Belum si cewek selesai dengan kalimatnya, tiba-tiba seorang pria berbadan besar memakai kemeja dan dasi menepuk bahu si pria sambil menegur,
"tolong mas jangan bikin video, hargai privasi saya."
Ditegur demikian, si pasangan vloger nampak kaget, saling berpandangan lalu kembali kembali ke meja makan mereka. Dalam pada itu, si pria penegur yang berbadan tegap berjas, juga kembali ke mejanya di mana duduk seorang perempuan berkostum kantoran yang mirip sekali dengan Park-Joo Mi yang memerankan Pi-Young di drama Kroya Love (ft. Marriage and divorce). (Halah...)Â
Lagi-lagi "privasi" nampak menjadi kata kunci yang harus dimengerti para pembuat konten di NKRI.Â
Berangkat dari sudut pandang privasi ini, maka seorang pembuat konten harus paham dan sadar bahwa orang lain sepenuhnya punya hak untuk tidak setuju dimasukkan dalam muatan tayangan sosial media-mu, entah itu foto atau video.
Orang tersebut juga punya hak untuk menuntut si pembuat konten untuk menarik unggahannya atau mengeditnya agar yang bersangkutan tidak terlihat dan si pembuat konten tidak punya pilihan selain mentaati hal itu.
Tentu tidak terlalu rumit untuk memahami 4 (empat) politips dan politriks sederhana yang bisa dijadikan pedoman bagi para pembuat konten berikut ini:
Pertama, pilihlah lokasi di mana sebisa mungkin orang lain tidak masuk dalam kontenmu.
Lokasi seperti studio rekaman, hutan, pulau terpencil, rumah sendiri, misalnya, adalah tempat yang terideal untuk membuat konten tanpa melanggar privasi orang lain.
Kedua, jika hal pertama tidak memungkinkan, atau jika lokasi ngonten-mu adalah di tempat umum, maka ambilah gambar dengan tidak mengarah pada wajah-wajah atau badan orang-orang lain.
Membuat konten jelas seringkali harus berada di lokasi umum, seperti tempat-tempat wisata, pasar, jalan raya, dan lain-lain. Usahakan bahwa  kamera diarahkan untuk memuat sesedikit mungkin wajah atau badan orang lain yang tidak dikenal.Â