Tahun baru, taoen baroe, nieuwjaar ternyata bukan dominasi budaya tertentu. Londho Belanda di Nusantara abad ke-19 itu pun cukup terbata-bata memahami bahwa di luar budaya klasik bangsa barat ada budaya dan semesta timur dengan sistemnya tersendiri.
Keterbata-bataan melihat dan menemui hal baru, seperti "Tahun Baru" pun merupakan hal yang terus terulang.Â
Perjumpaan dengan masyarakat di luar semesta keseharian kita, di luar kepercayaan dan sistem kita, adalah hal yang terjadi lagi dan lagi. Repetitif.
Sekarang tinggal bagaimana kita memaknainya. Tetap dengan keterkejutan, ke-nggumun-an, dan sikap yang reaktif?
Mosok cara berpikir kita di jaman internet of things, metaverse dan pajak karbon ini, kalah maju dibanding para londho abad ke-19?
Selamat tahun baru 2022!
Tulisan seri "Bahasa Kolonial" sebelumnya:
Bahasa Kolonial 20: Nusantara Krisis Berpikir?