halus agar Menko Polhukam yang baru segera mengambil tindakan terkait kasus judi online yang menjadi perhatian publik.
Kedua, Indikasi Keseriusan Jika Masih Menjabat, Pernyataan Mahfud juga dapat diinterpretasikan sebagai sinyal bahwa jika ia masih menjabat sebagai Menko Polhukam, ia akan menanggapi isu ini dengan lebih serius. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang urgensi penanganan kasus tersebut dan efektivitas koordinasi antar lembaga penegak hukum dalam mengatasi masalah judi online.
Ketiga, Dinamika Kekuasaan dan Tanggung Jawab, Dari sudut pandang AWK, pernyataan ini juga mencerminkan dinamika kekuasaan dan tanggung jawab dalam struktur pemerintahan. Mahfud, meskipun bukan lagi pejabat yang berwenang, masih dianggap sebagai sumber informasi oleh publik. Ini menunjukkan adanya ekspektasi masyarakat terhadap transparansi dan akuntabilitas pejabat publik, bahkan setelah mereka tidak lagi menjabat.
Keempat, Implikasi terhadap Penegakan Hukum: Secara tidak langsung, judul berita ini juga memunculkan pertanyaan tentang progres penegakan hukum terhadap kasus judi online. Penggunaan inisial "T" menunjukkan adanya informasi spesifik yang beredar di masyarakat, namun belum ada tindakan konkret yang terlihat.
Dari perspektif AWK, judul ini mencerminkan beberapa aspek penting diantaranya ada  Relasi kekuasaan, Ada dinamika kekuasaan antara media, pejabat publik, dan tokoh yang disinggung dengan inisial T. Selain itu juga Konteks sosial-politik, Judul ini menyiratkan adanya isu besar terkait judi online dan kemungkinan keterlibatan tokoh berpengaruh, yang menjadi perhatian publik. Strategi linguistik pada Penggunaan kata-kata tertentu dan struktur kalimat yang dipilih bertujuan untuk menarik perhatian pembaca sekaligus menjaga kehati-hatian dalam penyampaian informasi sensitif. Terakhir ada Ideologi media, Pilihan untuk memuat berita dengan judul seperti ini bisa mencerminkan posisi media dalam isu tersebut, entah sebagai pengawas kekuasaan atau pihak yang berhati-hati dalam menghadapi tokoh berpengaruh.
Dengan membaca judul berita ini menggunakan pendekatan AWK, kita dapat melihat bahwa sebuah judul berita tidak hanya berfungsi sebagai ringkasan informasi, tetapi juga sebagai produk dari berbagai faktor sosial, politik, dan ekonomi yang kompleks. Pembaca diajak untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga untuk mempertanyakan dan menganalisis lebih lanjut makna di balik setiap kata yang dipilih.
Pendekatan AWK dalam membaca teks berita seperti ini membantu kita untuk lebih kritis dalam memahami pesan media, mengidentifikasi bias yang mungkin ada, dan memahami konteks yang lebih luas di balik sebuah berita. Dengan demikian, kita dapat menjadi konsumen media yang lebih cerdas dan sadar akan kompleksitas informasi yang kita terima sehari-hari.
Joko Santoso
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H