Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Bisa Slamet Tanpa Selamat? Kisah Ini Akan Transformasi Hidupmu!

17 Mei 2022   13:29 Diperbarui: 17 Mei 2022   18:02 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya punya banyak paman yang biasanya saya panggil sebagai pakdhe singkatan dari (Bapak Gedhe).  Di keluarga saya rasanya saya punya 7 orang pakdhe. Di Kompasiana ini, saya punya seorang pakdhe juga, yaitu Pakdhe Sirpa yang saat ini masih tekun bertapa  di tepian gurun Nevada di Amerika Serikat sana.

Tapi kisah kali ini bukan tentang Pakdhe Sirpa. Tulisan kali ini tentang satu pakdhe saya yang lain lagi, yaitu ayah dari Mas Ragil, sepupu saya. 

Mas Ragil sendiri adalah suatu anomali atau keanehan, karena namanya "Ragil" yang dalam bahasa Jawa artinya anak bungsu. Walaupun anak bungsu tapi saya panggil "mas" yang artinya "kakak". 

Bagaimana mungkin seorang anak bungsu punya adik?

Tapi lagi-lagi itu tidak penting, karena cerita kali ini bukan tentang Mas Ragil tapi tentang ayahnya, yaitu paman alias pakdhe saya.

Nah, ayah Mas Ragil itu saya panggil sebagai Pakdhe Haji karena beliau seorang haji yang setiap hari selalu berbaju koko dan ber-kupluk alias peci berwarna putih.

Pergi ke mana pun, stelan pakaiannya selalu demikian: baju koko dan kupluk putih.

Bahkan jika bepergian naik motor sekalipun, beliau tidak pernah mau pakai helm, tetap pakai kupluk putih kesayangannya.

Sepupu saya, Mas Ragil, sebagai putra Pakdhe Haji tentu sudah berulangkali memperingatkan bapaknya tercinta:

"Pak, Bapak ini kalau naik motor coba dong pakai helm. Nanti kalau ada apa-apa, misalnya Bapak jatuh, kepala bapak tidak cedera."

Pakdhe Haji malah menukas dengan keras, "lho kok kamu mendoakan Bapak dapat ciloko (celaka)?!"

Mas Ragil tentu mengelak sambil menjelaskan: "ya bukan begitu Pak. Tapi upamanya, a a a andaikata, ka ka ka kalau saja terjadi kecelakaan di jalan, helm itu sangat penting sekali untuk keselamatan Bapak."

Pakdhe Haji pun ngeyel, "halaah Bapakmu iki pakai kupluk saja sudah cukup, mesti yo slamet".

Kalau percakapan sudah begitu, Mas Ragil ya pasti mengalah.

***

Suatu saat, hari naas itu pun tiba juga, walau tidak satu umat manusia pun di dunia ini mengharapkan hal itu terjadi: Pakdhe Haji, Bapaknya Mas Ragil tersenggol mobil saat mengendarai motor dan jatuh.

Untung (selalu ada untungnya), senggolan terjadi di kecepatan rendah sehingga luka yang diderita Pakdhe Haji tidak serius. Pakdhe Haji hanya dapat beberapa jahitan di dahinya akibat berciuman dengan aspal jalanan.

Aku yang waktu itu kebetulan berada di Purwodadi, langsung diajak sepupuku, Mas Ragil untuk mem-bezoek Bapaknya yang dirawat di RSUD.

Saat bertemu sang Bapak yang kepalanya diperban, pada kesempatan pertama, langsung Mas Ragil mengeluarkan jumping smash-nya ala Anthony Ginting untuk memberi pelajaran pada Bapaknya: 

"Makanya Pak, dalam hidup ini, Bapak harus bisa membedaken antara KESLAMETAN dan KESELAMATAN..."

Bagaikan tunggal pertama India yang kemarin menang Thomas Cup, Lakshya Sen, Pakdhe Haji pun nggak mau kalah set, dan langsung menyerang balik menjawab, 

"yo wis.... nek ngono, sesuk mbok golekno bapak, helm sing bentuke kupluk yo..."

("ya sudah kalau begitu besok kamu carikan buat Bapak, helm yang bentuknya kupluk yaaaaaaa")

Mak glodakh! Mas Ragil pun semaput di sisiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun