Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Real Betis, Bukan Klub buat Fans Menye-menye

6 Maret 2022   17:37 Diperbarui: 29 April 2022   22:47 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah tidak terhitung artikel saya di Kompasiana tentang klub Spanyol asal kota Sevilla, Real Betis Balompie. 

Tulisan pertama saya tentang Real Betis, 'Real Betis Siap Bungkam Publik Bernabeu' saya tayangkan lebih dari 10 tahun yang lalu, 13 Oktober 2011. Artikel prognosis yang gatot alias gagal total, karena pada kenyataannya Real Betis justru ditekuk Real Madrid secara telak 1-4. 

Tulisan prognosis saya yang terakhir, seminggu yang lalu tentang Sevilla vs Betis: Derbi Terdahsyat di Dunia, gatot lagi. El gran derbi itu berakhir dengan kegeraman saya pada los Verdiblancos (tim ijo-putih) karena justru keok 1-2 melawan musuh bebuyutan sekotanya, Sevilla FC.

Salah ngefans? Tidak juga. Sejak bertemu langsung dengan tim Real Betis di Plaza Nueva, Sevilla di tahun 2005, sudah seribu kali saya tulis bahwa dalam hidup ini kalah atau menang di sepak bola itu hanya persoalan nomor 6* belaka. 

Tapi main sepak-bola sambil rebahan alias ketiduran seperti yang diperagakan Real Betis di laga el gran derbi-nya hari Minggu yang lalu itu benar-benar mengesalkan. Tidak heran jika babak pertama berakhir dengan skor ketinggalan 0-2 akibat gol yang tercipta karena kesalahan para pemain belakang Real Betis yang main sepak bola sambil jogging.

Sevilla FC, sebaliknya, tampil kesetanan, enchufados, sejak detik pertama sementara Real Betis ketiduran, dormiendos.

Baru di babak kedua di partai derbi itu, Betis mulai bangkit dengan dimotori si gelandang tukang sihir gaek, Joaquin Sanchez yang sudah berusia 41 tahun untuk menggedor gawang Sevilla FC. Namun sayang, semua sudah terlambat. Akhirnya hanya gol hasil tendangan bebas Sergio Canales di menit ke 94 yang sedikit menyelamatkan Real Betis dan ratusan ribu Beticos di dunia dari rasa malu.

Kalah 1-2 di gran derbi sevillano itu suatu hal yang menyesakkan. Betis boleh kalah dari tim mana saja, turun ke liga tercera, tapi tidak boleh kalah dari Sevilla FC. Kalah di derbi melawan Sevilla FC ibaratnya suatu kehinaan, nista-senistanya. 

Tapi apakah lantas los verdiblancos dan seluruh los Beticos meratap-ratap? 

Real Betis itu bukanlah tim menangan. 

Musim kompetisi 2009-2010, 2010-2011, dan 2014-2015 tim ini bermain di segunda division alias kasta kedua kompetisi sepak bola Spanyol. Jika dibandingkan dengan Sevilla FC, maka prestasinya kedua tim sekota ini bagaikan langit dan bumi terutama sejak 15 tahun terakhir.

Sevilla FC meraih juara Europa league 6 kali: 2006, 2007, 2014, 2015, 2016, dan 2020. Di saat Sevilla FC meraih masa keemasan di tahun 2014-2015, Real Betis malah bergelut di liga segunda. 

Tentu adalah suatu kedunguan di mata para fans bola kebanyakan, bagaimana seseorang bisa ngefans pada tim yang cenderung kalahan. Ngapain juga mendukung tim yang jarang meraih gelar juara, apalagi sempat turun ke divisi 2?

Pertama, filosofi Real Betis 'manquepierda' berangkat dari 'kekalahan'

Real Betis: Bukan Klub buat Fans 'Menye-menye' (Foto: Reuters - Perayaan Gol Borja Iglesias di Semifinal Piala Raja, 3 Maret 2022)
Real Betis: Bukan Klub buat Fans 'Menye-menye' (Foto: Reuters - Perayaan Gol Borja Iglesias di Semifinal Piala Raja, 3 Maret 2022)

Manquepierda adalah bentuk dialek andalus lama yang dalam bahasa Spanyol  atau castellano jaman sekarang adalah 'aunque pierda' yang berarti walaupun kalah.

Viva er Betis manquepierda! berarti 'hiduplah Betis walaupun kalah!'.

Jadi jangan heran kalau pendukung Betis tidak takut kalah, karena sebelum bertanding sudah kalah duluan!

Lho kalau sudah kalah duluan lalu kamu kapan menangnya Le? 

Pertanyaan itu dijawab oleh dua filosofi selanjutnya di bawah ini...

Kedua, para pendukung Real Betis alias los Beticos tidak mencari kemenangan maupun hiburan.

Hidup manusia pada hakekatnya adalah proses perjuangan yang terus menerus. Berhasil atau gagal, menang atau kalah adalah ujung dari proses. 

Beticos berbeda dengan fans klub-klub pada umumnya yang mengharap kemenangan demi kemenangan sebagai pelampiasan atau hiburan hidup.

Fans Betis memilih timnya sebagai kenyataan hidup manusia yang bergumul dengan perjuangan. Kenyataan bahwa Real Betis adalah bukan klub menangan adalah suatu hal yang membahagiakan.

Real Betis adalah senyatanya jatuh bangun hidup manusia, yang kadangkala lebih banyak kalahnya daripada menangnya 

Fans tipe 'menye-menye' akan berharap timnya selalu menang. Sementara Beticos menyadari apa yang dikatakan Nietzsche (1879, Menschliches, Allzumenschliches) bahwa:

 "dia (dewa Zeus) memberikan ‘harapan’ bagi manusia. Harapan pada dasarnya adalah hal terburuk dari segala hal yang jahat karena ‘harapan’ memperpanjang penderitaan.

Terakhir, los Beticos tetap bisa tertawa di atas kekalahan demi kekalahan

Secara karikatural, penduduk kota Sevilla di Andalusia, Spanyol Selatan, terkenal dengan sifat mereka yang suka humor dan cenderung penuh kekonyolan (cachondeo).

Anehnya tim Sevilla FC yang penuh gelar juara, sistematik, serius, dan metodologis, seakan menjauh dari kesan itu.

Kesan konyol, simpatik justru erat melekat pada Real Betis yang jarang menang namun pada tahun 2018 (ABC Sevilla, Statista) berada pada peringkat ke-4 klub yang paling dicintai warga Spanyol di bawah Real Madrid, Atletico Madrid dan Barcelona. Sevilla FC sendiri hanya berada di petingkat ke-7.

Joaquin Sanchez, el capi alias kapten tim Real Betis yang berusia nyaris 41 tahun adalah legenda hidup yang sampai saat ini masih bermain dan terkenal dengan lawakan-lawakan dan tebakan-tebakan maupun tarian-tarian konyolnya yang tak hentinya ditayangkan di akun Instagram-nya.

Terus tertawa, menghibur, bahkan menertawakan kekalahan adalah justru sikap pemenang (kehidupan) yang sejati.

Kapten Joaquin memberi semangat rekan-rekan setimnya sebelum semi final Piala Raja melawan Rayo Vallecano (foto: ig joaquinarte)
Kapten Joaquin memberi semangat rekan-rekan setimnya sebelum semi final Piala Raja melawan Rayo Vallecano (foto: ig joaquinarte)

Setelah memastikan masuk final piala raja (la Copa del Rey) Kamis kemarin lewat gol in extremis Borja Iglesias di menit ke 90+2, di la Liga malam ini Real Betis harus menghadapi Atletico Madrid, lalu minggu depan Athletic Bilbao.

Dua tim ini adalah kartu mati bagi Betis. 

Betis terakhir kali mengalahkan Atletico Madrid 3 tahun yang lalu, tepatnya 3 Februari 2019 dan dalam 5 pertandingan setelahnya, Betis malah 4 kali keok dan menahan imbang Atletico sekali.

Melawan Athletic Bilbao, rekornya lebih parah lagi. 6 pertandingan terakhir berakhir dengan 4 kekalahan Betis dan 2 imbang.

Apakah mungkin Real Betis bertahan pada posisi ke-3 nya saat ini di La Liga, sementara Barcelona dan Atletico menempel ketat di posisi ke-4 dan ke-5?

Sementara itu Eintracht Frankfurt menanti hari Kamis 10 Maret yang akan datang dalam partai â…› final Europa League.

Seperti kisah filem yang dibintangi Javier Bardem, No Country for Old Men (2007), kisah Real Betis dijamin penuh kekonyolan, ketegangan dan kegilaan sampai di menit dan detik terakhir...

Akankah malam ini lalu seminggu ke depan menjadi semana horribilis bagi El Betis? Atau sebaliknya los verdiblancos akan berhasil mempertahankan posisi ke-3nya di la liga dan tembus ke ¼ final Europa League? Bertemu Sevilla FC alias mengulangi el gran derbi Sevillano di perempat final Europa League adalah hal yang sangat indah.

Kapten Real Betis di video la charla atau pidato untuk membakar semangat rekan-rekannya yang ditayangkannya di instagram-nya sebelum partai melawan Rayo Vallecano kamis yang lalu hanya berpesan:

"Los Beticos (fans Betis) siap mati bersama kita. Kata Oom saya, hanya ada 1 hal yang paling indah dalam hidup ini, yaitu membahagiakan orang lain!"

Viva er Beti manquepierda!!

* Dalam hidup ini persoalan nomor 1 sampai nomor 5, jelas: Pancasila!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun