Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ku Tak Mau Tampil di Kontenmu!

17 Januari 2022   11:46 Diperbarui: 17 Januari 2022   20:31 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya nyaris tersedak kopi pahit yang sedang saya seruput di hari Minggu pagi itu, saat saya mendengar keributan dari arah kolam renang hotel yang bersebelahan letaknya dengan kafe di mana saya berada.

Dari balik jendela kafe saya bisa melihat ke arah tepi kolam renang dan mendengar dari arah itu, perdebatan antara seorang perempuan yang berpakaian modis dengan riasan wajah cukup tebal lengkap melawan seorang perempuan lain lagi yang berpakaian renang, sementara di antara kedua perempuan itu tampak seorang manager hotel mencoba menengahi. 

Menjadi jelas duduk perkaranya bagi saya bahwa si perempuan modis yang membawa telefon pintar di tangannya ternyata mencoba membuat video blogging (vlog) di tepi kolam renang hotel itu sementara si perempuan yang berpakaian renang tidak menyetujuinya karena tindakan membuat vlog itu dianggap melanggar privasinya.

Tak lama berselang si perempuan modis tampaknya bisa diberi pengertian dan bergerak menjauhi kolam renang dengan diantar seorang karyawan hotel. Si manager hotel masuk ke kafe tempat saya duduk. Tahu kalau saya memperhatikan dari jauh, si manager berkata ke saya sambil tersenyum, 

"biasa Pak, selebgram main ngonten aja, gak lihat-lihat tempat dan gak lihat-lihat privasi orang lain."

Privasi. Sepertinya itu kata kunci yang seringkali gagal dipahami seorang vloger, instagramer, youtuber atau berbagai jenis pembuat konten lainnya.

Di "kasus kolam renang" yang saya saksikan sendiri, keberatan si perempuan yang sedang berada di tepi kolam renang dengan baju renangnya memang bisa dimengerti. Penampilannya dengan baju renang jelas bukan ditujukan untuk dikonsumsi umum atau penonton atau para followers video atau platform media sosial lainnya yang dikelola si perempuan modis. Jelas si perempuan berbaju renang di kolam renang tidak sudi dijadikan figuran dalam video si perempuan vlogger, apalagi secara gratisan.

Tiba-tiba saya jadi teringat juga satu kejadian yang saya saksikan di sebuah rumah makan yang menyajikan hidangan prasmanan.

Di antara para pengunjung rumah makan ternyata ada sepasang vloger yang sambil beranjak ke meja hidangan, tiba-tiba menyalakan kamera dan mulai membuat video. Sambil bergerak berputar-putar keliling ruangan, si pria mulai merekam sementara si perempuan mulai bicara:

"Hai gaes, kita berdua sekarang sedang ada di restoran..."

Belum si cewek selesai dengan kalimatnya, tiba-tiba seorang pria berbadan besar memakai kemeja dan dasi menepuk bahu si pria sambil menegur,

"tolong mas jangan bikin video, hargai privasi saya."

Ditegur demikian, si pasangan vloger nampak kaget, saling berpandangan lalu kembali kembali ke meja makan mereka. Dalam pada itu, si pria penegur yang berbadan tegap berjas, juga kembali ke mejanya di mana duduk seorang perempuan berkostum kantoran yang mirip sekali dengan Park-Joo Mi yang memerankan Pi-Young di drama Kroya Love (ft. Marriage and divorce). (Halah...) 

Lagi-lagi "privasi" nampak menjadi kata kunci yang harus dimengerti para pembuat konten di NKRI. 

Berangkat dari sudut pandang privasi ini, maka seorang pembuat konten harus paham dan sadar bahwa orang lain sepenuhnya punya hak untuk tidak setuju dimasukkan dalam muatan tayangan sosial media-mu, entah itu foto atau video.

Orang tersebut juga punya hak untuk menuntut si pembuat konten untuk menarik unggahannya atau mengeditnya agar yang bersangkutan tidak terlihat dan si pembuat konten tidak punya pilihan selain mentaati hal itu.

Tentu tidak terlalu rumit untuk memahami 4 (empat) politips dan politriks sederhana yang bisa dijadikan pedoman bagi para pembuat konten berikut ini:

Pertama, pilihlah lokasi di mana sebisa mungkin orang lain tidak masuk dalam kontenmu.

Lokasi seperti studio rekaman, hutan, pulau terpencil, rumah sendiri, misalnya, adalah tempat yang terideal untuk membuat konten tanpa melanggar privasi orang lain.

Kedua, jika hal pertama tidak memungkinkan, atau jika lokasi ngonten-mu adalah di tempat umum, maka ambilah gambar dengan tidak mengarah pada wajah-wajah atau badan orang-orang lain.

Membuat konten jelas seringkali harus berada di lokasi umum, seperti tempat-tempat wisata, pasar, jalan raya, dan lain-lain. Usahakan bahwa  kamera diarahkan untuk memuat sesedikit mungkin wajah atau badan orang lain yang tidak dikenal. 

Secara teknis fokus kamerapun sebaiknya diatur sedapat mungkin sehingga yang terlihat jelas hanyalah wajah sang narator atau presenter.  Pengeditan juga bisa dilakukan setelah pengambilan gambar untuk mengaburkan wajah-wajah orang lain yang tidak bisa dihindari untuk terekam.

Ketiga, jika bukan di tempat umum, jangan slonong boy, mintalah ijin pada pemilik lokasi atau orang-orang yang ada dalam lokasi 

Pada kasus kolam renang dan rumah makan, sudah jelas bahwa si pembuat konten tidak minta ijin kepada pemilik kolam renang maupun rumah makan, terlebih kepada para pengunjung lainnya.

Pemahaman seorang pembuat konten bahwa sebuah lokasi bukanlah lokasi umum dan para pengunjung yang datang sudah membayar untuk mendapatkan ketenangan atau kenyamanan adalah hal yang esensial.

Keempat, hindari sedapat mungkin mengambil gambar anak-anak tanpa ijin orang tuanya.

Anak-anak adalah kelompok masyarakat yang patut mendapat perlindungan sebesar mungkin terkait penayangan gambar wajah atau badan mereka di media sosial. 

Menayangkan wajah anak-anak tanpa persetujuan orang tua mereka secara etika merupakan pelanggaran privasi yang serius. Bukan rahasia lagi bahwa penyalahgunaan gambar wajah anak-anak di media sosial oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab merupakan satu bentuk kejahatan yang patut kita waspadai.

Setelah memahami pentingnya privasi orang lain dan melakukan keempat triks dan tips di atas, barulah kita bisa menyalakan kamera, lalu mulai ngonten: 

"Hi Gaes, sekarang gue lagi mau makan di warung kupat tahu nih gaes!"

Warung kupat tahu di Cibubur, 17 Januari 2022 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun