Di luar dua alasan di atas tentu ada alasan-alasan lain.Â
Ingin ke segera stopover ke kamar kecil bandara adalah salah satunya, yang mungkin disebabkan karena penumpang tidak betah memakai kamar kecil pesawat yang sempit dan sangat tertutup rapat. Kangen dengan yang menjemput mungkin adalah alasan lain lain lagi, seperti halnya kangen dengan koper yang yang akan keluar belakangan lewat ban berjalan.
Yang mana alasan Anda?Â
Apakah Anda bagian dari mereka yang punya stress tinggi saat terbang, atau Anda adalah (wo)man of action seperti orang-orang Romawi, atau Anda sudah ingin buru-buru buang air kecil di WC bandara, atau Anda adalah mereka yang sudah kangen dengan koper atau dengan driver (so sweet)?
Atau Anda tidak punya alasan dan termasuk mereka yang tetap duduk anteng sampai menunggu giliran deretan bangku Anda tiba?
Saya pribadi (saya Jepe, bukan Pribadi) melihat ada 2 macam penumpang yang bertindak demikian.Â
Pertama adalah para manusia usia lanjut (manula) dan keluarga yang membawa anak-anak kecil yang duduk di kelas ekonomi yang memang menghindari terlalu lama berdiri mengantri di gang pesawat atau bergerak berdesak-desakan dan kedua adalah kaum slow alias kaum ora kesusu yang memang tidak ingin buru-buru.
Apa kira-kira alasan kaum ora kesusu, kaum slow alias mereka yang tidak ingin buru-buru untuk bisa bertahan duduk di bangku pesawat sampai giliran mereka tiba?
Satu alasan utama yang saya lihat adalah bahwa, mungkin mereka adalah orang-orang yang percaya pada sistem.
Sistem dibuat manusia lewat berbagai peraturan untuk melancarkan segala urusan. Dalam sistem terkait mobilitas manusia di pesawat maupun di bandara, peraturan dibuat agar pergerakan manusia dan barang bisa terjadi dengan lancar dengan kecepatan yang maksimal secara keseluruhan.
Percaya pada sistem artinya percaya bahwa jika semua orang mengantri maka pada akhirnya semua orang secara rata-rata akan lebih cepat keluar bandara dibandingkan jika ada yang tidak mengantri.